Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Andi duduk di sudut kamar kerjanya, mata terfokus pada layar komputernya yang berkedip-kedip. Sebuah laporan penting harus segera dia selesaikan. Di tengah kesibukannya, dia merasakan ada yang aneh. Pandangannya tertuju pada Bima, putranya yang berusia 7 tahun, yang berdiri di samping jendela dengan gelas berisi air di tangan.
Awalnya, Andi kesal dengan tingkah aneh Bima. "Bima, kamu ngapain sih ini?" tanyanya dengan nada ketus.
Bima, dengan mata yang penuh kekhawatiran, menjawab, "Tuan kepala terbalik takut air, yah, jadi Bima letakkan saja air di bawah jendela."
Andi mendengar penjelasan Bima dan memutar matanya. Dia merasa bingung oleh kata-kata aneh Bima. "Tuan kepala terbalik takut air? Ayah gak paham, siapa itu Tuan kepala terbalik?"
Bima menjelaskan, "Tadi siang, Bima dengar Bu Suparti dan Bu Sri ngobrol. Mereka bilang, tuan kepala di sana sakit karena takut air. Jadi, Bima gak mau main dengannya lagi, dia jahat, Bima mau dia pergi jadi Bima letakkan air di bawah jendela agar dia gak bisa masuk, yah."
Andi merasa semakin bingung. "Bima, itu mungkin hanya gosip biasa. Kita tidak perlu khawatirkan itu. Tapi kenapa kamu tahu tentang hal ini?"
Bima menjelaskan, "Aku dengar dari teman-temanku di sekolah. Mereka bilang, kalau kita tidak mau bermain dengannya lagj, kita harus menyingkirkannya dengan meletakkan air di bawah jendela."
Andi menggelengkan kepala, masih tidak yakin. Namun, ada kekhawatiran dalam dirinya yang membuatnya memutuskan untuk memeriksa hal ini lebih lanjut. Dia ingin melihat apakah ada kebenaran di balik cerita ini.
Saat malam tiba, Andi membawa Bima bersamanya menuju dapur dan menyingkirkan semua gelas berisi air tersebut. Tak beberapa lama saat akan berjalan kembali ke kamar, dan Andi mulai merasa gugup. Apakah ini hanya kebohongan anak-anak atau ada sesuatu yang benar-benar terjadi?
Andi mula mematikan lampu dapur untuk menghemat listrik dan berjalan kembali ke kamarnya dengan melewati ruang tamu dan lorong kecil. Tiba-tiba, Bima menarik lengan ayahnya dan menunjuk ke arah jendela. "Lihat, Ayah! Tuan kepala benar-benar terbalik!"
Andi menoleh dan melihat kejutan besar. Di ruang tamu itu, seorang pria yang tampaknya kepala terbalik tengkurap di atas meja, sementara air dari gelas-gelas yang diletakkan di bawah jendela mengalir menuju kepalanya. Andi tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya.
Tuan kepala terbalik itu tiba-tiba mengangkat kepalanya dari meja, dan matanya yang gelap menatap tajam pada Andi dan Bima. Andi bisa merasakan denyutan jantungnya meningkat, tetapi dia tidak ingin menunjukkan ketakutan pada Bima. Dia mengambil langkah maju, bersiap untuk bertindak.
Bima, meskipun ketakutan, tampak tegar. "Jangan ganggu Ayah dan Bima!" serunya pada tuan kepala terbalik dengan terisak-isak.
Tuan kepala terbalik itu tersenyum dengan menyeringai. "Kalian berdua adalah ancaman bagiku. Aku takut akan kebaikan kalian. Itulah mengapa kami harus mencoba menghindarinya, aku hanya ingin bermain kok."
Tiba-tiba, tuan kepala terbalik itu melompat dari meja dan berusaha menyerang Andi dan Bima. Andi segera mengambil tindakan, mencoba menghalangi serangan tersebut. Mereka berdua berjuang untuk melawan tuan kepala terbalik, yang dengan setiap gerakan terlihat semakin kuat.
Tetapi sesuatu yang aneh terjadi ketika Bima meraih gelas berisi air yang masih tersisa. Dia merasa kekuatan luar biasa mengalir melaluinya, dan seketika itu juga, Bima melemparkan air tersebut ke arah tuan kepala terbalik. Air itu seolah-olah memiliki kekuatan magis, membuat tuan kepala terbalik meringkuk kesakitan dan melepaskan cengkeraman mereka.
Andi dan Bima bekerja sama dengan menggunakan air yang mereka punya, dan itu membawa kekalahan bagi tuan kepala terbalik. Mereka berhasil mengusirnya dari rumah mereka.
Setelah pertarungan itu berakhir, Andi melihat Bima dengan bangga. "Bima, kamu adalah pahlawan sejati. Ayah tidak tahu apa yang ada dalam air itu, tetapi kamu berhasil melawan mereka."
Bima tersenyum, "Bima dengar dari teman-teman kalau air bisa menjadi kekuatan pelindung jika kita punya niat baik. Bima hanya mencoba kok, yah."
Andi belajar sebuah pelajaran penting dari pengalaman ini. Terkadang, tindakan yang tampak aneh atau tidak masuk akal mungkin memiliki makna yang lebih dalam. Dan kepercayaan Bima pada kebaikan dan kekuatan air telah membuktikan dirinya.
Malam itu, Andi mengikuti langkah Bima dengan meletakkan gelas berisi air di bawah seluruh jendela rumah mereka. Mereka merasa lebih aman dan terlindungi, dan Andi tahu bahwa kepercayaan pada putranya adalah hal yang benar dan berharga. Keduanya melanjutkan hidup mereka dengan kebahagiaan dan kedamaian.