Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Kamu Pilih Siapa?
1
Suka
1,224
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Kamu pilih siapa?"

Pertanyaan itu jadi sering kuterima sejak aku memiliki KTP. Mereka bilang aku beruntung karena berulang tahun ke-17 saat masa pemilu. Namun, aku merasa ini adalah sebuah kesialan.

Selama ini aku membayangkan sweet seventeen seperti di film-film romansa remaja yang penuh cinta, impian, dan kebebasan. Namun, ternyata yang kuterima justru sebaliknya.

Orang-orang membenciku karena berbeda pilihan, mereka bilang impianku terlalu tinggi, dan aku dituntut mematuhi banyak aturan yang terasa mengekang.

Saat aku meniup api lilin di kue ulang tahunku itu, ternyata warna hidupku juga ikut padam.

Kini semua orang memandangku sebagai orang dewasa. Mereka tidak lagi menyampaikan sesuatu dengan manis. Aku juga tidak lagi dapat potongan harga remaja. Bahkan orang tuaku tidak lagi menyembunyikan pertengkaran mereka.

Aku tahu bahwa selama ini ayah dan ibu seringkali bertengkar karena perbedaan pilihan dalam banyak hal, tetapi kali ini berbeda.

Entah karena aku yang sekarang dianggap sudah dewasa atau pilihan presiden ini begitu penting bagi mereka melebihi diriku. Intinya, mereka memutuskan untuk berpisah.

Aku tidak menyangka hal ini benar-benar terjadi karena selama ini mereka selalu bisa berakhir damai. Aku sering mendengar bahwa mereka memilih tetap bersama demi aku. Namun, mereka bilang kini aku sudah tidak bisa menjadi alasan untuk mereka tetap bersama.

Aku sudah dewasa.

Kalau Aku tahu bahwa menjadi dewasa berarti bisa menanggung beratnya melihat orang tua berpisah, maka aku tidak akan mau meniup api lilin angka 17 itu.

Aku menyesal sebelum meniup api lilin itu, aku berharap akan bisa hidup bebas dari kekangan orang tuaku yang kurasa terlalu posesif. Aku tidak menyangka harapanku akan terkabul dalam wujud seperti ini.

Aku terduduk merenung menatap ke layar TV yang menampilkan debat capres. Sementara di belakangku terdengar suara debat Ayah dan Ibu tentang siapa yang akan mengurus diriku nanti setelah mereka bercerai.

Saat jeda iklan di TV, Ayah dan Ibu datang menghampiriku dan mengatakan bahwa mereka sepakat untuk menyerahkan kepadaku untuk memilih tinggal bersama siapa.

Terdengar TV menampilkan iklan layanan masyarakat agar rakyat bijak memilih. Ayah dan Ibu menatapku dan menutup perbincangan terakhir kami sebagai keluarga utuh dengan pertanyaan itu.

"Kamu pilih siapa?"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : terima kasih, ya begitu lah hidup. Saat anak-anak ingin jadi orang dewasa, tapi saat dewasa ingin kembali jadi anak-anak hehe
dalam banget. relate. jadi orang dewasa memang berat. 😭
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Komik
Gold
Benyamin Biang Kerok
Kwikku Creator
Cerpen
Tujuh Belasan di Desa Dukun
Rafael Yanuar
Flash
Bronze
Nikmati Saja Hidup, Jangan Dilawan
Ari S. Effendy
Flash
Bronze
Tak Bisa Memilih
Egi David Perdana
Flash
Sebelum Dipanggil
hyu
Flash
Dunia Fantasi
Viantblue
Flash
CERITA AMPAS
Tirani K. C.
Komik
Sebutir Manusia
Sukriyadi
Flash
Bronze
Mas Gaje
Lirin Kartini
Flash
Suara Misterius
Saifan Rahmatullah
Komik
Duta Keadilan Nasib
Nafi'ardhani Firmansyah
Cerpen
Di Luar (Nalar) Angkasa
Bella Fazrine Darmawan
Cerpen
PETAKA DI RUMAH KARDUS
Aulia Z
Flash
Bronze
Salome
Sunarti
Rekomendasi
Flash
Kamu Pilih Siapa?
Reyan Bewinda
Flash
Rasanya Beda
Reyan Bewinda
Novel
Bronze
Swasembada Angan
Reyan Bewinda
Flash
Jangan Dihabisin
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Nanti Kami Akan Kabarin Lagi
Reyan Bewinda
Flash
Izin ke Toilet
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Masih Banyak Ikan di Laut
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Makan Di sini Apa Dibungkus?
Reyan Bewinda
Cerpen
Bronze
Pertarungan Terakhir
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Dirapihin
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Bisa Kurang?
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Siap, Noted, Pak!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Kiri, Bang!
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Terserah
Reyan Bewinda
Flash
Bronze
Melek Dong!
Reyan Bewinda