Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Bram, tolong belikan papa kue pukis dong ... yang isinya selai nanas, cokelat, stroberi dan keju. Terus,di atasnya cokelat tabur sedikit saja."
"Kenapa tiba-tiba mau makan kue pukis pa? sudah bosan dengan makanan restoran sendiri ya? hehe ... canda Bram ke papa nya."
"Oh tentu saja tidak, makanan khas Padang adalah makanan Favorit papa sampai mati. Hmmm ... Papa kepingin kue pukis dari kemarin Bram. Bayangkan! aroma nya saja sudah bikin ngiler, apalagi di makan pas lagi hangat, dikunyah empuk dan ada rasa-rasanya juga. Duh Bram, buruan deh beli!"
"Ok bos, laksanakan" jawab Bram.
Baru saja Bram keluar dari restoran menuju jalan raya, skuter matik yang di kendarai nya sudah di selip sebuah mobil besar yang ngebut bersuara nyaring dan kasar. Bram pun membiarkan mobil itu berlalu begitu saja.
Di lampu lalu lintas berwarna merah, Bram berhenti dan melihat mobil yang menyelip tadi berada di depan motornya.
"Sudah ngebut-ngebut, pas di lampu merah ketemu juga. Hehehe ..." Ucap Bram dalam hati.
Lampu berubah menjadi warna hijau, mobil itu membunyikan klakson seperti suara terompet yang nyaring. Posisi Bram berdekatan dengan mobil itu menjadi kaget.
"Buset dah.. kaget gue ... kaget ..." Bram sambil tepuk-tepuk dadanya lalu kembali melanjutkan perjalanan di mana mobil itu sudah mendahuluinya.
Kembali berhenti di lampu merah kedua dan Bram berpapasan lagi dengan mobil itu.
"Kenapa mobil ini sama gue lagi ? jalanan padat merayap begini susah buat ngebut-ngebut, yang ada rem-rem terus.. pencet klakson terus.." ketika Bram sedang menggerutu,lampu berubah berwarna hijau dan mobil itu kembali membunyikan klakson terompet nya.
"teeeettttt ... tet ... tetttttt .... tet ... tet .... tet ... treeeeeeeettttt" mobil itu jalan dan belok ke kanan dengan ngebut.
"Ya Tuhan ... tolong ... bisa kena serangan jantung gue kalau begini." Bram kembali terkejut dan pasrah dengan apa yang dialaminya.
Namun Bram menjadi lega, karena mobil itu belok ke arah kanan. Sedangkan ia, lurus. Berharap tidak akan bertemu dengan mobil itu lagi.
Bram tiba di kedai kue pukis dan langsung memesan untuk dibawa pulang sesuai permintaan sang papa. Setelah itu duduk dan sambil menunggu, ia mengeluarkan ponsel nya.
Konsentrasi Bram buyar ketika mendengar suara mobil yang tak asing. Ternyata, itu adalah mobil yang mengganggunya sedari awal pergi ke kedai pukis. Perhatian pun berubah ke arah sana.
Pengemudi nya seorang pria kira-kira berusia 30-40 tahunan, ia turun lalu membuka pintu di sebelah nya. Memegang tangan seorang wanita tua dan menuntun nya, berjalan hingga duduk di salah satu kursi dan meja yang kosong di kedai pukis. Pria itu memesan beberapa kue pukis yang sudah tersedia, ditaruh ke sebuah piring kecil. Ia juga memesan dua gelas minuman ringan. Si wanita tua menunggu, sambil tersenyum tipis memperhatikan pria itu.
Pria itu membawa piring berisi kue pukis. Si wanita tua, tersenyum memperlihatkan gigi-gigi palsu nya. Pria itu mengambil satu pukis dan menyuap kan ke mulut si wanita tua, ia mengunyah sambil mengangguk-angguk kan kepala. Lalu tersenyum lagi.
Kini, Bram pun paham dan ingin segera memberikan kue pukis itu kepada papa nya.