Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Me Time
5
Suka
22,962
Dibaca

Rima, seorang ibu muda yang baru saja mengundurkan diri dari kantor kebanggaannya, kini ia duduk di tepi tempat tidur sambil memandang buah hatinya. Ia membelai ubun-ubun bayi empat bulan itu.

"Betapa beruntungnya aku karena telah memilikimu, Nak," bisik Rima, khawatir bayi kecilnya itu terbangun.

Tadi malam, bayi itu menangis tanpa henti. Rima tak mengerti apa yang diinginkan bayi malang itu. Memberinya asi sudah ia lakukan. Lalu ia mulai menggendongnya kesana-kemari, namun itu tetap tidak menghentikan tangisannya. Tak lama kemudian, sang bayi tertidur dengan sendirinya, mungkin kelelahan. Dibaringkannya bayi mungil itu di tempat tidur. Pukul tiga dini hari. Perasaannya tak keruan, bahkan bunyi jarum jam pun kini sungguh menjengkelkan.

Sang bayi mulai bergerak. Rima tersentak. Ia menepuk lembut kaki sang bayi dan akhirnya terlelap lagi. Kemarin lusa, Rima sampai tak bisa mandi. Menahan buang air kecil pun menjadi keahliannya. Entah mengapa, ketika di dalam kamar mandi, ia seperti mendengar suara bayinya menangis. Lalu ketika ia keluar dan melongok ke kamar, sang bayi masih tidur dengan pulasnya. Mungkin hal ini biasa dirasakan oleh semua Ibu di dunia.

Hari ini, dengan kantung matanya yang semakin melebar, Rima tersenyum bahagia. Sungguh ia tidak ingin mengeluhkan hal ini. Ia hanya perlu mandi air hangat beberapa menit saja.

Wanita itu beranjak dari tepi tempat tidur. Dikecupnya jemari kecil sang bayi. "Sebentar, ya. Ibuk mau mandi dulu," bisiknya lembut kepada sang bayi yang masih terlelap. Rima berjalan menuju kamar mandi dan menghidupkan keran. Air hangat mengucur deras menyentuh permukaan kulitnya. Ia memijat lembut tubuhnya.

Tidak ada suara bayi menangis ... tidak ada bayi menangis .... Itu cuma perasaanku saja.

Rima selesai. Wanita itu meraih handuk yang digantung di balik pintu. Lalu ia keluar dari kamar mandi. Sinar matahari dengan leluasa ke ruang tamu. Pintunya menganga lebar. Darah Rima berdesir kencang. Lekas ia berlari ke kamar tidur.

Bayinya tidak ada. Hilang.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
EPILOG: Abhakalan
Manusia Purba
Novel
Bronze
Dokter dan Chef
Maria Goreti
Novel
Felicity
Clarecia Nathaniel
Skrip Film
A Kaluna
Ziee Angel
Flash
Me Time
Pikadita
Novel
Gold
The Puppeteer
Mizan Publishing
Novel
Dear, diary
Liepiescesha
Novel
15th VOLTAGE
Indah Dwi Y
Novel
Bronze
Dubia Ad Bonam
Bella
Novel
Damai Atas Luka
Nuriska Beby
Flash
PULANG
Gadhinia Devi Widiyanti
Cerpen
Bronze
Without You
lidia afrianti
Cerpen
Surau Kami Roboh
Aqil Azizi
Novel
Awan Tanpa Rupa
ANCALASENJA
Novel
Simfoni Kesedihan
Yudhi Herwibowo
Rekomendasi
Flash
Me Time
Pikadita
Novel
Semata Wayang
Pikadita
Flash
Lagu Kesukaanmu
Pikadita
Flash
Cerita Pendek Tentang Toko Kue
Pikadita
Novel
Lost In You
Pikadita
Flash
Gerbong Nomor Tiga
Pikadita
Flash
Aquarium
Pikadita