Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku Dan Bapak
9
Suka
11,750
Dibaca

Mengayuh sepeda ontel lawas dengan perlahan. Pria berusia 40 tahun itu menyusuri jalanan malam Kota Kediri yang ramai, serta dihiasi oleh lampu yang berpijar dengan terangnya, seakan menjadi teman Pak Suratno setiap hari.

“Bapak kesuwen gak, Nduk?” sapanya sembari turun dari sepeda.

Endak, Pak.” Menyambut bapak dengan seulas senyuman.

Devi melingkarkan satu tangannya ke perut bapak. Tersenyum, mengucap syukur sebab masih diberi kesempatan melihat senyum dan tawa bapak. Oh, dan juga, kemarahan bapak tentunya.

Sepulang bekerja, Devi selalu dijemput oleh bapaknya. Meskipun masih berstatus sebagai siswi SMA, Devi melamar pekerjaan di salah satu stand minuman kekinian di kotanya. Pemilik stand minuman itu adalah tetangganya, beruntung ... ia diperbolehkan untuk bekerja dari pukul 3 siang hingga pukul 9 malam. Karena, paginya ia harus mengerjakan tugas sekolah.

Nduk, besok kamu libur, to?” tanya bapak saat mereka sudah sampai di rumah. Memasukkan sepeda lalu mengunci pintunya.

“Iya, Pak.” Devi mengangguk, melepas tas selempang yang ia pakai lalu menaruhnya di kursi rotan yang terdapat di ruang tamu.

“Besok jalan-jalan, ya? Kayak biasanya.”

“Iya,” sahut Devi bersemangat. “Tapi besok aku, loh, Pak, yang bayarin makan. Devi hari ini gajian!” Mengeluarkan beberapa lembar uang 50 ribuan, ia menunjukkannya kepada bapak dengan senyuman yang merekah sempurna.

Bapak mengangguk, ia terharu setiap kali Devi menunjukkan gajinya. Dua tahun sudah, ibu pergi meninggalkan Devi dan bapak. Dan setahun sejak pandemi, perekonomian bapak dan Devi berkurang. Bapak yang dulu bekerja di salah satu perumahan mewah sebagai tukang taman pun harus berlapang dada ketika namanya disebut dalam pengurangan karyawan. Sekarang, bapak bekerja sebagai kuli bangunan yang tak menentu.

Maafkan bapak, Nduk, masa remaja kamu hilang karena bekerja. Maafkan bapak.

Setetes demi setetes air mata bercucuran dari mata sayu bapak. Hatinya terasa pilu setiap kali putrinya berpamitan untuk bekerja. Rasa gagal menjadi orang tua selalu menyiksa batinnya.

Devi belum tidur. Mendengar suara tangisan lirih bapak, ia pun membuka mata.

“Pak, Devi ndak apa-apa. Devi senang bisa kerja, nambah pengalaman juga, to?” Begitulah Devi setiap kali ia mendapati bapak menangis.

“Kamu belum tidur?” tanyanya sembari menghapus sisa air mata.

Devi bangun, ia duduk menghadap bapak. Menggenggam tangannya lalu berkata, “Bapak itu yang terbaik. Jangan sedih lagi, ya, Pak? Devi ndak mau lihat, Bapak, nangis. Bapak, ndak boleh—”

“Maafkan bapak, nduk, maaf ... kamu kehilangan masa remaja karena bapak.”

Devi menggeleng keras, ia mengusap air mata yang kembali menetes di pipi bapak. “Ndak ada bapak yang gagal mendidik dan menafkahi anaknya, semua bapak di dunia ini adalah yang terbaik. Dan, Bapak, satu-satunya yang terbaik dari semua yang terbaik. Nomor satu di hati Devi. Aku sayang, Bapak.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Aku Dan Bapak
Ummy Wachida
Novel
A Hourglass Story
Wuri
Flash
Bronze
Alpha Feminine Wife
Silvarani
Cerpen
Bronze
Membelah Televisi
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Tell Me Your Secret
Risda Ully Safitri
Novel
Meragukan, yang berakhir nyata.
Callista Vine Wijaya Buntoro
Novel
Hi Cold Prince
Jalvanica
Skrip Film
Andai Esok Tak Pernah Datang
Dina Ivandrea
Skrip Film
We Were Ship In The Night
Lilly Amundsen
Novel
Cotton Candy ✂️ dan 🎀
Yukina Gelia
Skrip Film
Yang tertinggal, rasa, cinta, di masa depan
Maina Zegelman
Novel
Bronze
Sesuci Bella Seteguh Azis (Buku Pertama)
Imajinasiku
Novel
La Douleur Exquise
Afiska Dila Ananda
Novel
Di Bawah Langit Malam
Adri Adityo Wisnu
Cerpen
Mantra Api
Anggoro Gunawan
Rekomendasi
Flash
Aku Dan Bapak
Ummy Wachida
Novel
Kakak! (Jangan Menikah)
Ummy Wachida
Flash
Halaman terakhir
Ummy Wachida
Flash
Arini
Ummy Wachida