Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
TERSESAT DI GANG YANG BENAR
28
Suka
3,011
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Dasar anak nakal, masih sekolah sudah berani-beraninya kau merokok, mau jadi preman kau ha?!” bentak seorang bapak pada anaknya yang kedapatan merokok bersama teman-temannya di salah satu gang tak jauh dari sekolah.

Suasana yang semula riuh penuh tawa, candaan saling ledek sesama mereka mendadak sepi. Rokok yang semula berada di salah satu sela jari mereka reflek dibuang. Beberapa anak menundukkan wajahnya, dan yang lain menggerakkan sikut pada teman di sebelahnya seolah saling menyalahkan.

“Pergi kalian! Dasar anak-anak bodoh! Bawa pengaruh buruk saja! Masih pakai seragam sekolah berani-beraninya merokok!” Bentak bapak itu kembali, kali ini tertuju pada teman-teman anaknya yang kemudian memilih bubar dari kerumunan di gang itu.

“Pulang kau, Bang!” ucap si bapak tegas pada anaknya yang menunduk kaku.

Bapak dan anak itu meninggalkan gang sepi berjalan menuju rumah mereka. Di sepanjang perjalanan, si bapak menumpahkan emosinya pada si anak, membuat perhatian pejalan kaki lain tertuju pada mereka.

“Kau, ya Bang! masih pakai seragam SMA sudah merokok! Kelas sebelas pula! Sudah bisa cari uang sendiri kau?! Bikin malu! Kalau guru kau yang lihat bagaimana? Cari penyakit! Mau jadi preman kau? Sudah hebat kau? Banyak kali duit kau beli rokok?!" si bapak berjalan di depan anaknya, anaknya di belakang berjalan menunduk penuh malu.

Wajah anak itu ditekuk dalam-dalam, sesekali ia melihat ke arah punggung bapaknya yang berjalan di depan. Semakin emosi, semakin tinggi nada suara si bapak, dan semakin sering pula si bapak mengisap rokoknya, asap rokok yang keluar dari mulut bapak itu menampar-nampar wajah anaknya yang berjalan di belakang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ah, realita banget nih. 👍🏿 Sesuai ekspektasi dehh. Banyak orang tua yang memang belum siap sebagai orang tua. Bahkan seekor anjing saja akan bunuh diri ketika dihardik di depan anjing lain. Apalagi konteks yang dia lakukan karena meniru majikannya.
Menjadi panutan sebenarnya memang sulit
dalam dan (bagi saya) kontradiksi. 🌟🌟🌟🌟/🌟🌟🌟🌟🌟
Harus dibaca dengan seksama terutama di bagian akhir, baru paham. Good, Kakak. :)
selalu harus mencerna dulu tulisan,judul dan makna dari isinya.....👏👏👏
Rekomendasi dari Drama
Flash
TERSESAT DI GANG YANG BENAR
Ari S. Effendy
Novel
Bronze
PEREMPUAN NAGA
Efi supiyah
Novel
Bronze
KELUAR DARI JAKARTA
ken fauzy
Novel
(B) UTUH
Basmalahku
Novel
Michele : Richest Woman in the World
Razza
Novel
Bronze
Ujung Tombak
Dzakayfat Aizawa
Novel
Bronze
Cinta atau Suka
Azhra PW
Novel
Bronze
My First Love
Ign Joko Dwiatmoko
Novel
Bronze
THE WAY HOME
Mochamad Rozikin
Flash
Garis Keturunan
ryunee samaya
Novel
Singgah
Aulia
Novel
Bronze
Pesona Ayah
Ana Yuliana
Novel
Bronze
Benang yang Terputus
Dwiend
Cerpen
Jatuh
Aneidda
Novel
Langit Fajar Ujung Senja
Susanti
Rekomendasi
Flash
TERSESAT DI GANG YANG BENAR
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Daun di Atas Bantal: Cemburu Ketika Angin Mencocoli Daun
Ari S. Effendy
Cerpen
Bronze
Semoga Hidup Kita Terus Begini-begini Saja
Ari S. Effendy
Cerpen
Bronze
DIRUNDUNG
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Ada Anak Bertanya Pada Ibunya
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Aku Mencintaimu, Seperti Kau Mencintai Istriku
Ari S. Effendy
Skrip Film
Rita dan Kebun Absurd
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Oleh-oleh
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Punggung Kecil dan Nasi Menangis
Ari S. Effendy
Cerpen
Bronze
Pekanbaru Sebelum 33°C
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Nikmati Saja Hidup, Jangan Dilawan
Ari S. Effendy