Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Melupakan Lucky
3
Suka
1,982
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Dear Diary, melupakan Lucky adalah sesuatu yang sulit, sangat sulit. Seperti mencabut paku dengan tangan kosong, mustahil, kecuali aku punya kekuatan super.

Lucky adalah penyemangat, belahan jiwa, pelita hidupku, meski untuk sementara waktu. Kami bertemu saat masa orientasi mahasiswa baru. Fakultas kami sama, tetapi beda jurusan; aku manajemen, Lucky akuntansi.

Kami sering berjalan bersama berangkat-pulang kampus, karena tempat kos kami searah. Sering kulihat Lucky sengaja menunggu di pertigaan; menungguku muncul, lalu meminta izin apakah ia boleh jalan bareng aku ke kampus? Ah, cewek mana yang mau melewatkan kesempatan jalan bareng cowok tampan seperti Lucky?

Kami semakin akrab, dan pada suatu malam Minggu, Lucky mengungkapkan cinta padaku. Aku mengangguk. Disaksikan gemintang di langit, malam itu kami mengikatkan diri dalam jalinan cinta.

Rupanya teman-teman sudah menduga bila kami akan menjadi kekasih, melihat keakraban kami selama masa orientasi. Malah, Savitri sudah jauh hari mendesak aku menembak Lucky duluan. Gila apa, sahutku saat itu. Masa cewek nembak duluan.

Setelah aku dan Lucky jadian, Savitri sering tanya kabar kami. Katanya, untuk menguji kesetiaan cowok, aku harus selingkuh. Apa, selingkuh? Kata Savitri nggak perlu selingkuh benaran, pura-pura saja.

Berhari-hari aku memikirkan ide gila Savitri? Kalau di novel atau sinetron mungkin bisa terjadi. Tetapi selingkuh di kehidupan nyata, apa nggak fatal akibatnya? Lagi pula dengan siapa aku harus selingkuh?

Savitri menyodorkan Rommy, masih sepupunya, kuliah arsitektur di kampus lain. Savitri mengenalkan Rommy, cowok jangkung berhidung mancung itu padaku, suatu hari. Kami bicara serius, merancang strategi.

Begitulah, aku mulai menjaga jarak dengan Lucky. Sesekali, aku menerima telepon dari Rommy ketika sedang berduaan dengan Lucky. Lucky mulai curiga dan kami mulai sering bertengkar.

Ah, sudah tak sabar aku ingin mendengar ucapan, “aku cemburu” dari bibir Lucky. Tetapi, yang kudapatkan adalah pernyataan tegas dari Lucky, “Kita putus! Dan jangan harap kita bisa baikan!”

Aku sudah menjelaskan bahwa semua ini hanya sandiwara, aku sudah memohon agar Lucky memaafkanku. Tetapi percuma, Lucky kukuh pada keputusannya; putus selamanya!

Savitri datang padaku dengan wajah menyesal dan meminta maaf. Begitu pula Rommy, meminta maaf karena aktingnya begitu bagus sehingga seolah-olah kami benar-benar berselingkuh. Aku menangis, tetapi percuma. Semua sudah terjadi.

Patah hatiku tak berlangsung lama, karena Rommy pandai menempatkan diri sebagai penyembuh luka. Perlahan, aku mulai akrab dengan Rommy, benar-benar akrab, bukan sandiwara. Aku mulai berani merajuk, atau manja pada Rommy. Pada suatu malam Minggu, Rommy menyatakan cinta padaku dan aku mengangguk.

Meski begitu, kadang hadir kerinduanku pada Lucky. Ah, benar kata orang, cinta pertama sulit dilupakan.

Dear Diary, melupakan Lucky adalah sesuatu yang sulit, sangat sulit. Tetapi aku harus melupakannya. Harus! Aku sudah punya Rommy. Apalagi kini Lucky juga sudah jadian sama Savitri. Sudah cukup alasan bagiku untuk melupakan Lucky.

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Melupakan Lucky
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Second Lead
Siti Nur Laela K
Flash
Bronze
Destiny
Yattis Ai
Novel
Gold
November
Noura Publishing
Novel
Bronze
LONCENG KEMATIAN
DENI WIJAYA
Novel
HALFPACE
pearsnpearls
Novel
Bronze
DETAK
wiretup
Novel
Bronze
Teman Menuju Syurga
Putri Zikrilla
Novel
Bronze
Gamer's Romantic
Aldrich Candra
Novel
Gold
Gerimis di Arc de Triomphe
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Na!
TYSPS
Novel
Bronze
Gapai
Dinda rofiqotun nikmah
Novel
Bronze
Mengukir bahagia dilukisan senja
Iman Siputra
Flash
Surat Cinta
Suci Asdhan
Novel
Bronze
Let's Watch the Stars Forever
Glory Morning
Rekomendasi
Flash
Melupakan Lucky
Sulistiyo Suparno
Flash
Gito dan Gitarnya
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Cinta yang Tak Mungkin Bersatu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Seorang Novelis Telah Mati
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Panggilan di Pelataran Masjid
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kurir
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Nasib Buruh Demonstran
Sulistiyo Suparno
Flash
Berdoa yang Sederhana Saja
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Semua Hari Baik
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Ibu Tiriku Bidadari
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Sisi Romantis Seorang Pembunuh
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Pisau
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kerinduan Kucing Jalanan
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Potong Tangan
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Rolet dan Pisau Lipat
Sulistiyo Suparno