Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
0
Suka
1,145
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pada suatu hari di pertengahan tahun 2013.

Tepatnya di sebuah metromini 75 jurusan Pasar Minggu. Seorang bocah perempuan berambut lepek mengamen.

Usianya kira-kira dua belas atau tiga belas tahun.

Jujur saja! Aku yang setia menjadi p...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
Silvarani
Novel
Bitterness
Arsya
Novel
Gold
KKPK Marley Days With Me
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Yes, I have "D.I.D"!
rafa alfurqan
Novel
Gold
The Magic Library
Mizan Publishing
Novel
Gold
Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Mizan Publishing
Novel
Gold
Posesif
Bentang Pustaka
Komik
Kembang Sepasang
Enthung
Komik
Promise
franofran
Flash
She's Broken, Inside
Alfi Zakira
Flash
Bronze
Cemburu yang Aneh
Sulistiyo Suparno
Novel
HALF MOON
Cahya Sinda
Novel
Some Wishes
pandabou
Novel
Gold
KKPK Hidden, Gadis Tersembunyi
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Jangan Lekas Pulih, Ingatan-Ingatan Itu
Achmad Afifuddin
Rekomendasi
Flash
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
Silvarani
Flash
Bronze
Ada yang Menunggu di Garis Finish (Membicarakan Adam 10)
Silvarani
Flash
Bronze
World War Samurai
Silvarani
Flash
Bronze
Juru Kampanye Kesayangan
Silvarani
Flash
Bronze
Girl Talk
Silvarani
Flash
Bronze
Don't Lose Yourself When You're Falling in Love
Silvarani
Cerpen
Bronze
Tamu si Anak Kunti
Silvarani
Flash
Bronze
Isyarat Semesta
Silvarani
Flash
Bronze
Senyum Kala Hujan (Membicarakan Adam 1)
Silvarani
Cerpen
Bronze
Putri Beras Cokelat
Silvarani
Cerpen
Bronze
Duwa Nyawa
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga
Silvarani
Flash
Bronze
Berhenti Ceritakan Mereka Kepadaku dan Jangan Ceritakan Aku Kepada Mereka
Silvarani
Flash
Bronze
Slamet Tujuh Belasan
Silvarani
Flash
Bronze
Yang Pergi Tak Selalu Pindah Hati, Yang Berdiam Diri Tak Selalu Menanti
Silvarani