Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Perjalanan Mengunjungi Sahabat
0
Suka
11,604
Dibaca

Ketika matahari telah terbit, Tuan Logan pergi ke Kota Barat dengan menunggang seekor kuda cokelat yang tegap. Sejak muda Tuan Logan gemar menunggang kuda, dan ia tinggal di negeri yang aman, sehingga ia berani melakukan perjalanan seorang diri. 

Tuan Logan mengenang masa kecilnya. Dahulu, ia punya teman bernama Woody. Mereka sering berlomba memacu kuda menuju bukit di selatan kampung. 

Saat dewasa, Tuan Logan menjadi pedagang kain terkaya di Kota Timur. Sedangkan Tuan Woody pindah ke kota lain dan kemudian menjadi Wali Kota di Kota Barat. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga jarang bertemu.

Kini, Tuan Logan sudah tua dan menyerahkan tiga toko kainnya pada ketiga anaknya. Tuan Logan punya banyak waktu luang dan ia ingin sekali bertemu dengan sahabat masa kecilnya, yaitu Tuan Woody. Maka, hari ini, ketika matahari telah terbit, Tuan Logan menunggang kuda seorang diri menuju Kota Barat.

Saat petang, Tuan Logan telah sampai ke Kota Barat. Ia menuju sebuah penginapan untuk beristirahat. Sebelum tidur, Tuan Logan duduk meminum kopi di kedai di dekat penginapan. Tuan Logan mendengar orang-orang membicarakan Wali Kota.

“Wali Kota menaikkan pajak. Rakyat akan semakin miskin,” kata seseorang pengunjung di kedai.

Tuan Logan sedih mendengar nama sahabatnya disebut sebagai Wali Kota yang menyengsarakan rakyat. Tuan Logan sampai sulit tidur karena memikirkan Tuan Woody. Tuan Logan berjanji dalam hati akan menasihati Tuan Woody bila nanti mereka bertemu.

Pagi pun tiba, Tuan Logan pergi ke Kantor Wali Kota. Di pos penjagaan, Tuan Logan melapor pada penjaga.

“Aku Tuan Logan dari Kota Timur. Aku datang ingin bertemu dengan Wali Kota. Kau tahu, Tuan Woody adalah sahabatku,” kata Tuan Logan.

Si penjaga berjalan memasuki Kantor Wali Kota. Tak lama kemudian, si penjaga itu kembali.

“Maaf, Tuan Logan. Tuan Wali Kota mengatakan tidak punya sahabat bernama Logan Hemingway. Maaf, saya harus katakan ini; Tuan Wali Kota menolak bertemu dengan Anda, Tuan Logan,” kata si penjaga.

Tuan Logan meninggalkan Kantor Wali Kota dengan hati sedih. Sekarang ia percaya dengan omongan orang-orang di kedai bahwa, Tuan Woody si Wali Kota adalah orang yang sombong.

Tuan Logan bersiap untuk pulang. Ketika mendekati pintu gerbang kota, Tuan Logan menghentikan kudanya. Ia berhenti di depan sebuah restoran. Tuan Logan mencium bau masakan yang sangat digemarinya.

“Hmm, aroma sup kacang merah. Aku harus mampir ke restoran itu,” kata Tuan Logan lalu masuk ke restoran itu dan memesan semangkuk sup kacang merah.

Tak lama kemudian datanglah seorang pelayan membawa semangkuk sup merah untuk Tuan Logan. Pelayan itu seorang lelaki tua, seusia Tuan Logan.

“Silakan, Tuan. Ini sup kacang merah, menu andalan di restoran kami,” kata si pelayan tersenyum ramah.

Tuan Logan terkejut melihat si pelayan.

“Maafkan mata tuaku ini. Mungkin dugaanku salah, tetapi apakah benar Anda adalah Tuan Woody?” tanya Tuan Logan.

Si pelayan tua juga terkejut.

