Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku Dan Bapak
9
Suka
11,270
Dibaca

Mengayuh sepeda ontel lawas dengan perlahan. Pria berusia 40 tahun itu menyusuri jalanan malam Kota Kediri yang ramai, serta dihiasi oleh lampu yang berpijar dengan terangnya, seakan menjadi teman Pak Suratno setiap hari.

“Bapak kesuwen gak, Nduk?” sapanya sembari turun dari sepeda.

Endak, Pak.” Menyambut bapak dengan seulas senyuman.

Devi melingkarkan satu tangannya ke perut bapak. Tersenyum, mengucap syukur sebab masih diberi kesempatan melihat senyum dan tawa bapak. Oh, dan juga, kemarahan bapak tentunya.

Sepulang bekerja, Devi selalu dijemput oleh bapaknya. Meskipun masih berstatus sebagai siswi SMA, Devi melamar pekerjaan di salah satu stand minuman kekinian di kotanya. Pemilik stand minuman itu adalah tetangganya, beruntung ... ia diperbolehkan untuk bekerja dari pukul 3 siang hingga pukul 9 malam. Karena, paginya ia harus mengerjakan tugas sekolah.

Nduk, besok kamu libur, to?” tanya bapak saat mereka sudah sampai di rumah. Memasukkan sepeda lalu mengunci pintunya.

“Iya, Pak.” Devi mengangguk, melepas tas selempang yang ia pakai lalu menaruhnya di kursi rotan yang terdapat di ruang tamu.

“Besok jalan-jalan, ya? Kayak biasanya.”

“Iya,” sahut Devi bersemangat. “Tapi besok aku, loh, Pak, yang bayarin makan. Devi hari ini gajian!” Mengeluarkan beberapa lembar uang 50 ribuan, ia menunjukkannya kepada bapak dengan senyuman yang merekah sempurna.

Bapak mengangguk, ia terharu setiap kali Devi menunjukkan gajinya. Dua tahun sudah, ibu pergi meninggalkan Devi dan bapak. Dan setahun sejak pandemi, perekonomian bapak dan Devi berkurang. Bapak yang dulu bekerja di salah satu perumahan mewah sebagai tukang taman pun harus berlapang dada ketika namanya disebut dalam pengurangan karyawan. Sekarang, bapak bekerja sebagai kuli bangunan yang tak menentu.

Maafkan bapak, Nduk, masa remaja kamu hilang karena bekerja. Maafkan bapak.

Setetes demi setetes air mata bercucuran dari mata sayu bapak. Hatinya terasa pilu setiap kali putrinya berpamitan untuk bekerja. Rasa gagal menjadi orang tua selalu menyiksa batinnya.

Devi belum tidur. Mendengar suara tangisan lirih bapak, ia pun membuka mata.

“Pak, Devi ndak apa-apa. Devi senang bisa kerja, nambah pengalaman juga, to?” Begitulah Devi setiap kali ia mendapati bapak menangis.

“Kamu belum tidur?” tanyanya sembari menghapus sisa air mata.

Devi bangun, ia duduk menghadap bapak. Menggenggam tangannya lalu berkata, “Bapak itu yang terbaik. Jangan sedih lagi, ya, Pak? Devi ndak mau lihat, Bapak, nangis. Bapak, ndak boleh—”

“Maafkan bapak, nduk, maaf ... kamu kehilangan masa remaja karena bapak.”

Devi menggeleng keras, ia mengusap air mata yang kembali menetes di pipi bapak. “Ndak ada bapak yang gagal mendidik dan menafkahi anaknya, semua bapak di dunia ini adalah yang terbaik. Dan, Bapak, satu-satunya yang terbaik dari semua yang terbaik. Nomor satu di hati Devi. Aku sayang, Bapak.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Aku Dan Bapak
Ummy Wachida
Novel
Morning Coffee
Ang.Rose
Novel
Aku Bukan Idiot
Melinda Sintawati
Novel
Bronze
Harus Menikahi Nona
Rosidawati
Novel
Bronze
KALA CINTA
Yeni Lestari
Novel
Elias Bachir
Red Maira
Novel
Aku (tak) Punya Ayah
Putri Widya
Novel
Disappear Like A Mirage
Sri Wahyuni
Novel
Gold
Bising
Bentang Pustaka
Novel
Gold
KKPK Kenangan di Velicia Toward
Mizan Publishing
Novel
Bronze
FRIENDSHIP
SOS (Share Our Story)
Komik
Kembang Sepasang
Enthung
Novel
Selamanya
zaky irsyad
Novel
Hilang
nawa
Novel
Bronze
JALAN BUNTU
KUMARA
Rekomendasi
Flash
Aku Dan Bapak
Ummy Wachida
Flash
Halaman terakhir
Ummy Wachida
Flash
Arini
Ummy Wachida
Novel
Kakak! (Jangan Menikah)
Ummy Wachida