Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Kamu Pilih Siapa?
1
Suka
1,226
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Kamu pilih siapa?"

Pertanyaan itu jadi sering kuterima sejak aku memiliki KTP. Mereka bilang aku beruntung karena berulang tahun ke-17 saat masa pemilu. Namun, aku merasa ini adalah sebuah kesialan.

Selama ini aku membayangkan sweet seventeen seperti di film-film romansa remaja yang penuh cinta, impian, dan kebebasan. Namun, ternyata yang kuterima justru sebaliknya.

Orang-orang membenciku karena berbeda pilihan, mereka bilang impianku terlalu tinggi, dan aku dituntut mematuhi banyak aturan yang terasa mengekang.

Saat aku meniup api lilin di kue ulang tahunku itu, ternyata warna hidupku juga ikut padam.

Kini semua orang memandangku sebagai orang dewasa. Mereka tidak lagi menyampaikan sesuatu dengan manis. Aku juga tidak lagi dapat potongan harga remaja. Bahkan orang tuaku tidak lagi menyembunyikan pertengkaran mereka.

Aku tahu bahwa selama ini ayah dan ibu seringkali bertengkar karena perbedaan pilihan dalam banyak hal, tetapi kali ini berbeda.

Entah karena aku yang sekarang dianggap sudah dewasa atau pilihan presiden ini begitu penting bagi mereka melebihi diriku. Intinya, mereka memutuskan untuk berpisah.

Aku tidak menyangka hal ini benar-benar terjadi karena selama ini mereka selalu bisa berakhir damai. Aku sering mendengar bahwa mereka memilih tetap bersama demi aku. Namun, mereka bilang kini aku sudah tidak bisa menjadi alasan untuk mereka tetap bersama.

Aku sudah dewasa.

Kalau Aku tahu bahwa menjadi dewasa berarti bisa menanggung beratnya melihat orang tua berpisah, maka aku tidak akan mau meniup api lilin angka 17 itu.

Aku menyesal sebelum meniup api lilin itu, aku berharap akan bisa hidup bebas dari kekangan orang tuaku yang kurasa terlalu posesif. Aku tidak menyangka harapanku akan terkabul dalam wujud seperti ini.

Aku terduduk merenung menatap ke layar TV yang menampilkan debat capres. Sementara di belakangku terdengar suara debat Ayah dan Ibu tentang siapa yang akan mengurus diriku nanti setelah mereka bercerai.

Saat jeda iklan di TV, Ayah dan Ibu datang menghampiriku dan mengatakan bahwa mereka sepakat untuk menyerahkan kepadaku untuk memilih tinggal bersama siapa.

Terdengar TV menampilkan iklan layanan masyarakat agar rakyat bijak memilih. Ayah dan Ibu menatapku dan menutup perbincangan terakhir kami sebagai keluarga utuh dengan pertanyaan itu.

"Kamu pilih siapa?"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : terima kasih, ya begitu lah hidup. Saat anak-anak ingin jadi orang dewasa, tapi saat dewasa ingin kembali jadi anak-anak hehe
dalam banget. relate. jadi orang dewasa memang berat. 😭
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Komik
Bronze
The Fake Family
Agam Nasrulloh
Komik
Tomodachi
Author Tomodachi
Flash
What A Thrilling Night!
hyu
Komik
DY! Mr. Sleepyhead
Cindy Saraswati
Flash
Bronze
Kiri, Bang!
Reyan Bewinda
Cerpen
Culture Shock! (Karna beda tetangga, beda pula aturan mainnya)
Estria Solihatun N
Cerpen
Di Luar (Nalar) Angkasa
Bella Fazrine Darmawan
Flash
Bronze
U P I L
John Baba
Flash
Dipaksa KAWIN!
Lebah Bergantung
Flash
Bronze
Airmata Derita
Egi David Perdana
Komik
Lovaiii
Ai Nur Asiah
Komik
Pabo Comic
moris avisena
Komik
Ubi Depresi
nanda putri diasshifatul karimah
Flash
CERITA AMPAS
Tirani K. C.
Rekomendasi
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Kiri, Bang!
Reyan Bewinda
Flash
Selamat Tahun Baru!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Nanti Kami Akan Kabarin Lagi
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Kapan Nikah?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Terserah
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Siap, Noted, Pak!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Melek Dong!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Dirapihin
Reyan Bewinda
Flash
Rasanya Beda
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Bisa Kurang?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Masih Banyak Ikan di Laut
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Makan Di sini Apa Dibungkus?
Reyan Bewinda
Novel
Bronze
Swasembada Angan
Reyan Bewinda
Flash
Jangan Dihabisin
Reyan Bewinda