Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Maaf pada Bapak
9
Suka
16,978
Dibaca

Cara penyampaian, baginya itu hal vital yang akan menentukan ia akan mendengarkan nasihat orang atau mengabaikannya. Tak peduli sebaik atau sebenar apapun perkataan orang itu, bila dengan teriakan, bentakan, ia akan meledak. Batinnya berontak. Itu juga yang akan menentukan bentuk respectnya pada orang tersebut.

Kinan, seorang gadis 18 tahun, ia hanya ingin kedamaian. Tapi Bapaknya sangat suka berteriak. Entah pada ibunya, dirinya, atau adik dan juga kakaknya, tiap kali marah beliau sangat suka membentak dan berkata kasar. Semua orang takut padanya ketika ia marah. Dan itu membuat Kinan membencinya. "Jangan suka ngelawan. Gimanapun itu Bapak kamu." Ibunya berkali-kali mengingatkan. Kinan tahu itu benar. Akan bagus bila ia bisa mempraktikannya, tapi pada akhirnya emosinya memuntahkan amarahnya lebih dulu. Keduanya bertengkar. Terakhir Kinan akan membanting pintu kamar dan menguncinya. Bersembunyi dengan degup jantungnya yang berdetak kencang. Ia tahu sebenarnya ia takut.

Orang seperti itu akan sangat berguna untuk menguji kesabaran orang-orang di sekitarnya. Karena itu mereka pasti akan berumur panjang, seperti itu pikiran Kinan, bahkan setelah tahu Bapaknya didiagnosis dokter mengidap penyakit gagal ginjal dan menjadi pasien terminal. 

Hingga 1.5 tahun kemudian Yang Maha Kuasa pun memanggilnya.

"Apa kamu udah minta maaf sama Bapak?" dengan mata yang merah sehabis mengusapnya yang berderai air mata, Ibu bertanya padanya. Kinan mengangguk. Berbohong. Ia hanya tak ingin membuat kegaduhan. Dan ia perlu menenangkan hati ibunya yang tengah duka saat ini. 

Sejujurnya selagi ia mendapat giliran menemui Bapaknya di ruang ICU, Kinan tak pernah mengeluarkan kata apapun selain bisikan kecil di telinga Bapaknya, "Laa illa ha ilallah". Ia seperti tak punya kalimat lain selain itu.

Sampai ia mendengar Bapaknya meninggal pun, Kinan tak menangis. Pikirannya seperti kosong. Jiwanya bergemuruh tak menentu. 

Maaf itu... sesungguhnya hatinya sudah menyesap rasa itu, hanya mulutnya tak pernah sempat mengeluarkan suara. Apa yang seperti itu pesannya akan tetap sampai? Seketika Kinan merasa dirinya menjadi manusia paling terkutuk.

Di satu malam mata Kinan yang terpejam itu mengeluarkan butir air mata. Bapak datang menemuinya dalam mimpi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Hidup kelabu
syaehoni
Novel
Orang-Orang Bahagia
Tria Ayu K
Novel
Lia: Built to Remember
Arya Sanubari
Flash
Maaf pada Bapak
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
MALAM BAGI SENJA
Rian Widagdo
Cerpen
Bronze
Surat Terakhir Untuk Malam
Renaldy wiratama
Novel
Bronze
Mawar Hitam Di Tepi Jurang
Arroyyan Dwi Andini
Novel
One Suku
Lisa
Novel
Bronze
Tarupala
Lita Soerjadinata
Novel
Bronze
Marriage Agreement
Sofia Grace
Novel
Bronze
Solo Balapan
Herman Sim
Novel
Sekuntum Teratai Untuk Ibu
Dia Rahmawati
Skrip Film
AS WE ARE
Ara Segara
Flash
Tangga menuju surga
Ika nurpitasari
Cerpen
Kehilangan Keduanya
Lilis Alfina Suryaningsih
Rekomendasi
Flash
Maaf pada Bapak
Chie Kudo
Cerpen
Permainan Kematian
Chie Kudo
Cerpen
Love All ; The Tree You Lean Against
Chie Kudo
Cerpen
Anak Kidal
Chie Kudo
Flash
Mengeja Angka
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Nil Desperandum
Chie Kudo
Skrip Film
Free!
Chie Kudo
Cerpen
Duo Wijaya
Chie Kudo
Cerpen
Alexithymia
Chie Kudo
Flash
Diari SSRKJSM
Chie Kudo
Flash
Drama Korea vs Sinetron Indonesia
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Satu Paket Cinta yang Tak Pernah Kedaluwarsa
Chie Kudo
Cerpen
Berbagi Ibu
Chie Kudo