Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gelap
12
Suka
7,907
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Gelap dan bising. Begitulah dunia sepanjang waktu. Beragam suara tanpa wujud terus membuat pedih telinga. Mulai dari lengking tinggi, hingga deru mesin tak tahu adat. Yang terakhir ini biasanya diikuti semacam gelombang mengerikan. Panas menyengat dan terpaan debu yang tak tahu darimana asal muasalnya menjadi makanan sehari-hari.

Mana dia?

Sesekali, terdengar bunyi wadah berbahan lentur beradu dengan benda gepeng keras yang biasa aku gunakan untuk mendapat air minum dingin dari kios terdekat. Kadang ada pula suara-suara berbisik dari orang lewat yang jelas-jelas membicarakan aku. Mereka pikir bisik mereka cukup lirih, namun bagiku suara mereka nyata dan jelas macam kegelapan yang saban hari kuhadapi.

Kenapa terlambat sekali?

Pernah aku berpikir bahwa yang disebut-sebut sebagai Tuhan itu berlaku tidak adil. Karena Dia mencampakkanku dengan ketidaklengkapan indra.

Semuanya berubah saat seorang perempuan bersuara lembut datang dan membesarkan hatiku agar senantiasa bersabar. Ia menambahkan bahwa banyak orang yang memiliki kemampuan sebagaimana yang kuinginkan namun sama sekali tak mampu menghargai nikmat semacam itu. Menurut perempuan itu, aku beruntung karena terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk yang diakibatkan oleh sepasang alat ciptaan Tuhan itu. Usai menyampaikan nasihatnya, perempuan itu pergi, meninggalkanku yang tertegun; entah karena kelembutan suara si perempuan, atau karena pesan di dalamnya. Namun sejak saat itu, saban hari ia datang membawakan makanan, atau sekadar bercerita seperti biasa.

Hari ini, aku kembali menunggunya datang meski sepertinya perempuan itu agak terlambat. Tak biasanya ia belum datang setelah sengatan panas mencapai puncak kepala. Dalam hati, aku baru terpikir mengapa hingga berhari-hari, tak terpikirkan untuk menanyakan namanya.

Beberapa saat kemudian, seseorang berdiri di hadapanku. Dapat kurasakan aroma wangi yang entah apa namanya, dan sengat panas yang meredup akibat tubuh besar itu.

"Siapa?" tanyaku dengan suara parau.

"Alisia berpesan untukmu agar tetap semangat, dan teruslah hidup. Dia meninggal pagi ini."

Bagai tersengat sesuatu yang tak dapat kujelaskan. Sekujur tubuhku kaku. Dapat kurasakan tubuhku dingin macam mayat meski sengat panas kembali menghantam dan aroma wangi tadi makin menjauh. Aku menunduk dalam-dalam. Tanpa bisa kukendalikan, air mata mengalir begitu saja hingga dapat kurasakan sebagian menetes ke celana tipis, menembus hingga paha, tak henti-henti.

Baru saja secercah cahaya muncul. Namun sepertinya kegelapan lebih menginginkanku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Simple
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Cinta di Balik Pesantren (Buku Kedua)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Gelap
Fajar R
Cerpen
Bocah Pecandu Lem
Muhammad Ilfan Zulfani
Novel
Bronze
Erstwhile
Relia Rahmadhanti
Novel
Bronze
Someday
Ratih Abeey
Novel
Meong
Laila NF
Novel
Bronze
Janda Corona Menggugah
Abdul Muis Syam
Novel
Chiwonk
Fenny
Cerpen
Jatuh
Aneidda
Novel
Bronze
The Badboy
Fidya Damayanti
Novel
APRILIA
veren felicia
Novel
Bronze
Kali Kedua
Euis Lina HF
Novel
Gold
PBC My Brother and A Flower
Mizan Publishing
Novel
KARAMEL
Fataya Azzahra
Novel
Anton dan Alina
princess bermata biru
Rekomendasi
Flash
Gelap
Fajar R
Novel
The Playmaking Defender
Fajar R
Novel
Bronze
TERRAFORMERS
Fajar R
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Flash
Anomali
Fajar R
Flash
Pulang
Fajar R
Flash
Ghostwing
Fajar R
Flash
Sarjana Pandemi
Fajar R
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R
Flash
Sembilan
Fajar R