Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Maaf pada Bapak
9
Suka
17,774
Dibaca

Cara penyampaian, baginya itu hal vital yang akan menentukan ia akan mendengarkan nasihat orang atau mengabaikannya. Tak peduli sebaik atau sebenar apapun perkataan orang itu, bila dengan teriakan, bentakan, ia akan meledak. Batinnya berontak. Itu juga yang akan menentukan bentuk respectnya pada orang tersebut.

Kinan, seorang gadis 18 tahun, ia hanya ingin kedamaian. Tapi Bapaknya sangat suka berteriak. Entah pada ibunya, dirinya, atau adik dan juga kakaknya, tiap kali marah beliau sangat suka membentak dan berkata kasar. Semua orang takut padanya ketika ia marah. Dan itu membuat Kinan membencinya. "Jangan suka ngelawan. Gimanapun itu Bapak kamu." Ibunya berkali-kali mengingatkan. Kinan tahu itu benar. Akan bagus bila ia bisa mempraktikannya, tapi pada akhirnya emosinya memuntahkan amarahnya lebih dulu. Keduanya bertengkar. Terakhir Kinan akan membanting pintu kamar dan menguncinya. Bersembunyi dengan degup jantungnya yang berdetak kencang. Ia tahu sebenarnya ia takut.

Orang seperti itu akan sangat berguna untuk menguji kesabaran orang-orang di sekitarnya. Karena itu mereka pasti akan berumur panjang, seperti itu pikiran Kinan, bahkan setelah tahu Bapaknya didiagnosis dokter mengidap penyakit gagal ginjal dan menjadi pasien terminal. 

Hingga 1.5 tahun kemudian Yang Maha Kuasa pun memanggilnya.

"Apa kamu udah minta maaf sama Bapak?" dengan mata yang merah sehabis mengusapnya yang berderai air mata, Ibu bertanya padanya. Kinan mengangguk. Berbohong. Ia hanya tak ingin membuat kegaduhan. Dan ia perlu menenangkan hati ibunya yang tengah duka saat ini. 

Sejujurnya selagi ia mendapat giliran menemui Bapaknya di ruang ICU, Kinan tak pernah mengeluarkan kata apapun selain bisikan kecil di telinga Bapaknya, "Laa illa ha ilallah". Ia seperti tak punya kalimat lain selain itu.

Sampai ia mendengar Bapaknya meninggal pun, Kinan tak menangis. Pikirannya seperti kosong. Jiwanya bergemuruh tak menentu. 

Maaf itu... sesungguhnya hatinya sudah menyesap rasa itu, hanya mulutnya tak pernah sempat mengeluarkan suara. Apa yang seperti itu pesannya akan tetap sampai? Seketika Kinan merasa dirinya menjadi manusia paling terkutuk.

Di satu malam mata Kinan yang terpejam itu mengeluarkan butir air mata. Bapak datang menemuinya dalam mimpi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Stress
Maria Goreti
Novel
Bronze
Anakku Malang, Anakku Sayang
Nisa
Flash
Kaki
Dwi Kurnialis
Flash
Maaf pada Bapak
Chie Kudo
Flash
Ikan
Impy Island
Flash
Rumah Tanpa Pelukan
Rahmi Azzura
Flash
Pieces of Hearts B
Adinda Amalia
Novel
Bronze
Lentera Anjani
almiralth
Novel
Bronze
Resolusi-Resolusi Gila
Ansito Rini
Novel
Kata Umak, Perempuan Tak Boleh Guna Perhiasan
Goebahan R
Novel
Istana FYP
Shabrina Farha Nisa
Skrip Film
WE LOVE U FRISKA!
ciciaulfa
Novel
Gloomy Girl
RedApple
Novel
HIDUP TANPA TUHAN
Tanilshah
Novel
Sang Penggoda
Monique Iinz
Rekomendasi
Flash
Maaf pada Bapak
Chie Kudo
Cerpen
Alexithymia
Chie Kudo
Cerpen
Love All ; The Tree You Lean Against
Chie Kudo
Flash
Diari SSRKJSM
Chie Kudo
Skrip Film
Free!
Chie Kudo
Cerpen
Anak Kidal
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Satu Paket Cinta yang Tak Pernah Kedaluwarsa
Chie Kudo
Cerpen
Bronze
Nil Desperandum
Chie Kudo
Flash
Drama Korea vs Sinetron Indonesia
Chie Kudo
Cerpen
Duo Wijaya
Chie Kudo
Cerpen
Permainan Kematian
Chie Kudo
Cerpen
Berbagi Ibu
Chie Kudo
Flash
Mengeja Angka
Chie Kudo