Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bunda Terbang
11
Suka
7,829
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Aina, Bunda terbang dulu, yah? Baik-baik di rumah dengan Ayah dan Eyang. Esok lusa, bila Bunda sudah di rumah, kita main lagi..."

Almira mengecup lembut pipi halus putrinya yang belum genap dua tahun. Mata anak itu terpejam namun tak lama kemudian mengucurkan seberkas kesedihan. Almira tertegun. Tetesan air mata itu, untuk kesekian kalinya berhasil menghunjam hati. Aina kecil memang meringkuk dalam balutan selimut sedari berjam-jam yang lalu. Akan tetapi, setiap kali ibunya hendak pamit untuk bekerja pada dini hari, dia selalu terbangun. Mata memang tertutup tapi telinga tetap mendengar. 

"Unda tubang?"

Terngiang kalimat pendek yang selalu dilontarkan bocah itu setiap melihat ibunya bersiap pergi. Almira akan tersenyum dan mengangguk. 

"Iya, Bunda mau terbang."

Bunyi klakson sebuah mini bus yang berhenti di depan rumah membuyarkan lamunan Almira. Waktunya berangkat. Dia menatap Aina sekali lagi lantas berjalan keluar kamar, menarik koper hitam di dekat sofa yang bercetak logo maskapai penerbangan. Sang Eyang sudah menunggu di sisi pintu dengan raut segan. 

"Suatu saat nanti kamu harus berhenti." tutur wanita paruh baya itu pada putrinya yang berseragam pramugari. 

Almira menatap ibunya dengan mimik datar. 

"Mas Eko paham profesiku, Bu."

"Ibu tidak sedang membicarakan dia."

Almira mendesah lalu bergegas menuju mobil jemputannya. Tak ada waktu. Dia harus terbang dengan pesawat subuh. 

Seminggu kemudian, di siang yang cerah, Aina kecil riang bermain dalam pelukan neneknya. Sesekali dia mendongak, menatap langit sembari semringah. 

"Unda tubang?"

Telunjuk mungilnya terarah ke angkasa. Sang Eyang diam sejenak menahan pilu lalu memaksa bibirnya untuk tersenyum. 

"Iya, Bunda terbang, Sayang. Tinggi sekali. Jauh sekali."

Mata wanita tua itu lantas tertuju ke dalam rumah. Melalui jendela lebar, dia bisa melihat menantunya duduk nelangsa di depan televisi, menanti kabar lebih lanjut tentang pencarian korban pesawat jatuh di sebuah perairan Indonesia. Tak satu pun yang selamat. Semua telah terbang ke pangkuan Sang Pencipta, termasuk Bunda Aina.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Sakti sekali bundanya
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bunda Terbang
Dania Oryzana
Novel
Bronze
TANAH AIR KEDUAKU
Eunike Mariyani
Novel
Bronze
Langkah Parau
Khairunnisa
Novel
Tekad Dalam Jiwa
Zsa Zsa Eki Liztyasari
Novel
NAMIDA
Didik Suharsono
Novel
Robot
Rama Sudeta A
Cerpen
Mona Lisa
Damar febriansyah
Novel
Bronze
Kattok Mencari Dalang
Gusty Ayu Puspagathy
Novel
Bronze
Serpihan Sembilan Puluh Delapan
ayurinp
Cerpen
Bianglala Langit Abu-abu
Almira
Cerpen
WRAPPED IN DEBT
Khilqy Salsabila
Cerpen
RADEVA
Achi Suci
Cerpen
Bronze
Semoga Hidup Kita Terus Begini-begini Saja
Ari S. Effendy
Novel
Bronze
Lukisan Tiara
wdya
Flash
TERISOLASI
zae_suk
Rekomendasi
Flash
Bunda Terbang
Dania Oryzana
Novel
Bank(rut) Syariah
Dania Oryzana
Flash
Awas Monyet, Nak!
Dania Oryzana
Flash
Pondok Bulan
Dania Oryzana
Novel
Sweet Dream, Emily
Dania Oryzana