Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Di Sebuah Hutan
18
Suka
11,059
Dibaca

Sssttt … ssstt … ssstt ….

Hitam pekat sepanjang mata memandang. Dinginnya malam saat itu menusuk dalam lapisan epidermis kulit. Indra pendengar didominasi oleh suara-suara tak kasat mata.

Suara itu kembali terdengar. Desisan ular yang sedang mencari mangsanya. Hening sejenak. Lantas, gerakannya kembali, namun dengan suara yang berbeda. Hewan reptil itu menerobos semak-semak di hutan belantara, dengan kecepatan penuh bah kereta api yang berjalan di atas rel—lurus ke depan siap menyergap satu titik.

“TIDAK …,” teriakan seorang anak kecil, berusia sekitar 5 tahun, memecah keheningan. “Ayah!” paggilnya pada sosok pahlawan dalam hidupnya.

“Diam, nak …. Jika kamu bergerak dia akan memangsa kita,” ucap sang Ayah.

“Ayah, aku takut!”

Hewan bertubuh lentur dan panjang itu terdiam. Kepalanya mendongak, lidahnya menjulur.

Sssttt … sssttt … ssstt ….

“Diam … Nak! Jangan bergerak!” bisik sang Ayah.

Sang anak mengangguk, bersendekap, dan duduk di bawah gelapnya malam.

Anehnya, kepala ular itu tak terlihat lagi. Yang terlihat hanya ekornya yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

“Seekor katak raksasa telah melahap ular itu,” ucap sang Ayah.

Pada detik itu pula, terlihat cahaya putih menerangi malam.

Sang anak melihat Ayahnya dengan kepala miring ke kanan serta pandangan mata yang kosong. “Ayah … tak ada katak yang memakan ular, ularlah pemangsa katak.”

“Siapa bilang? Ada kok, tadi itu, katak makan ular.”

“Bu guru bilang, ular adalah hewan pemangsa hewan lain, seperti katak dan tikus.”

“Tapi … ini katak raksasa. Dia bisa menelan ular,” sanggah sang Ayah.

Sang anak memicingkan mata.

“Lampunya sudah hidup, matikan lilinnya!” titah sang Ayah.

“Siap!” Sang anak berdiri, tangannya digerak-gerakkan membentuk beberapa jenis hewan—burung, ular, katak, kelinci dan kijang. Ia mengangkat kedua tangannya setinggi dada dan mengamati bentuk hewan yang ia ciptakan di dinding rumahnya. “Ssstt …. Koak-koak.” Ia naik ke atas kursi, menunduk, lalu meniup lilin yang berada di atas meja. “Memangnya ada katak raksasa?” tanya sang anak yang sudah duduk di atas kursi.

“Itu hanya cerita Ayah, tentu saja Ibu Gurumu yang lebih benar,” sahut sang Ayah sembari mencubit pipi sang anak.

“Hemm …. Ayah … gak lucu,” ucap sang anak mengulurkan tangan—meminta digendong.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (14)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Novel
Bronze
Hero or Zero
Aylanna N. Arcelia
Cerpen
Bronze
Kematian Terakhir
Omius
Cerpen
Bronze
Jejak yang Hilang di Lorong 4
Muhamad Irfan
Flash
Dia Seharusnya Mau Melihatku
Rimadian
Flash
TERDAKWA
Yutanis
Flash
ROH
DENI WIJAYA
Cerpen
Bronze
Gunung Dempo Gerbang Para Maya
Desynata Purnamasari
Cerpen
Suara Gemerincing Kereta Kencana Misterius Melaju Membelah Malam
Ryan Esa
Cerpen
Bronze
Jejak Kebaikan yang Tak Berujung
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Laboratorium Transmisi Mental
Shinta Larasati Hardjono
Cerpen
Bronze
Hujan Merah Di Bukit Sadu
Drs. Eriyadi Budiman (sesuai KTP)
Flash
2021
KH_Marpa
Cerpen
Di Balik Tirai Abu-Abu
Talitha Salsabila Putri
Cerpen
Bronze
Mereka Ingin Menyakitiku
Christian Shonda Benyamin
Rekomendasi
Flash
Di Sebuah Hutan
Sena N. A.
Flash
Brownies (O)Rasa Bayar
Sena N. A.
Flash
Bangku Ujian
Sena N. A.
Flash
Kapan Aku Bangun?
Sena N. A.
Flash
Mengejar Pesawat Pembawa Uang
Sena N. A.
Flash
Yang Tak Nyata
Sena N. A.
Flash
Suapan Terakhir
Sena N. A.
Flash
Salah Sambung
Sena N. A.
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Flash
Mimpi Kita
Sena N. A.
Flash
Jangan Makan Pisang Itu! Pamali!
Sena N. A.
Novel
Bronze
Gerbang Ke Empat
Sena N. A.
Flash
Lelaki dengan Sepatu Jebolnya
Sena N. A.
Novel
Bronze
Dawuh
Sena N. A.