Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Terus Terbang
0
Suka
16,102
Dibaca

“Karena rumahku dekat kompleks penerbang, aku sudah jatuh cinta dengan pesawat sejak kecil, tetapi anehnya, aku suka sekaligus takut kepadanya.”

“Takut kenapa?”

“Takut jatuh. Makanya, ketika pramugari menerangkan cara penu...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Anak tetangga
alvino xavier
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Flash
Bronze
Terus Terbang
Silvarani
Novel
Kakek Moyang
Priy Ant
Skrip Film
The Tale of Piano: Neige de Printemps
Nice McQueen
Skrip Film
Karena darah kita sama, Allaniseiza
ryunee samaya
Skrip Film
Maru
Rafi Abdurrahman
Flash
Mengatasi Penyakit Menganggur
Eko Triono
Flash
Makan Malam Bersama Nur
Chairil Anwar Batubara
Cerpen
Bronze
Smartphone Menculik Nayla
Darryllah Itoe
Novel
Bunga Kertas
Aku Ria
Novel
Dongeng Ibu Menjelang Senja
Tethy Ezokanzo
Novel
Lembayung Senja
Setya Kholipah
Skrip Film
Aku Tak Sugi Anak Haram Itu Tinggal Di Keluargaku
Chandra Dwi S.
Novel
Turn Back Heart
siti nurfaidah
Rekomendasi
Flash
Bronze
Terus Terbang
Silvarani
Flash
Bronze
Fantasi Dini Hari
Silvarani
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Flash
Bronze
Ada Apa dengan Hari Akhir?
Silvarani
Flash
Bronze
Gaza Feminine Energy
Silvarani
Flash
Bronze
Mencintaimu Adalah Signal Semestaku Baik-Baik Saja
Silvarani
Flash
Bronze
Akar Belati Bunga Warna-Warni
Silvarani
Cerpen
Bronze
Penerbang yang Tak Pernah Jetlag
Silvarani
Flash
Bronze
Pengantin Baru
Silvarani
Flash
Bronze
Telapak Tangan Ayah (Membicarakan Adam 16)
Silvarani
Flash
Bronze
Ibu, Aku Ingin Ada Nama Ayah di Binti Akta Kelahiranku!
Silvarani
Flash
Bronze
Cinta Sebatas Goresan Tinta
Silvarani
Flash
Bronze
Penulis Berlumut (Membicarakan Adam Series Part 16)
Silvarani
Flash
Bronze
Insomnia Distraction (Membicarakan Adam 3)
Silvarani
Flash
Bronze
Semoga Kabarmu Baik
Silvarani