“Apakah Anda Tuan Logan Hemingway?” tanya si pelayan.

“Benar. Aku Logan Hemingway dari Kota Timur,” jawab Tuan Logan.

Tuan Logan dan Tuan Woody berjabatan tangan. Ini pertemuan yang mengejutkan.

“Apa yang terjadi denganmu, Tuan Woody? Kau menjadi pelayan restoran?” tanya Tuan Logan.

Si pelayan yang tak lain adalah Tuan Woody lantas bercerita. Ternyata, di usia tuanya, Tuan Woody membuka restoran dan ia sering menemui pengunjung restorannya untuk mengantar makanan, layaknya seorang pelayan.

“Jadi, Wali Kota yang sekarang bukan kau, Tuan Woody?” tanya Tuan Logan.

“Aku sudah pensiun, Tuan Logan. Wali Kota yang sekarang memang mirip dengan namaku, tetapi kami beda keluarga. Aku Woody Jefferson, sedangkan si Wali Kota itu Woody Hamilton,” kata Tuan Woody.

“Aku lega mendengarnya,” sahut Tuan Logan dan meminta maaf pada Tuan Woody karena telah berburuk sangka pada sahabatnya itu.

“Aku membawa sesuatu untukmu, Tuan Woody,” kata Tuan Logan, lalu meletakkan kotak kayu ke meja makan. “Bukalah,” kata Tuan Logan.

Tuan Woody membuka kotak itu. Isinya selembar kain wool berkualitas terbaik. “Oh, terima kasih, sahabatku,” kata Tuan Woody tersenyum senang.

Malam itu Tuan Logan menginap di rumah Tuan Woody. Keesokan harinya, Tuan Logan pamit hendak pulang.

“Tunggulah, suatu hari nanti aku akan mengunjungimu di Kota Timur, Tuan Logan,” kata Tuan Woody berjanji.

“Baiklah, Tuan Woody. Sampai bertemu lagi,” sahut Tuan Logan melambaikan tangan, lalu menepuk punggung kudanya. Kuda itu berjalan riang dan Tuan Logan tersenyum bahagia karena telah bertemu dengan Tuan Woody, sahabatnya.  

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
REVENITE
Risda Amalia Putri
Skrip Film
Break A Leg! (Literally) - Script
Nunahsana
Skrip Film
TO MY BEAUTIFUL TRAUMA
Mia Sekar Santi
Flash
Perjalanan Mengunjungi Sahabat
Sulistiyo Suparno
Flash
Habis Kuota
Reyan Bewinda
Cerpen
Bronze
MALAM BAGI SENJA
Rian Widagdo
Novel
Bronze
SELALU ADA RUANG UNTUK PULANG
Ifha Karima
Skrip Film
The Tale of Piano: Neige de Printemps
Nice McQueen
Cerpen
Bronze
OUR LAST STORY
Mell Shaliha
Cerpen
Bronze
Dirimu dan Penunggu Hal-Hal Pergi
Titin Widyawati
Komik
The Disguised Blessing
yelartcreation
Skrip Film
Cerita Untuk Kenna
sinatrio
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Skrip Film
Wonderful Miss A
Noor Cholis Hakim
Skrip Film
Kekasih Titipan
Ravistara
Rekomendasi
Flash
Perjalanan Mengunjungi Sahabat
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Hantu Bosan
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Keluarga Pendiam
Sulistiyo Suparno
Flash
Gadis Payung
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Penanam Bunga
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
"Tolong, Sembelih Saya!"
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penyakit Aneh (Dusta Seorang Ayah)
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Semua Rumah Ada Tikus
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Balas Dendam Seorang Pengarang Yunior
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Martin, Penyanyi yang Hilang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Rolet dan Pisau Lipat
Sulistiyo Suparno
Flash
Jurus Pemikat Pedagang Sepatu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Konsultan Skripsi
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Sisi Romantis Seorang Pembunuh
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Ramalan Bintang
Sulistiyo Suparno