Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Di Sebuah Hutan
19
Suka
13,144
Dibaca

Sssttt … ssstt … ssstt ….

Hitam pekat sepanjang mata memandang. Dinginnya malam saat itu menusuk dalam lapisan epidermis kulit. Indra pendengar didominasi oleh suara-suara tak kasat mata.

Suara itu kembali terdengar. Desisan ular yang sedang mencari mangsanya. Hening sejenak. Lantas, gerakannya kembali, namun dengan suara yang berbeda. Hewan reptil itu menerobos semak-semak di hutan belantara, dengan kecepatan penuh bah kereta api yang berjalan di atas rel—lurus ke depan siap menyergap satu titik.

“TIDAK …,” teriakan seorang anak kecil, berusia sekitar 5 tahun, memecah keheningan. “Ayah!” paggilnya pada sosok pahlawan dalam hidupnya.

“Diam, nak …. Jika kamu bergerak dia akan memangsa kita,” ucap sang Ayah.

“Ayah, aku takut!”

Hewan bertubuh lentur dan panjang itu terdiam. Kepalanya mendongak, lidahnya menjulur.

Sssttt … sssttt … ssstt ….

“Diam … Nak! Jangan bergerak!” bisik sang Ayah.

Sang anak mengangguk, bersendekap, dan duduk di bawah gelapnya malam.

Anehnya, kepala ular itu tak terlihat lagi. Yang terlihat hanya ekornya yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

“Seekor katak raksasa telah melahap ular itu,” ucap sang Ayah.

Pada detik itu pula, terlihat cahaya putih menerangi malam.

Sang anak melihat Ayahnya dengan kepala miring ke kanan serta pandangan mata yang kosong. “Ayah … tak ada katak yang memakan ular, ularlah pemangsa katak.”

“Siapa bilang? Ada kok, tadi itu, katak makan ular.”

“Bu guru bilang, ular adalah hewan pemangsa hewan lain, seperti katak dan tikus.”

“Tapi … ini katak raksasa. Dia bisa menelan ular,” sanggah sang Ayah.

Sang anak memicingkan mata.

“Lampunya sudah hidup, matikan lilinnya!” titah sang Ayah.

“Siap!” Sang anak berdiri, tangannya digerak-gerakkan membentuk beberapa jenis hewan—burung, ular, katak, kelinci dan kijang. Ia mengangkat kedua tangannya setinggi dada dan mengamati bentuk hewan yang ia ciptakan di dinding rumahnya. “Ssstt …. Koak-koak.” Ia naik ke atas kursi, menunduk, lalu meniup lilin yang berada di atas meja. “Memangnya ada katak raksasa?” tanya sang anak yang sudah duduk di atas kursi.

“Itu hanya cerita Ayah, tentu saja Ibu Gurumu yang lebih benar,” sahut sang Ayah sembari mencubit pipi sang anak.

“Hemm …. Ayah … gak lucu,” ucap sang anak mengulurkan tangan—meminta digendong.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (14)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Novel
UNSOLVED CASE
Gemini QT
Flash
JIKA JIWAMU DALAM RAGAKU
M Fadly Hasibuan
Novel
Di Balik Kekuasaan, Dalam Pelukan Rahasia
Rini Jumarni
Novel
Bronze
Wentira "Another Story of the Invisible City"
Etzar Diasz
Cerpen
Bronze
KAMAR KOS NOMOR 7
Mxxn
Cerpen
Bronze
Hujan Merah Di Bukit Sadu
Drs. Eriyadi Budiman (sesuai KTP)
Cerpen
Buku yang Hilang
zain zuha
Novel
My Paranormal Agency
Patricius Emmanuel Jafes Lita
Novel
TIRAKAT
Mohamad Johan
Flash
Si Pembawa Pesan
Ayu Anggun
Novel
TINTA HITAM
Rizki Mubarok
Cerpen
Bronze
Karina di Lorong Gelap
Ayesha Razeeta
Novel
Mereka adalah Aku
Sunarti
Novel
Jejak dan Cinta
Muntashary Zain
Rekomendasi
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.