Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
1
Suka
2,188
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Cupid! Berhentilah memanah hatiku! Luka dari bekas panah sebelumnya saja belum kering!” protesku pada anak kecil bersayap yang tiba-tiba saja bisa kulihat. Dia menggenggam busur yang anak panahnya sudah siap dia lepaskan.

“L...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
Silvarani
Novel
Bronze
MENOLAK LUPA
Mae Takata
Novel
Bronze
My Super Dad Is a Superstar
Safiraline
Novel
Gold
Si Gigi Hitam
Mizan Publishing
Novel
Penata Hati
Fani Fujisaki
Novel
Bronze
SAHABAT DAN KISAH CINTAKU
silvi budiyanti
Flash
GUGUR
Affa Rain
Novel
Gold
The Nutcracker and the Mouse King
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Morning Coffee
Ang.Rose
Novel
KAMU HANYA TAHU NAMAKU
Ryn Dinda
Novel
Bronze
Balada Sepasang Kekasih Gila
Han Gagas
Novel
Antara Kamu dan Guru BK
Mustofa P
Novel
Bronze
"Tuhan, Aku Capek..."
Diaksa Adhistra
Novel
Bronze
Benang Merah
leshdewika
Novel
Bronze
1950
Onet Adithia Rizlan
Rekomendasi
Flash
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
Silvarani
Flash
Bronze
Tiga Lampu Rambu Lalu Lintas
Silvarani
Flash
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Silvarani
Flash
Bronze
Noni Menanti Tahun Berganti
Silvarani
Cerpen
Bronze
Antara Utara dan Selatan
Silvarani
Flash
Bronze
HUT Organisasi Berry-Berry
Silvarani
Cerpen
Bronze
Penerbang yang Tak Pernah Jetlag
Silvarani
Flash
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
Silvarani
Flash
Bronze
Penghuni Imaji (Membicarakan Adam 21)
Silvarani
Flash
Bronze
Politik Berkesenian
Silvarani
Flash
Bronze
Kapan Nikah : Flash Fiction Spesial Lebaran
Silvarani
Flash
Bronze
Aku Memang Monyet
Silvarani
Flash
Bronze
100 Kode Area Panggilan Telepon
Silvarani
Cerpen
Bronze
Putri Beras Putih's Love Story
Silvarani
Flash
Bronze
Semoga Kabarmu Baik
Silvarani