Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Mengutuk Tuhan Palsu
7
Suka
7,001
Dibaca

Siri dan penyelam lainnya sedang melakukan ekspedisi untuk mengarungi dasar Laut Tasman yang terletak di bagian barat daya Samudra Pasifik. Saat dalam pengarungan, tak sengaja ia terpisah dengan timnya. Ia pun linglung. Baru kali ini, ia merasa sendirian dalam Laut Tasman. Berkali-kali, ia berusaha naik ke permukaan, tetapi selalu gagal. Seperti ada sebuah tangan yang menggenggam erat pergelangan kakinya. Di tengah keputusasaannya ia melihat sebuah cahaya. Ia mengikuti cahaya misterius yang bergerak lebih dalam ke dasar laut itu, berharap setidaknya menemukan sebuah petunjuk.

Namun cahaya itu malah mengantarkannya ke sebuah tempat misterius yang dipenuhi puluhan patung. Siri dibuat takjub melihatnya. Di antara semua patung, matanya tertuju pada satu patung. Patung itu terlihat seperti wanita dengan tekstur penuh keriput. Sosoknya yang kaku tertancap pada sebuah batu yang serupa tiang kayu. Ia menghampiri patung itu. Sebuah perasaan aneh muncul sehingga ia tak dapat lagi menahan penasaran. Tangannya perlahan bergerak menyentuh patung itu.

****

“Bunuh saja cenayang tua itu!”

“Bakar saja, dia dukun tua tak berguna!”

“Penyihir kolot gila! Tua bangka penghianat!”

“Ia hanya mempermalukan Suku Māori!

“Tunggu apalagi, bakar saja!”

“Dia ingin menghancurkan Marakiha, sang penyelamat kita, tuhan baru kita. Bakar dia!”

“Bakar! Bakar! Bakar!”

Suara mereka terlontar bergantian, menusuk telinga Akenahi. Ia hanya bisa pasrah. Dengan tubuhnya yang terpasung di sebuah tiang kayu, ia tak bisa apa-apa lagi. Tetapi mata Akenahi tak terlihat mati. Masih ada setitik harapan di mata Akenahi, harapan untuk terus hidup. Orang-orang di sukunya memutuskan mengeksekusi mati Akenahi.

Setelah dilempari batu bertubi-tubi, tubuhnya ditutupi tumpukan kayu. Dinyalakannya api di ujung kayu, yang perlahan akan melahap seluruh tubuh Akenahi. Di ujung kematiannya, Akenahi mendengar suara yang tak asing. Suara yang basah, berat namun terasa hangat dan lembut.   

Ma te whakahua i tou ingoa, e te Atua kotahi, whakaorangia toku wairua i te kino. Āmine[1],” suara itu berbisik, Akenahi ikut merapalkannya lalu tersenyum. 

Seketika langit yang terik menjadi gelap, butiran air menghujam deras. Badai datang secara tiba-tiba. Badai menerpa, dan apa yang diterpanya seketika berubah menjadi batu. Pada detik-detik terakhir sebelum wajah Akenahi ditampar badai, ia memejamkan matanya dan tertawa.

****

Setelah menyentuh patung itu, mata Siri segera bergerak mencari sesuatu. Tangannya meraih batu sebesar kepalan tangan. Ia kemudian bergerak menuju patung lain yang berdiri di atas sebuah altar. Altar itu terlihat seperti pusat persembahan, terdapat banyak sesajen yang membatu di sekitarnya. Ia mengambil ancang-ancang, lalu menghantamkan batu yang digenggamnya ke patung itu sambil menjerit dalam hati.

”Dasar patung terkutuk! Tuhan palsu! Iblis terkutuk! Laknat kau menjadi batu!”

 

 

 

[1] Bahasa Māori, dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “Memanggil namamu, Tuhan yang satu, selamatkan jiwaku dari kejahatan. Amin.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono
Cerpen
Jejak yang Hilang
zain zuha
Cerpen
The Boy Who Never Came Back.
chuang
Novel
The Reason Why I Give Up
batiar
Flash
REMEMBER ME
Ocha
Cerpen
Bronze
Segalanya tentang Cahaya
Ron Nee Soo
Novel
BUNGA TANPA AKAR
Momo hikaru
Novel
Gold
KKPK Asyiknya outbound
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
MUTASI DARI KAMAR BEDAH
Drs. Eriyadi Budiman (sesuai KTP)
Flash
Kama
Khairunnisa
Flash
Bronze
Hei bro!
Bungaran gabriel
Cerpen
MY MUSE
KIN DOUTZEN
Cerpen
Suara Gemerincing Kereta Kencana Misterius Melaju Membelah Malam
Ryan Esa
Novel
FIRASAT
Rara
Novel
Alif Lam Mim
Zainur Rifky
Rekomendasi
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono
Flash
Ritual Gelap
Arba Sono
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Misteri Celana Dalam Olda Veyotta
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Kognisi
Arba Sono
Flash
Wizard Monk
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Percakapan Orang Mati
Arba Sono