Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Aku Memang Monyet
1
Suka
2,308
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Air susu dibalas dengan air tuba! Sialan! Kurang manusiawi apa aku dengannya? Atau, jangan-jangan, dia bukan manusiaaa!”

“Hey hey hey! Apa sih kau ini? Kok orang sebaik dan sesabar kau berkata demikian?”

“Kau sendiri past...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Adora
Puteri M.
Flash
Sulung
Chika Manupada
Flash
Tangis Pecahan Vas Bunga
Aniqul Umam
Flash
Bronze
Aku Memang Monyet
Silvarani
Cerpen
Bronze
THE WHITE
Yattis Ai
Novel
Gold
Senandung Talijiwo
Bentang Pustaka
Flash
Rindu di Balik Jendela
Ravistara
Novel
Bronze
Jangan Ambil Surgaku
Ari Keling
Novel
Bronze
Star-crossed
Liz Lavender
Novel
Gold
Si Gigi Hitam
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Janji Sepasang Cincin ~Novel~
Herman Sim
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Flash
Nada
Rena Miya
Novel
PERSEVERANCE
Hanawan Risa
Novel
Metamorfosis²
Jia Aviena
Rekomendasi
Flash
Bronze
Aku Memang Monyet
Silvarani
Cerpen
Bronze
Gaun Hitam Pengantin
Silvarani
Flash
Bronze
Berhenti Ceritakan Mereka Kepadaku dan Jangan Ceritakan Aku Kepada Mereka
Silvarani
Cerpen
Bronze
Maaf Malam Minggu ini Aku di Lubang Buaya, Sayang
Silvarani
Cerpen
Bronze
Tamu si Anak Kunti
Silvarani
Flash
Bronze
Surya Menyapa Bulan Hanya Lewat Gerhana
Silvarani
Flash
Bronze
Penulis Berlumut (Membicarakan Adam Series Part 16)
Silvarani
Flash
Bronze
Lelaki Pembenci Buku (Membicarakan Adam 5)
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga Kayu
Silvarani
Cerpen
Bronze
Antara Utara dan Selatan
Silvarani
Cerpen
Bronze
Putri Beras Merah
Silvarani
Flash
Bronze
Telapak Tangan Ayah (Membicarakan Adam 16)
Silvarani
Flash
Bronze
Kopi Bintang
Silvarani
Flash
Bronze
Don't Lose Yourself When You're Falling in Love
Silvarani
Flash
Bronze
Yang Pergi Tak Selalu Pindah Hati, Yang Berdiam Diri Tak Selalu Menanti
Silvarani