Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Bronze
Pengantin Baru
1
Suka
1,297
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bulan madu yang kami nanti-nantikan, akhirnya tersaji di hadapan kami.

Di bawah cahaya lampu kuning temaram, semilir angin malam bertamu seolah menggoda kulit. Sungguh membuatku semakin erat memeluk diriku sendiri karena kedinginan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@darmalooooo : Terima kasih banyak 🤗🙏🏻🩷
Menarik
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
MEMBUNUH CUPID
Falcon Publishing
Flash
Bronze
Pengantin Baru
Silvarani
Novel
Gold
Flaga
Noura Publishing
Novel
Ruang Memori
Ejas Intan
Novel
Bronze
AYUNDA
Permadi Adi Bakhtiar
Flash
Mawar Dark Crimson
Ayu Anggun
Novel
Requiem Musim Gugur
Y Agusta Akhir
Novel
Jejak Rasa
Yaraa
Novel
Gold
TABLE FOR TWO
Bentang Pustaka
Flash
Lihat Dengar , Rasakan ( Sepucuk Kisah Untuk Bunda )
Alwinn
Novel
Gold
Never be Us
Bentang Pustaka
Novel
Gold
The Vanilla Heart
Bentang Pustaka
Novel
Sabina's Dream
Jennifer Halim
Novel
Lokasi Yang Tidak Diketahui
Moon
Novel
Manusia dan Semestanya
Apriyogi
Rekomendasi
Flash
Bronze
Pengantin Baru
Silvarani
Cerpen
Bronze
Cerpen Spesial Jumat: Yasin untuk Sang Mantan
Silvarani
Flash
Bronze
Tiga Lampu Rambu Lalu Lintas
Silvarani
Flash
Bronze
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani
Cerpen
Bronze
Gaun Hitam Pengantin
Silvarani
Flash
Bronze
Telapak Tangan Ayah (Membicarakan Adam 16)
Silvarani
Flash
Bronze
Lelaki di Seberang Istiqlal (Membicarakan Adam 14)
Silvarani
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Flash
Bronze
Sahabat Lawan Jenismu
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga Logam
Silvarani
Flash
Bronze
Suami Seorang Novelis
Silvarani
Flash
Bronze
Politik Berkesenian
Silvarani
Flash
Bronze
Sebelum Senar Putus (Membicarakan Adam Series Part 11)
Silvarani
Flash
Bronze
Yang Pergi Tak Selalu Pindah Hati, Yang Berdiam Diri Tak Selalu Menanti
Silvarani