Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
BIAS
0
Suka
1,893
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kamu percaya cinta pada pandangan pertama?

Aku percaya.

Sebab, degup jantung yang berdetak normal akan terasa bergejolak ketika jatuh cinta. Itulah yang kurasakan saat kali pertama melihatnya.

Dua minggu lalu tepatnya, lelaki itu sedang berdiri di dekat jendela, ketika aku menemukan sosoknya. Sembari membaca buku, wajah tampannya tersinari oleh matahari pagi.

Tiba-tiba, detak jantungku terasa begitu cepat. Untuk seseorang yang bahkan belum pernah kulihat bola matanya.

Ah, kenapa ini? Sembari ku letakkan tanganku di dada. Merasakan debaran yang tidak biasa.

Diam-diam kulirik ia di balik buku-buku. Wajahnya tampan, garis rahangnya kuat dan jemarinya yang indah sambil memegang buku itu, ah, aku ingin menyentuhnya. Merasakan setiap kejutan hangat yang mengalir melalui pori-pori kulitku.

Oh, astaga! Apa yang kupikirkan?

Buru-buru kurapikan buku yang tertumpuk di troly. Hari ini adalah hari pertamaku bekerja di sebuah perpustakaan kota. Aku tidak boleh bersantai, bisa-bisa kontrak kerjaku tidak diperpanjang. Tapi, pemandangan di balik buku-buku tadi adalah hal yang sangat langka. Aku ingin sekali lagi menikmatinya.

Ku beranikan diri untuk mendekat, ingin kulihat bola matanya yang sedari tadi tertunduk. Karena matanya sibuk membaca setiap kata.

Kutelan salivaku dengan canggung, kering sekali tenggorokan ini. Kukulum bibirku dan menggeser tubuh kurus ini dengan pelan.

Seperti penguntit!

Rencanaku adalah berdiri tidak jauh dari hadapannya. Sehingga ia menyadari keberadaanku di sini. Saat itulah, ia akan mendongakan kepala nya dan mata kami akan bertemu.

Sungguh rencana sempurna.

Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi jarak di antara kami.

“Hey! Ngapain kamu?!” tiba-tiba seseorang berteriak.

Aku terkejut dan menoleh. Seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri dan menarik tanganku.

Karena terkejut, aku tidak dapat berkata-kata, buku yang kupegang pun jatuh. Wanita paruh baya ini menyeretku dengan kasar. Sesaat, aku bisa mendengar seseorang terkikih.

Ketika menoleh, tatapan mata kami bertemu. Bola mata yang indah berwarna hitam yang pekat. Ia sedang tersenyum, atau tepatnya sedang tertawa melihatku.

Jadi ini kesempurnaan wajahnya. Aku terperdaya.

Setelah sosoknya hilang dari pandanganku, wanita paruh baya tadi pun melepaskan tangannya.

“Kamu ini lagi ngapain tho?” tanya nya dengan nada sedikit berbisik namun penuh penekanan.

“Lagi rapiin buku-buku ini, bu,” jawabku.

“Iya, saya tahu. Tapi apa kamu gak bisa baca info yang di tempel di sana?” tunjuknya kearah lorong tadi.

Terpasang sebuah kertas berwarna merah muda dengan tulisan, “DILARANG KE AREA INI, UNTUK SEMENTARA WAKTU.”

“Kenapa tho,bu?” tanyaku penasaran.

Sambil melihat-lihat keadaan sekitar, karena hari ini perpustakaan kota cukup ramai. Wanita paruh baya yang ternyata bernama Sri Wahyuni, terlihat dari nametag nya. Memintaku mendekat dan mulai berbisik pelan di telingaku.

Kutangkupkan kedua tangan di mulut. Dan menatap Bu Sri dengan tatapan tidak percaya. Bu Sri memintaku untuk diam agar tidak berisik.

Kuperhatikan lorong yang tadi kulewati. Pantas saja di sana terlihat sepi. Tidak ada orang yang boleh ke sana selain petugas yang memiliki wewenang.

Bu Sri menarikku untuk menjauhi lorong tersebut. Mau tidak mau aku menurutinya dan membiarkan keadaan seperti apa adanya, hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Dan, sebulan kemudian lorong tersebut mulai ramai. Akupun bisa dengan bebas berjalan dan merapikan buku-buku di sana tanpa takut.

Jika ku ingat kembali, hari itu rasanya seperti mimpi. Sampai tidak bisa tidur karena teringat sosoknya yang begitu nyata.

“Pantas saja dia begitu tampan,” gumamku menatap jendela yang tersinari matahari, sembari memegang handphone yang terpasang sebuah wallpaper seorang idol.

Tak kusangka, ia pernah di sini. Alex sang idol.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
BIAS
Rahara Meraki
Novel
My boring life
muthia.ramadhani
Novel
Gold
Setrum Warsito
Bentang Pustaka
Novel
Wine & Water
Okia Prawasti
Flash
Bronze
Joe Sang Kapten
Onet Adithia Rizlan
Flash
Si Cantik dari Bukit Sopai
Lisa
Novel
Bronze
Rindu Yang Tak Terlihat ~Novel~
Herman Sim
Novel
Se Kai No Dare Yori Mo Aishiteru
Michaela Noe
Novel
Ayah Malaikatku Didunia
suci wulandari
Novel
Unperfect Marriage
Elisabet Erlias Purba
Novel
Bronze
Lynn
Onet Adithia Rizlan
Novel
Bronze
KEDUA KALI
Novya
Novel
Perjalanan Ke Neraka
Pebriyatna Atmadja
Novel
Malaikat Tanpa Sayap
Dewi sartika
Novel
Gold
Nelissa's Mate
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
BIAS
Rahara Meraki
Flash
Memories
Rahara Meraki