Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
0
Suka
2,278
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

 “Gue mau nikah sama duda kaya anak empat, tapi dia belum jadi duda sekarang.”

“Maksud lo gimana? Jadi, tuh laki masih beristri sekarang?”

“Hahaha! Istrinya lemah ini. Keciiiiil.”

“Anak-anaknya?”

“Ya udahlah gampang...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Genius Insane
Ilma Ilhami
Novel
Bronze
Tentang Kisah Kita: Trilogi Novelette 3
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Sepertiku
Kaylasyifa Azzahrie
Flash
Bronze
Untuk Ayah dan Ibu
Faisal Susandi
Flash
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Silvarani
Novel
Bronze
Kebelet Bisnis
Donny Barnesi
Novel
Gold
Gadis Jeruk
Mizan Publishing
Novel
Diandra
D
Flash
Reuni
Diana Dia
Flash
Bronze
Cintamu Bagaikan Burung Elang (Senang Datang Senang Hilang)
Flora Darma Xu
Novel
Gold
When Patty when to College
Noura Publishing
Novel
Prolog Epilog
Devi Wulandari
Novel
VIOLA
Mira Angelina Syah
Novel
Bronze
Anak kolong
Eko Hartono
Novel
Sukma Raga
Yeni fitriyani
Rekomendasi
Flash
Bronze
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga Air
Silvarani
Flash
Bronze
Don't Lose Yourself When You're Falling in Love
Silvarani
Flash
Bronze
Pembunuhan dibalik Truk Tengah Hutan
Silvarani
Flash
Bronze
Noni Menanti Tahun Berganti
Silvarani
Cerpen
Bronze
Pemimpin Seorang Pemimpin
Silvarani
Flash
Bronze
Caffeine Anecdote (Membicarakan Adam 9)
Silvarani
Novel
Bronze
Gwenchana Parahyangan
Silvarani
Flash
Bronze
Isyarat Semesta
Silvarani
Flash
Bronze
Hanya Pengisi Waktu Kosongmu
Silvarani
Cerpen
Bronze
Putri Beras Merah
Silvarani
Cerpen
Bronze
Maaf Malam Minggu ini Aku di Lubang Buaya, Sayang
Silvarani
Flash
Bronze
Surya Menyapa Bulan Hanya Lewat Gerhana
Silvarani
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Flash
Bronze
Yang Pergi Tak Selalu Pindah Hati, Yang Berdiam Diri Tak Selalu Menanti
Silvarani