Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Dua Malam Berdua
0
Suka
2,639
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“We were prettier when we naked.”

“Bisakah kau turunkan testimonimu di dinding ucapan pesta birthday-ku ini?” tanyaku padanya, “Kata-katanya kurang sopan. Aku jadi tak enak kalau dibaca teman-temanku atau para undangan ya...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Dua Malam Berdua
Silvarani
Novel
A Really Awkword Love Story
ANNISA
Novel
Bronze
Jadikan Aku Islam ~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
ALUNA
Reza Lestari
Novel
Gabut Masa Pandemi Corona
Rus Levin
Novel
Impian Soraya
bundatraveler
Novel
Bronze
ASA kali kedua
Mahessa Gandhi
Novel
Bronze
Soledad
Anindya Oli
Novel
Bronze
Senja Tanpa Jingga
tommy
Novel
Negeri Enam Musim
Putu Winda K.D
Novel
Bronze
Ruang Publik
Alda Siti Dalilah Nursalam
Flash
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
Silvarani
Novel
Guruku Yang Hilang Dalam Pandemi
ajitio puspo utomo
Novel
Adam and His Frustration
Hendra Wiguna
Skrip Film
Musim Semi dan Kisah yang Hilang dalam Mimpi
Arini Putri
Rekomendasi
Flash
Bronze
Dua Malam Berdua
Silvarani
Flash
Bronze
Mengantar Rana
Silvarani
Flash
Bronze
Putra Pariwisata dan Putri Seribu Kata
Silvarani
Flash
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
Silvarani
Flash
Bronze
Tengah Malam Terakhir (Membicarakan Adam Series Part 19)
Silvarani
Flash
Bronze
Kopi Bintang
Silvarani
Cerpen
Bronze
Maaf Malam Minggu ini Aku di Lubang Buaya, Sayang
Silvarani
Flash
Bronze
Lelaki Kemarin Sore (Membicarakan Adam 6)
Silvarani
Flash
Bronze
Suami Seorang Novelis
Silvarani
Flash
Bronze
Pengantin Baru
Silvarani
Flash
Bronze
Jembatan Terakhir
Silvarani
Flash
Bronze
Sahabat Lawan Jenismu
Silvarani
Flash
Bronze
Aku Memang Monyet
Silvarani
Flash
Bronze
Surya Menyapa Bulan Hanya Lewat Gerhana
Silvarani
Flash
Bronze
Yang Pergi Tak Selalu Pindah Hati, Yang Berdiam Diri Tak Selalu Menanti
Silvarani