Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Desa kecil ini bernama Pringgodani. Ini pertama kalinya kau menapakkan kaki kecilmu di desa ini, desa kecil nan asri. Pepohonan hijau mulai dari Waru, Melinjo, Nangka, hingga Jati terlihat kokoh berdiri.
Di sebuah rumah bercat hijau muda di ujung desa, seorang ibu dari sebuah keluarga kecil terlihat sedang mempersiapkan hidangan serta peralatan makan untuk menunaikan ibadah sarapan pagi bersama keluarganya. Dia berkacak pinggang ketika mendapati hidangan di meja makannya sudah siap, tetapi kedua anaknya masih belum hadir di ruang makan.
Sang Ibu menghampiri putrinya yang sedang duduk termangu di depan rumah. "Kan sudah ibu bilang, jangan duduk di depan pintu, Eka! Nanti kamu bisa sulit jodoh, loh," larang sang Ibu kepada putri sulungnya, Eka.
"Iya, bu," lirih Eka. Ibunya memang masih percaya terhadap mitos seperti itu. Walaupun Eka tidak mempercayainya, ia mencoba untuk menurut kepada ibunya. Lagipula, usianya baru menginjak 17 pada dua bulan lalu. Mana sempat memikirkan jodoh?
Setelah mengingatkan putrinya, sang Ibu segera menuju kamar putranya. Dia sudah dapat menduga bahwa anak keduanya sedang sibuk dengan komputernya. "Ayok! sarapan dulu, nak," pinta sang Ibu kepada putranya, Dwi.
"Iya. Sebentar lagi, Bu." Dwi terlihat masih mencoba menyelesaikan pogram yang dibuatnya. Anak berusia 10 tahun tersebut memang memiliki kecerdasan yang jauh di atas rata-rata teman seusianya. Dia sudah dapat membuat aplikasi android dengan bahasa pemrograman Kotlin. Namun, ibunya selalu mengira bahwa dia hanya sedang bermain gim. Tidak, dialah yang menciptakan gim tersebut.
Keluarga kecil itu sudah bersiap di meja makan. "Kalau makan di sini saja ya, Wi? Jangan makan di depan rumah, nanti jadi seret rejekinya!" Sang Ibu kembali mengingatkan Dwi yang sering makan di depan rumah.
Selain percaya dengan mitos perihal rejeki dan jodoh, sang Ibu juga percaya akan mitos isyarat alam melalui burung Prenjak. Menurut primbon jawa, setiap arah datang dan berkicaunya burung Prenjak memiliki makna. Misalnya jika burung Prenjak menyambar dari utara berarti akan ada duka, jika Prenjak berkicau di selatan berarti akan ada tamu yang membawa kabar baik, dan jika Prenjak berkicau mengelilingi rumah berarti pemilik rumah akan mendapatkan rezeki.
Dari jendela rumah bercat hijau muda itu dapat kaulihat keluarga kecil itu sedang sedang menikmati kebersamaan mereka, meskipun tanpa kehadiran sang Bapak yang sedang mengabdi di luar kota. Kini hatimu bimbang. "Memang, siapa yang tidak bimbang dalam situasi ini?" pikirmu saat ini.
Kau benar-benar bimbang untuk memilih isyarat apa yang harus kauberikan kepada mereka. Eka yang akan kedatangan tamu untuk melamarnya, Dwi yang akan mendapatkan beasiswa pendidikan untuknya, atau justru kabar meninggalnya sang Bapak yang akan segera terdengar oleh keluarga itu?
Keraguan hatimu kian menghujan. Namun, kau hanyalah burung kecil pembawa pesan yang sedang bimbang. Kau lebih memilih untuk bertengger dan menari-nari di pohon Melinjo yang lebat daunnya tanpa berkicau. Biarlah keluarga kecil itu mendapatkan warta ketika tiba masanya. Sekarang, yang kaulihat adalah kebersamaan dan kegembiraan, di antara sebuah keluarga yang sedang menunaikan ibadah sarapan.