Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Aku Akan Menunggumu
3
Suka
1,895
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Selalu kudengar petikan gitar menjelang fajar. Bersama aroma embun, dentingan dawai gitar itu menyelusup ke dalam relung hatiku. Begitu romantis.

Semula, aku merasa terganggu oleh petikan gitar dari rumah sebelah. Nada-nada yang mengalun dari gitar itu tak pernah kukenal dan kadang terputus-putus. Aku tak bisa menangkap harmoni nada yang menghibur telinga dan hati.

Petikan gitar itu sungguh menyebalkan! Sebentar berdenting, sebentar diam, sunyi, hening, lalu berdenting lagi. Aku nggak bisa tenang membaca buku pelajaran. 

Padahal, sebelum petikan gitar itu hadir seminggu lalu, aku sangat menikmati aktivitasku membaca saat menjelang fajar. Tetapi sekarang?

Uff, sungguh petikan gitar yang tak punya etika.

Namun, ketika petikan gitar itu terdengar lebih teratur dari sebelumnya, rasa kesalku mulai reda. Nada-nada petikan gitar itu mulai akrab di telingaku. Always Somewhere, Carrie, Soldier of Fortune, hei, dari mana ia tahu lagu-lagu slow rock kesukaanku?

***

Namanya Praha. Kami bertemu dan berkenalan di warung pojok gang, saat aku hendak membeli deterjen, ia hendak membeli kopi instan untuk menemaninya mencipta lagu. Begitu rupanya, petikan gitar yang sering kudengar putus-putus itu adalah bagian dari proses kreatifnya.

Praha anak desa, baru lulus SMA. Datang ke kota ini tinggal di rumah pamannya –rumah di sebelah rumahku—untuk mengamen. “Karena di sini banyak bus kota,” katanya berkelakar.

Aku tak kesal lagi setiap mendengar petikan gitar menjelang fajar. Bahkan, melalui WA, aku pesan beberapa lagu untuk ia petik dengan dawai gitarnya. 

Biarlah aktivitasku membaca buku kupindah ke jam lain, karena saat menjelang fajar aku ingin mendengar lagu-lagu pesananku mengalun lewat petikan gitar Praha dari rumah sebelah.

Alangkah menyenangkan bila aku bisa memainkan lagu-lagu itu dengan jemariku sendiri.

“Ajari Bella main gitar dong, Mas,” kataku di suatu sore, saat kami bertemu lagi di warung pojok gang.

“Boleh, tapi kapan-kapan, ya?” sahutnya.

“Mengapa bukan sekarang?” desakku.

“Malam ini aku akan ke Jakarta.”

“Untuk apa?” 

“Aku masih punya seorang paman lagi di Jakarta. Aku akan menumpang tinggal di sana. Aku akan mengamen dan menawarkan lagu-lagu ciptaanku. Semoga ada produser yang tertarik.”

“Berapa lama Mas Praha akan pergi?” Ada rasa kehilangan dalam hatiku. Perkenalan kami berjalan dua bulan, mengapa harus berpisah?

“Entahlah,” Praha mengangkat bahu. “Tetapi aku janji, suatu saat aku akan menemuimu untuk mengajarimu main gitar.”

Aku tersenyum meski getir. Aku tak punya hak melarang Praha pergi. Kulepas ia dengan doa tulus.

“Semoga cita-cita Mas Praha tercapai,” kataku.

“Terima kasih,” sahutnya tersenyum. “Maafkan bila selama ini aku telah menganggu waktumu menjelang fajar dengan petikan gitarku.”

“Ya, Mas. Sama-sama.”

Menjelang fajar aku termangu duduk di sudut ranjang dekat jendela kamar. Aku menajamkan telinga, berharap keajaiban terjadi. Namun, keajaiban itu tak terjadi. 

Tak ada petikan gitar dari rumah sebelah. Ah, tentu Praha telah berangkat ke Jakarta. Aku teringat janji Praha, “Suatu saat aku akan menemuimu untuk mengajarimu main gitar.”

“Ya, Mas. Aku akan menunggumu,” desisku. Kerinduan menyelinap dalam hatiku.

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@pak Sulistiyo sama-sama, pak. 🙏
@egidperdana89 : Terimakasih, Mas. Siap segera mampir.
Tulisan yang bisa dirasakan. Saya tau banget gimana rasanya jadi Bella, pak. 🤗 Mampir juga ke ff saya ya, pak. Adel Tersayang lagi free tinggal 4 hari lagi. 🙏
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Aku Akan Menunggumu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Jakarta, Baru-Baru Ini
Aneidda
Novel
Gold
Fate
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Kita Kehilangan Cara Untuk Melupa
Ningrati Sumarto
Novel
Bronze
Cinta Monyet Bukan Cinta Pertama
Prayogo Anggoro
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
Di Ujung Kenangan
Lian lubis
Novel
Gold
Mantan
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Still into You
Bentang Pustaka
Novel
Lovestory About Choirmaster
princess bermata biru
Cerpen
Bronze
Senja dan Cinta Pertama
Ersi Safitri
Novel
TITIK PEMBERHENTIAN
Blogky
Flash
Mbak Yang Ketemu Kemarin
Luca Scofish
Novel
Bronze
Hidroponik Cinta
Julieta Syakur
Novel
Unknown Husband
Michelia Rynayna
Rekomendasi
Flash
Aku Akan Menunggumu
Sulistiyo Suparno
Flash
Gito dan Gitarnya
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Jangan Tebang Pohon Sawo Itu
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Pengangguran
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Balas Dendam Seorang Pengarang Yunior
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Panggilan di Pelataran Masjid
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penghuni Kamar Depan
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Judi
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Jangan Jadi Orang Baik
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Wanita Terhormat Vs Perempuan Jalang
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kecupan Rere
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Perilaku Aneh Paman Go
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Siapa yang Mandul?
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Bu Guru Hastin Ditangkap Polisi
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Janji Seorang Badut
Sulistiyo Suparno