Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sumi, adalah seorang gadis yang tinggal di desa terpencil, ia juga salah satu gadis yang selalu di kucilkan teman teman sekampungnya karena kekurangannya yang tak memiliki lensa mata hitam. Ia sering dianggap makhluk aneh oleh teman, serta tetangga sekampungnya. Sejak ia masih kecil sekitar umur 10 tahun, pernah mengalami kecelakaan yang hampir kehilangan sebelah tangannya. Usai kejadian itu orang orang beranggapan bahwa Sumi adalah anak pembawa sial, karena bentuk fisiknya yang cacat membuat orang orang bergidik ngeri jika melihat matanya yang lebam putih.
Hingga saat ia remaja pun laki laki enggan untuk mendekatinya. Semakin dewasa Sumi semakin ingin merasakan cinta, yang sering orang tuanya katakan. Setiap hari ia selalu pergi ke kampung sebelah untuk memilah sayur mayur, dibandingkan kampungnya sendiri yang kualitas sayur mayurnya kurang baik. Sumi selalu disambut baik oleh pedagang sayur, kebetulan pedagang sayur itu seorang bujang yang berumur tak jauh dengannya. Jaka adalah nama pedagang sayur di kampung sebelahnya. Sikap Jaka pada Sumi sangat ramah, membuatnya terpukau pada sikapnya yang ramah itu. Berbeda terbalik dengan orang orang di kampungnya yang selalu mengucilkan nya. Semakin dewasa Sumi semakin cantik jika dilihat dari postur tubuhnya yang bagus. Walaupun Sumi memiliki kekurangan, namun ia tak pernah menyerah dengan keadaanya.
" Eh neng Sumi, ini sayurannya udah saya siapin". Ucap Jaka dengan menyodorkan bingkisan plastik yang berisi sayuran.
" Terimakasih mas, si masnya tau aja saya belanja ini". Jawab Sumi dengan senyuman manis.
" Kan si Eneng nya tiap hari kesini, jadi saya sudah tahu apa yang hendak Eneng beli". Jawab Jaka.
Semakin sering Sumi mengunjungi pedagang sayur itu, semakin banyak godaan godaan aneh yang di lontarkan Jaka padanya. Sumi pun semakin bersemangat untuk membeli sayur mayur pada jaka. Berhari hari rasa Sumi pada jaka berubah menjadi rasa kagum, hanya karena Sumi merasa di perhatikan oleh Jaka.
Hingga pada suatu sore sekitar pukul 17:00 Jaka tengah berkumpul di pos ronda bersama teman teman sekampungnya.
" Eh, lu tau ngak cewek yang sering datang pagi ke tempat gue itu, yang matanya putih gak ada lensa matanya ituloh". Tanya Jaka.
" Kenapa?, Naksir Lo?". Ucap Jaenal.
" Ya ngak lah tolol, yakali gue naksir Ama cewe cacat itu. Tapi Denger denger dari orang dia naksir gua co, kalo diliat liat body nya itu beuhhh mantep juga". Jawab Jaka.
Hingga muncul rasa penasaran dibenak Jaka tentang Sumi lebih lanjut. Ia ingin tahu masalalu si gadis yang memiliki body memikat itu. Suatu hari saat Sumi sedang menanam singkong di ladang seorang diri, Jaka muncul dengan membawa sebuah nasi dengan ayam.
" Neng, makan bareng Yo". Ucap Jaka. Sumi menghentikan pekerjaannya diliatnya ke belakang Jaka mematung disebuah gubuk tempat penyimpanan padi. Sumi yang memang menyimpan perasaan pada jaka tersenyum riang. Ia tak percaya bahwa pria yang ia kagumi muncul tanpa Sumi kejar. Tanpa berpikir panjang Sumi menghampiri Jaka.
" Ehhh kenapa tahu saya disini bang?". Tanya Sumi
" Tak penting darimana itu, intinya dua hari kamu ngak datang beli sayur, akhirnya saya inisiatif datang kesini". Ucap Jaka sambil menyolek dagu Sumi. Sumi yang pertama kali mendapatkan perlakuan manis itu diam terpaku. Pasalnya, baru kali ini ia diperlakukan seperti itu oleh seorang pria yang ia kagumi.
" Sumi, maukah kamu menjadi kekasihku?". Tiba tiba usai makan Jaka memegang tangan Sumi dengan mengutarakan kata hatinya.
"Hahh, yang benar mas?". Sumi terkaget saat diperlakukan romantis oleh Jaka.
" Aku menyukaimu Sumi, sejak kau sering datang ke tempatku".
Hingga akhirnya Sumi menerima Jaka sebagai kekasihnya, Jaka dengan cepat memeluk Sumi dan mencium kening gadis pemilik mata putih itu. Makin lama Sumi dan Jaka terlarut dalam kehangatan hingga akhirnya Jaka melakukan hal yang seharusnya tak ia lakukan pada Sumi.
" Aku janji, akan bertanggung jawab Sumi". Ucap Jaka penuh girang. Sumi dengan polosnya hanya menganguk angukan kepala saja. Anehnya ia tak merasa takut setelah melakukan itu.
Dua Minggu setelah kejadian itu Sumi merasakan gelenyar aneh di perutnya. Sering mual dan pusing setiap harinya. Melihat buah buahan yang masam selalu ingin ia makan. Ia pun penasaran, penyakit apa yg ada di tubuhnya itu sekarang. Setelah memeriksakan tubuh pada Dokter, alangkah terkejutnya Sumi bahwa hasil menunjukan bahwa Sumi positif hamil. Ia menangis sejadi jadinya, dengan air mata yang bercucuran ia pergi meninggalkan klinik menuju rumah Jaka. Jaka yang mendengar pengakuan bahwa Sumi hamil langsung menolak. Bahwasanya ia tak mau mengakui bahwa itu anaknya.
" Heh wanita gila! Itu bukan anakku, aku hanya melakukannya sekali saja". Tegas Jaka.
" Ini anakmu mas, bagaimana ini bagaimana dengan orangtuaku, nikahi aku mas. Aku tak mau anaku lahir tanpa seorang ayah". Tangis sunyi memegang kaki Jaka. Saat itu Jaka yang diliputi amarah karena takut kelakuannya bejad nya di ketahui orang orang, ia menendang perut Sumi sekeras kerasnya. Hingga akhirnya Sumi dengan kandungan yang berusia 2 Minggu itu harus kehilangan nyawanya oleh ayah dari bayi yang Sumi kandung. Jasad Sumi di kuburkan tak layak di gubuk ladang miliknya.
Berhari hari kedua orang tuannya terus mencari keadaan Sumi yang tak kunjung pulang. Sementara Jaka setelah melakukan hal itu ia pergi keluar kota. Namun, karma dan nasib sial ia dapatkan. Sumi selalu datang disetiap pukul 12 malam. Tepat kejadian ia di tikam oleh Jaka. Jaka menjerit jerit histeris setiap langkahnya arwah Sumi yang penasaran selalu bergentayangan di hidupnya.
Hingga akhirnya ia depresi dan mengalami ganguan jiwa. Sementara jasad Sumi sudah satu Minggu ada yang menemukannya. Hanya sisa tulang belulang. Warga pun mulai bekerja sama menguburkan jenazah Sumi dengan layak. Karena informasi dari warga bahwa setiap pukul 12 malam selalu ada seorang tangisan wanita diarah gubuk tua itu.
-Selesai-