Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Mata Tiana terpaku pada sebuah angka di kalender, 1 April - April MOP. Terlintas wajah Priany dan sebuah ide timbul di pikirannya.
---
Priany menatap Tiana dengan ekspresi curiga, kali ini dia akan dikerjain apalagi?
"Kamu kan suka dengan kisah-kisah misteri, kisah mistis. Ada satu kisah yang aku dengar dari nenekku, sumber sangat terpercaya." Priany menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Pasti mau mempermainkan aku lagi? iya kan?" Tiana menarik nafas berkali-kali.
"Kamu kan tahu, nenekku sering ritual. Kamu pernah lihat sendiri kan?" Tiana berusaha menahan tawanya. Dia ingat waktu itu, neneknya sedang membereskan peralatan theater kakak Tiana, yang diletakkan sembarangan. Saat mereka pulang ke rumah dan melihat nenek Tiana sedang merapikan barang-barang kakaknya, dibuatlah cerita kalau neneknya sedang mengadakan ritual. Priany mengangguk.
"Di belakang rumahku ada sebuah pintu yang menghubungkan dunia kita dengan dunia yang bukan milik kita. Kalau kamu bisa masuk melalui pintu itu dan bertemu dengan Ratu Sumani, kamu bisa minta apa saja. Bagaimana dengan lulus universitas negri?” Mata Priany tampak berbinar.
“Apa bisa?” Tiana mengangguk mantap dengan wajah seriusnya.
“Tapi kamu harus yakin dan tidak takut. Kalau takut, kamu bisa hilang di dunia itu.” Priany tampak terkejut, tapi tidak beberapa lama dia terlihat memberanikan diri.
“Aku coba ya. Kalau aku berhasil, aku bisa membantu meringankan beban orangtuaku.” Tiana agak tidak enak mendengar perkataan Priany, tapi dia menghibur dirinya. Setelah prank ini, dia akan mentraktir Priany makan sepuasnya. Mereka berjalan ke belakang rumah Tiana dan membuka pintu gudang.
“Kamu masuk dan tunggu 2 menit, sambil mengucapkan kata-kata ini.” Priany menerima selembar kertas dari Tiana dan membacanya dengan serius.
“Tidak terlalu sulit..” Priany menatap Tiana sambil tersenyum lebar. Sebenarnya Tiana merasa mulai tidak enak hati, tapi dia rasa prank ini juga tidak keterlaluan. Pelan-pelan Priany membuka pintu gudang dan melangkahkan kakinya, masuk ke dalam gudang.
Ditutupnya pintu gudang perlahan dari luar. Tiana mendengar barisan kalimat yang baru dia buat sejam yang lalu, dibaca dengan suara lembut. 5 menit sudah berlalu dan tidak ada suara jeritan kemarahan atau suara apapun. Tiana masih menunggu dengan senyumannya, menunggu wajah jengkel Priany. 10 menit berlalu, Tiana membuka pintu gudang dengan perlahan, wajahnya langsung pucat melihat GUDANG KOSONG, tidak ada sosok Priany di sana.
"Priany ! Priany ! kamu sembunyi dimana? ini cuma prank kok, aku cuma bercanda. Aku traktir kamu makan sepuasnya deh, jangan marah ya.." Tiba-tiba Tiana melihat satu sosok terjatuh di sudut gudang. Setengah berlari, Tiana mendekati sosok itu, lalu berjongkok di depannya.
"Priany, kamu tidak apa-apa?" Sosok itu mengangkat kepalanya dan tampaklah sosok nenek-nenek tersenyum ke arahnya.
"Terima kasih anak muda, sudah mengirimkan seseorang untuk menggantikan diriku. Aku sudah terlepas dari kutukanku.." Tiana menjerit dan bergerak menjauhi nenek itu.
"Anak muda, aku memerlukanmu untuk menggantikan suamiku di sana. Ayo..mari sini."