Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sejak wilayah atas, hutan di atas gunung itu dikuasai oleh demon, para penduduknya, si manusia serigala sering kali turun ke wilayah manusia. Mereka memakai pakaian yang sama dengan para manusia, sehingga dengan mudah berbaur. Manusia serigala itu memang tidak berbahaya bagi manusia, namun tetap saja kami harus waspada.
Yang kusebut ‘kami’ adalah si pemburu demon. Ya, aku adalah salah satu pemburu demon. Akhir-akhir ini tugas pemburu demon cukup banyak. Semua hal tentang keselamatan manusia di wilayah ini adalah tanggung jawab kami.
Satu manusia serigala dengan paras tampan dan tinggi besar menatapku cukup intens. Ini bukan pertama kali. Ia selalu menatapku seperti itu saat kami berpapasan. Aku membalas tatapan itu dengan berani, sekaligus memperingatkan agar dia tak bertindak di luar batas. Aku tidak suka pasar malam yang selalu meriah ini, harus kacau karena ulahnya.
“Hai!” Luvi temanku melambai. Ia datang lebih awal.
“Jadi apa aku bisa langsung pulang sekarang?” tanyaku padanya.
Dia hanya menjawab dengan kibasan tangannya. Aku bertukar shift lebih cepat.
Setelah keluar dari keramaian, aku mulai berjalan secepat angin. Itu adalah kekuatan dasar para pemburu demon. Aku mulai meninggalkan wilayah manusia dan memasuki hutan. Rumah para pemburu demon ada di bukit-bukit yang mengelilingi lembah tempat manusia tinggal. Kami mengawasi manusia dari atas sana.
Aku sudah sadar ada yang mengikutiku, namun aku membiarkannya. Ketika sampai di hutan aku baru menegurnya.
“Apa kau ada urusan denganku?”
Dia keluar dari persembunyiannya. Si manusia serigala itu “Namaku Ming.”
Dia berjalan mendekat. Menatapku intens. Reflek aku mundur selangkah. Tapi dengan cepat tangannya merengkuh pinggangku. Menarikku mendekat, dan ia menciumku. Ia sedikit menggigit bibir bawahku, menyesapnya dengan agresif. Dan entah kenapa, aku terbuai.
“Tidak di sini.” Rintihku.
Kemudian kami berlari dengan sangat cepat, melewati hutan, naik ke bukit, dan masuk ke rumahku.
Ming merobek bajuku, kemudian bajunya. Ia mencumbuku dengan begitu agresif. Menelusuri leherku, tubuhku, dengan bibirnya. Aku mencengkeram rambutnya yang pendek saat bibirnya sampai di sana. Aku mengerang.
“Kau akan terikat denganku selamanya jika melanjutkan ini.” Kataku di sela desahan.
“Aku tahu.” Suaranya terengah.
Dan setelah sampai pada puncaknya. Setelah kami mengerang bersamaan dan cairan itu masuk ke dalam tubuhku. Ming mencekikku. Cukup kuat.
Aku tercekat. Tanganku berusaha menahan tangannya. Kutatap matanya yang menatapku. Apa yang terjadi?
“Kau membunuh ibuku.” Desisnya.
Lalu kelebatan bayangan dalam memoriku menampilkan seorang wanita yang tubuhnya telah dikuasai oleh demon. Aku merobek perut wanita itu, melenyapkan demon yang menguasainya. Tentu juga aku membunuh wanita itu. Tidak ada cara lain untuk melenyapkan demon yang bersarang pada tubuh makhluk lain, selain membunuh tubuh inangnya.
“Jadi wanita itu adalah ibumu?” aku bertanya dengan susah payah. “Aku tidak punya pilihan.”
Aku menggunakan seluruh kekuatanku untuk melawan Ming. Ia terguling. Kini aku yang ada di atas tubuhnya. Aku balik mencekiknya. Dia mencoba melawanku. Namun aku lebih kuat. Manusia serigala tentu bukan tandinganku.
“Aku tidak berniat membunuhnya, namun aku harus melakukan itu. Menjaga keselamatan umat manusia adalah tugasku. Demon itu berniat untuk menyerang wilayah manusia menggunakan tubuh ibumu.”
Aku terus mencekiknya hingga ia lemas dan berhenti meronta. Kemudian aku tidur di sampingnya. Aku tidak membunuhnya.
My brain now : ✈️✈️
😭😭😭