Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Santri santai
10
Suka
2,029
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pengurus : " dik, bangun waktunya sholat Subuh berjamaah. "

Santri new : " iya, nanti dulu bang masih ngantuk saya "

Pengurus : " blak, blak, blak (dia memukul santri dengan sajadahnya) ayo bangun"

Santri new : " aduh, bang kalau bangunin jangan pakai kekerasan dong, sakit tau "

Pengurus : " Nanti adek ketinggalan sholat subuh berjamaah di masjid, sudah iqomah ini ayo cepat berwudhu "

Santri new : " iya bang, saya akan ke toilet untuk berwudhu "

Santri new akhirnya terbangun dan mau berwudhu, kemudian sholat subuh berjamaah di masjid meskipun tertinggal satu rakaat.

Selanjutnya berangkat mengaji kitab kuning ke rumah ustadz, di rumah ustadz sudah penuh sesak para santri lama maupun santri baru.

Pengajianpun dimulai : " Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh " ustadz berkata.

" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh ". santri menjawab.

Para santri menjawab dengan volume tinggi

Ustadz berkata : Maaf adik-adik semua, saya sedang gak enak badan jadi gak bisa nerusin pengajian ini, saya akhiri " waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh "

Para santri new dan lama bergegas pulang menuju kamarnya masing-masing dengan senang dan santai karena ngaji libur.

Perjalanan pulang santrinew merasa ada yang aneh dengan sesuatu di bawah pohon beringin yang besar itu, kemudian ia mencoba mendekati, tiba-tiba dari belakang

" Dor " langsung ia kaget temannya di belakang menepuk pundak kirinya.Temanya berkata " Kenapa kamu mendekat kesini? "

" Saya cuma mau survei apa ada sesuatu, karena saya merasa aneh "

" Itu cuma perasaanmu ayo kita pergi "

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 06:00

Di Kamar mandi sudah banyak yang jadi pengantri, terutama santri new aduh bisa ketinggalan ke sekolah kalau begini.

Otaknya mulai berpikir agak cepat agar bisa mandi, disampingnya ada sumur tua, ia menimba air dan mandi disitu hanya menggunakan celana pendek.

Meskipun begitu ia masih ketinggalan apel dilapangan, dia dihukum push up 25x oleh kepala sekolah.

Tetapi dia tetap santai dan gembira, dihukum sambil olahraga katanya.

Santri new teringat waktu dirumahnya kalau pagi dia tidak pernah dapat hukuman kayak gini waktu sekolah di SMP.

Ia merasa ingin pulang saja,ia tidak kerasan disini, untuk mengobati rasa kangennya ia menelpon ortunya dirumah, mama papa saya tidak kerasan disini ingin pulang saja, maaf dek adek kan baru satu hari, disitu saja.

Lingkaran setan telah melingkari tubuhnya

" Ia mengeluh "

Kalau gini mending dirumah bisa ngopi sambil santai.Dia mencoba kabur lewat belakang tapi takut tersesat karena gk tahu sama sekali jalur tersebut.

Hatinya berkata :

Gk ada jalan lain kecuali bersantai-santai.

Itulah jalan sesungguhnya.

SELESAI

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Santri santai
Mahmud
Flash
Bronze
Kapan Kalian Berdamai?
Nuel Lubis
Novel
Gold
Al-Masih: Putra Sang Perawan
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Melampaui Mimpi Bersama Anies Baswedan Twitterland
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Anak Pak Kyai
Nisa Salsabila
Flash
Dompet Natal
Rafael Yanuar
Novel
Gold
Catatan Indah untuk Tuhan
Mizan Publishing
Novel
Besok Saja Kita Bahagia
Hani Abla
Novel
Bronze
Perempuan Berniqab Hitam
Nila Kresna
Novel
Gold
Takdir Allah Tak Pernah Salah
Mizan Publishing
Novel
Gold
Kiai Hologram
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
MarriedZONE!
HANA
Novel
Titik Minus
Lulu el Ulum
Novel
Gold
Perempuan Suamiku
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Di Akhir Bulan Fitri
Dwiend
Rekomendasi
Flash
Santri santai
Mahmud
Flash
Buah tangan
Mahmud
Flash
Rokok tak berasap
Mahmud
Flash
Terbuka
Mahmud
Flash
Adzan Maghrib
Mahmud
Flash
LABU
Mahmud
Flash
Ajaib
Mahmud
Flash
Dora dan emon
Mahmud
Flash
Bebek bertelur emas
Mahmud
Flash
Pesawat tanpa pilot
Mahmud
Flash
Penulis profesional
Mahmud
Flash
Surat cinta untuk tuhan
Mahmud
Flash
Ketiban rezeki
Mahmud
Flash
Tengah malam
Mahmud
Cerpen
Sunan Drajat
Mahmud