Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
0
Suka
1,866
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Angkat detik-detik silam itu dari hati, tetapi rekatkan semua itu di dalam benak.”

Awalnya, aku tak mengerti dengan makna dari kata-kata itu. Sampai akhirnya, lelaki pembuang jam itu mengetuk pintu rumah dan menjelaskan semuan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1,000
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
Silvarani
Novel
Two Regrets
Anisha Dayu
Flash
LUPAKAN MANTANMU YANG TIDAK SEBERAPA ITU
Arai Merah
Novel
Kita & Saling Part 2
Aneke Putri
Flash
Bronze
PELAJARAN BERHARGA
Lirin Kartini
Cerpen
Bronze
Jangan Lupa Bahagia
Vitri Dwi Mantik
Novel
Cinta di negara jam
Author WN
Novel
Karat Rangka Karat Nyawa
Neo Hernando
Novel
The Diary of The Unlucky Boy : B-Side
Jaydee
Novel
This is Home!
pinklabel
Cerpen
Bronze
Penyakit Aneh (Dusta Seorang Ayah)
Sulistiyo Suparno
Novel
Bukan Mandul
Mambaul Athiyah
Novel
Bronze
Yasmin (Gandoriah Love Story)
Halimah tusakdiah
Novel
Maafkan, Nayla Bu
Sriwahhh
Flash
Bronze
Terus Terbang
Silvarani
Rekomendasi
Flash
Bronze
Lelaki Pembuang Jam (Membicarakan Adam 4)
Silvarani
Flash
Bronze
Terus Terbang
Silvarani
Flash
Bronze
Putra Pariwisata dan Putri Seribu Kata
Silvarani
Flash
Bronze
30 Hari Bulan September
Silvarani
Cerpen
Bronze
Putri Beras Hitam Love Story
Silvarani
Cerpen
Bronze
Cerita Pagi Secangkir Kopi Batavia
Silvarani
Flash
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
Silvarani
Flash
Bronze
Jembatan Terakhir
Silvarani
Flash
Bronze
Tiga Lampu Rambu Lalu Lintas
Silvarani
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Cerpen
Bronze
Dua Manusia Terakhir
Silvarani
Flash
Bronze
Desa Naga Kayu
Silvarani
Flash
Bronze
Surat Bahasa Inggris Dari Ratu
Silvarani
Flash
Bronze
Kopi Bintang
Silvarani
Cerpen
Bronze
Maaf Malam Minggu ini Aku di Lubang Buaya, Sayang
Silvarani