Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
CERMIN ANTIK
11
Suka
7,482
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sepi. Lengang. Rumah ini masih terlalu luas, jika hanya ditempati sepuluh orang. Aku benar-benar kesepian. SELASIH.

Bi Ratna sudah selesai membereskan meja makan saat Gendis mendekati Selasih. Diletakkannya nampan berisi kelopak-kelopak bunga mawar, kantil dan cempaka di atas meja, serta dupa kecil yang masih mengepul.

"Masih penasaran nggak?" bisik Gendis di telinga Selasih.

"Soal?"

Gendis, sang kakak melihat ke sekeliling. Lalu kembali membisiki adiknya. "Kamarnya Simbah."

Selasih menarik kepalanya menjauh. Matanya terbelalak. "Nggak, ah! Aku kan dipantang masuk ke sana!"

"Cekk. Simbah sudah meninggal ini," ujarnya enteng. "Katamu mau nyari inspirasi soal hal-hal klenik? Di kamarnya penuh tuh! Termasuk cermin antik."

Mata Selasih terbuka lebar. Tertarik. Tapi sejurus kemudian, ronanya kembali meredup. "Takut ah, aku!"

"Ish!" Gendis menepuk meja. Sebal. "Takut sama siapa? Rumah ini kan sudah resmi jadi milikmu. Kamu majikannya sekarang!"

Selasih goyah. Sedari kecil memang dia penasaran. Tapi selalu dilarang ke sana oleh Simbahnya. Sedangkan kakaknya, Gendis malah diserahi tanggung jawab mengurus kamar itu. Biasa disebut kuncen.

Kalau bisa jujur, Selasih sebenarnya iri. Daripada harta benda, dia lebih suka dipercaya jadi kuncen. Tapi karena sayangnya Simbah, terutama dengan mewariskan seluruh hartanya atas namanya, membuat Selasih cukup tahu diri agar tidak melanggar.

"Kebakaran!"

Gendis meraung-raung dalam dekapan Bi Ratna dan lainnya. Dia berupaya berontak, ingin berlari ke arah api. Sedangkan si jago merah tampak melalap rakus bangunan kuno di depannya.

"Jangan ke sana, Cah Ayu! Bahaya!"

Tak lama, atap rumah roboh. Menyemburkan percik-percik api. Semua orang yang melihat menjerit. Terutama Gendis. Gadis itu langsung tersungkur. Meraung. Menangis.

Selasih tak mungkin selamat. Dia pasti sudah mati terpanggang!

Kamu sebagai kuncen, jangan sampai membiarkan ahli warisku melihat cermin antik! Nanti dia bisa terbakar! Itu pesan Simbah.

Lalu, kenapa?

Apalah itu artinya jadi kuncen! Semua peninggalan Simbah, harusnya jadi milikku! GENDIS.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@lirinkw : Okelah. Aku ikhlaskan aja ... Aku mau nyari lagi aja ...😡😡
Iya aku maunya sama dia, tapi kamu maunya sama aku 🤭🤭
Iya, kadang seperti aku dan kamu 🤣
wah, mereka punya keinginan yang berbeda ternyata...
Rekomendasi dari Thriller
Flash
CERMIN ANTIK
Wiji Lestari
Cerpen
Bronze
Amnesia
Xavier Benedick
Novel
Gold
The Plotters
Noura Publishing
Novel
Gold
Frankenstein
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Nada organ kita
artabak
Novel
F[R]IKSI
Mas AldMan113
Novel
Bronze
13 Hari ~Novel~
Herman Sim
Flash
Bronze
Mimpi Ibu Ikan dan Ayah Laba-laba
Alfian N. Budiarto
Novel
Bercak Kegelapan Kelopak Mawar
AmertaSandyakala
Novel
Bronze
Please
IguanaTertawa_
Novel
Bronze
Wanita di dalam Rubanah
Etzar Diasz
Novel
Bronze
Alloohu Akbaru
Hermawan
Novel
Gold
The Woman in the Window
Noura Publishing
Novel
Gold
Into the Water
Noura Publishing
Novel
Bronze
Paycho Pathos
Alvida_123
Rekomendasi
Flash
CERMIN ANTIK
Wiji Lestari
Flash
SUARA LEBAH
Wiji Lestari
Flash
DANYANG (Penunggu)
Wiji Lestari
Flash
BUJANGAN BAJINGAN
Wiji Lestari
Flash
Kalau Bukan Jodoh
Wiji Lestari
Flash
PONSEL
Wiji Lestari
Novel
Bronze
LAYUNG Puru Sotama
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (Jawa)
Wiji Lestari
Flash
SHAMPOO
Wiji Lestari
Flash
PETELOT (PENSIL / INDO)
Wiji Lestari
Cerpen
Modus Operandi
Wiji Lestari
Flash
KADO TERBAIK
Wiji Lestari
Flash
Kopi & Gorengan
Wiji Lestari
Flash
MUSTIKA ULAR
Wiji Lestari