Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Runway Lights
0
Suka
1,228
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku berjalan merentangkan tangan, menyusuri pendar-pendar lampu putih yang berderet rapi di tengah aspal gelap. Setiap pendar kuhitung satu per satu--sepuluh, sebelas, dua belas. Berjarak 30 meter di kanan-kiriku, berderet lampu kuning berkilauan mengawal langkahku. Di ujung sana, barisan lampu merah melintang, menandakan akhir landasan.

Pernah aku bertanya, "Kenapa runway lights begitu spesial buatmu?"

"Karena romantis," kelakarmu. Halah, semua hal tentang penerbangan selalu kau sebut romantis.

"Serius dong."

"Aku serius. Lampu-lampu ini yang membimbingku pulang ke daratan. Ingat, a safe flight..."

"…Begins and ends on the ground," potongku. Kutipan favoritmu yang selalu kau ulang berulang kali di telingaku.

"Pesawat itu alat transportasi paling canggih. Dia bisa membawa kita terbang ke tempat terjauh di bumi," ujarmu penuh kagum.

"Tapi ketika mendarat, kita bergantung pada lampu-lampu ini yang hanya diam di landasan," tambahmu.

"Kamu harus lihat betapa cantiknya runway lights yang kulihat dari kokpit ketika mendarat," kau menatapku lekat. Binar matamu tidak pernah padam ketika kau bercerita tentang penerbanganmu. Setiap kali itu, aku jatuh cinta.

Tiga belas, empat belas, aku masih menghitung pendar lampu putih di landasan. Terdengar auman mesin dari ujung langit senja. Bayang burung besar menyelami langit dengan gagahnya. Awan-awan gelap seakan menyingkir, memberi jalan pada sang penguasa. Lihat, kau dan pesawatmu kembali!

Penumpang sudah duduk dengan sabuk pengaman terkencang. Tirai-tirai jendela sudah terbuka sepuluh menit yang lalu. Kru pesawat sudah siap di tempatnya masing-masing. Tanganmu dengan mantap memindahkan pegangan flap dan pesawat menukik ke bawah. Beberapa penumpang membelalakkan mata, kaget dengan orientasi pesawat yang mendadak berubah. Sebagian lain memejamkan mata sambil berkomat-kamit, mengharap pendaratan yang sempurna.

Namun, kau tetap yakin dan selalu tenang. Sudah ratusan penerbangan kau lalui, terlatih dengan setiap prosedur. Kau menarik tuas dengan mantap, roda-roda pendaratan memanjang, pesawat siap menyentuh bumi. Lalu tiba-tiba, terlihat lampu-lampu terang berderet seperti pita yang siap menarikmu turun ke landasan. Suara komat-kamit penumpang semakin keras saat roda terhentak menyentuh padatnya aspal. Akhirnya ketika pesawat berjalan lambat di landasan, hembusan napas lega dan bisikan puji syukur terdengar dari kabin.

Aku berlari menyusuri landasan, mencoba mendahului hidung pesawat. Aku tak sabar ingin bertemu dan memelukmu!

Segera setelah pesawat berhenti, wajahmu terlihat di balik jendela kokpit. Aku melambaikan tangan, "Hei!" Pandangan kita bertemu, senyummu merekah.

"Hei, aku sudah pulang lagi. Aku rindu," bisikmu.

"Aku lebih rindu darimu! Selamat atas pendaratan yang sempurna!" teriakku.

Aku tahu kau tidak bisa mendengar atau melihatku lagi. Tapi tak apa, aku akan terus menunggu di sini bersama pendar-pendar lampu yang indah ini. Kami akan selalu membimbingmu pulang ke bumi dengan selamat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
cover nya sih yang bikin aku salfok, ceritanya juga menarik 👍👍
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
Jejak Cinta 20 Tahun Berlalu
Mizan Publishing
Flash
Runway Lights
Cheri Nanas
Novel
Gold
Athlas
Mizan Publishing
Novel
Aurat
Delly Purnama Sari
Novel
Gold
Pal in Love
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Just Friend
Ghina nauvalia
Novel
Bronze
Kanvas
Viola Elysia
Novel
Secerah Purnama Awal Desember
Khairatul Annisa
Novel
Bronze
Neng Zulfa: Menikah dengan Gus Dingin
Puput Pelangi
Cerpen
Bronze
Cinta Dua Cinta
Desy Sadiyah Amini
Cerpen
Bronze
Panggung Kertas
Ragil Romly
Novel
Mawar Hitam Asyifani-
Ikhsan Ardiansyah
Novel
Bronze
Takdir Cinta di Bawah Langit Kelabu '98'
Azizah
Flash
Izinkan Aku Untuk Menjamah Hatimu
pelantunkata
Cerpen
Yang Mengutuk Diri Kita
Fazil Abdullah
Rekomendasi
Flash
Runway Lights
Cheri Nanas
Flash
Rahasia Kucing
Cheri Nanas
Flash
Ketika Gerimis Bermula
Cheri Nanas
Flash
Potret
Cheri Nanas
Flash
Hujan Pertama
Cheri Nanas
Flash
Anonim di Argo Parahyangan
Cheri Nanas
Flash
Percakapan di Atas Gedung
Cheri Nanas
Flash
Awan
Cheri Nanas
Flash
Ruang Tersembunyi dalam Hati
Cheri Nanas
Flash
Arti Hujan
Cheri Nanas
Flash
Tangent
Cheri Nanas
Flash
Jantungku Berdebar
Cheri Nanas