Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
0
Suka
1,859
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Angkat detik-detik silam itu dari hati, tetapi rekatkan semua itu di dalam benak.”

Awalnya, aku tak mengerti dengan makna dari kata-kata itu. Sampai akhirnya, lelaki pembuang jam itu mengetuk pintu rumah dan menjelaskan semuan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Cerita Sang Aktor
ab
Novel
Gold
Coupl(ov)e
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Cinta Dua Hati "Novel"
Herman Sim
Flash
Beruang
artabak
Flash
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
Silvarani
Cerpen
Toko Kaca Renjana
Arya Rahmadi
Novel
Gold
Raksasa Kesepian
Mizan Publishing
Flash
Mempelai Perempuan
Joshua Vincentius
Cerpen
Bronze
Salju Turun di Alun-Alun
Gin Teguh
Novel
Gelinang
Hasan Danakum
Novel
Bronze
Anything but Love
Febianty N
Flash
Sedikit Saja
WN Nirwan
Novel
Bronze
Tiga Cinta
silvi budiyanti
Novel
Bronze
Feeling with Heart
Dew
Novel
Bronze
Stevie: Sebuah Catatan Remaja Biasa
Nadya Wijanarko
Rekomendasi
Flash
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
Silvarani
Flash
Bronze
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani
Cerpen
Bronze
Kepala Hantu di Motel Sumatra
Silvarani
Flash
Bronze
Dua Malam Berdua
Silvarani
Flash
Bronze
Penghuni Imaji (Membicarakan Adam 21)
Silvarani
Flash
Bronze
Rupanya Ini Cinta Kok Begini?
Silvarani
Cerpen
Bronze
Jasmine and Blueberry Tea
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga
Silvarani
Flash
Bronze
Insomnia Distraction (Membicarakan Adam 3)
Silvarani
Flash
Bronze
Perang Satu Rahim
Silvarani
Flash
Bronze
Isyarat Semesta
Silvarani
Flash
Bronze
Pembunuhan dibalik Truk Tengah Hutan
Silvarani
Flash
Bronze
Putra Pariwisata dan Putri Seribu Kata
Silvarani
Flash
Bronze
Ditemani Pagi (Membicarakan Adam 2)
Silvarani
Flash
Bronze
Semoga Kabarmu Baik
Silvarani