Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
The Contract
11
Suka
12,424
Dibaca

Katanya, sebelum terlahir di muka bumi ini, kita sebagai manusia memiliki perjanjian dengan Tuhan kita. Kita sebagai umatnya akan diperlihatkan bagaiamana kehidupan kita kelak dan konon katanya kita sudah ditanyai sebanyak 77x oleh Malaikat “Apakah kamu yakin ingin lahir ke dunia ini?”, singkatnya begitu. Jika kita sebagai manusia menyanggupinya, maka kita akan dilahirkan dan hidup di dunia ini. Namun jika tidak, maka Allah tidak akan menakdirkan kita untuk menjalani kehidupan di dunia.

Lalu di sinilah aku, menjalani kehidupanku sebagai seorang manusia dan juga hamba Allah. Yang menjadi pertanyaanya adalah, kehidupan seperti apa yang aku lihat saat itu, sehingga aku menyanggupi untuk terlahir dan menjalani kehidupan di dunia ini? Apa kebahagiaan yang aku lihat sampai aku menyetujuinya? Itu adalah pertanyaan yang terlintas di benakku ketika aku melihat sebilah pisau bermata tajam berada di hadapanku. Benda itu entah mengapa lebih menarik perhatianku belakangan ini, dan aku sedikit khawatir mengenai kehadiran benda itu di sekitarku. Kepalaku sangat berisik dengan berbagai macam pertanyaan serta godaan untuk menghabisi diriku sendiri dengan benda itu.

Harus kuakui, belakangan ini aku merasa hidupku cukup berat. Tidak, mungkin lebih tepatnya aku sudah sadar betul bahwa hidupku berat, hanya saja belakangan ini banyak sekali hal-hal lain yang membuatnya semakin terasa berat. Mengingat ini adalah perayaan 11 tahun kedua orangtuaku berperang dingin. Mereka memang tidak berpisah secara hukum, tetapi mereka terus saling menyulut api satu sama lain, membuat suasana rumah menjadi suram dan penuh dengan tekanan untuku dan Adikku selama beberapa tahun terakhir ini. Dan bersamaan dengan umur 22 tahunku, semua permasalahan hidup ini membuatku sangat lelah dan ingin cepat-cepat kuakhiri.

Kehidupan macam apa yang sedang aku jalani saat ini? Bukankah seharusnya ini tepat seperti yang Ruh-Ku lihat sebelum akhirnya aku menyetujui untuk lahir ke dunia ini? Rasanya tidak percaya bahwa Ruh-Ku benar-benar menyanggupi kehidupan ini, karena jujur saja kini aku benar-benar kewalahan menghadapi semuanya. Aku terus bertanya-tanya apa arti dari semua ujian ini? Aku merasa tidak mendapatkan apa pun, selain tangisan yang berujung pada niat untuk menghabisi nyawaku sendiri.

Apakah Ruh-Ku melihat akhir dari cerita hidupku? Atau bagaimana cerita itu akan berakhir nanti? Mungkinkan saat itu Ruh-Ku melihat secercah kebahagiaan, makanya aku setuju untuk lahir ke dunia ini?

“Aku harus menyingkirkan benda konyol ini dari pandanganku,” ujarku seraya membawa pisau milik Ibu ke dalam Sink cuci piring, lalu berjalan menuju ruang keluarga, meninggalkan benda terkutuk itu.

Ini adalah percobaan bunuh diri ke-3 yang berhasil aku gagalkan, karena lagi dan lagi, aku percaya bahwa akan ada sebuah kebahagiaan yang sebanding dengan semua penderitaan yang aku rasakan saat ini. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Ramuan Moral
Isnani Q
Flash
The Contract
Chacha
Novel
Bronze
Gerbang Kenang
Panji Yogasara
Skrip Film
Ghosting - A love story
Abdurrahman Frengki Abas
Flash
Mempelai Perempuan
Joshua Vincentius
Flash
Tertipu
Satorie
Flash
Bronze
Sunday
Rama Sudeta A
Skrip Film
Ngelumpati Mbakyu
hyu
Flash
Bronze
DUTTON LANE
Onet Adithia Rizlan
Flash
Kutunggu Kau di BIL
Martha Z. ElKutuby
Flash
The Secret Box
Gadhinia Devi Widiyanti
Flash
Ibu Setengah Hari
Binar Bestari
Flash
Api dalam Hujan
Elysiaaan
Flash
Seperti Permen
Raden Maesaroh
Cerpen
Bronze
Gelas Ajaib
Nisa
Rekomendasi
Flash
The Contract
Chacha
Novel
Bronze
When Cammelia Bloom
Chacha
Cerpen
Latte: different tastes
Chacha