Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Sebatas Kenangan
3
Suka
5,660
Dibaca

Tok tok tok. " Assalamualaikum". Terdengar dibalik pintu rumah suara seseorang yang mengetuk pintu. Aku terperangah kaget mendengarnya. Pasalnya, siapa orang yang bertamu Maghrib Maghrib begini. Aku ragu membuka pintu, tentunya orangtuaku selalu memberikan nasihat bahwa jangan membuka pintu di waktu Maghrib. Tapi bukan aku jika tidak ada rasa penasaran, dengan pelan aku berjalan mendekati gorden rumah, sedikit demi sedikit aku buka gorden rumah sedikit mengintip siapa diluaran sana.

" Ahh, Zack rupannya". Gumamku. Ya, Zack sepupuku, tapi tunggu siapa dua orang itu? Satu perempuan dan satunya lagi laki laki.

"Assalamualaikum Vin". Salam Zack

" Waalaikumsalam Zack, masuk". Ucapku ramah. Tanpa basa basi aku menyuruh ketiga orang itu masuk terlebih dahulu, karena tidak baik mengobrol diluar saat maghrib, kebetulan mamah dan papah usai menunaikan shalat Maghrib. Setelah membuatkan minuman dan camilan mamah datang dengan raut wajah yang penasaran.

" Zack, sudah lama kita tidak bertemu kaupun jarang berkunjung kesini. Bagaimana kabarmu dan orangtuamu?". Mamah ku mulai membuka suara, sedangkan aku hanya diam dan menyimak.

" Baik Tante, Tante sendiri bagaimana sehat? ".

"Alhamdulillah". Jawab ibuku. Setelah banyak mengobrol akhirnya mamahku pun pergi.

" Zack, tumben sekali kau datang diwaktu Maghrib begini dan siapa mereka?". Tanyaku saat Zack berada di dapur.

" Ah, itu kekasihku, dan satunya lagi teman se kampung ku vin".

" Gila, bawa anak orang di malam hari gini". Jawabku seraya memukul bahu Zack, sudah tak asing bagi kami seperti itu, karena aku dan Zack selalu bersama sejak kecil.

" Yaa dianya juga biasa biasa aja aku bawa malem malem gini". Sedikit negatif aku berfikir, pada dasarnya jika ia wanita baik baik tak akan mau di bawa seorang pria malam malam, yang tentunya jarak rumahku dan Zack agak jauh. Aku mengerutkan alisku sebelah, masih banyak yang ingin ku tanyakan pada Zack, namun tak enak meninggalkan tamu. Hingga akhirnya aku bergabung kembali dengan mereka.

Pandanganku lurus mengamati gadis yang dibawa Zack. Sedikit berani, berbicaranya pun tidak sopan, serta kelakuannya tidak seperti wanita baik baik pada umumnya. Dari sana aku terbesit mengartikan bahwa wanita yang dibawa Zack bukan wanita baik, melainkan jalang malam. Saking larutnya aku mengamati dua pasangan itu, tanpa sadar ada dua pasang mata yang memperlihatkan ku. Roy. Ya, Roy laki-laki yang dibilang Zack adalah teman sekampungnya. Ntah tatapan apa itu, namun yang kulihat ia memandangiku dengan sedikit menyungging kan senyum padaku.

"Gausah salting Roy, ucap Zack tiba tiba".

"Apaan si lu Zack ah". Ia terus meneguk minuman yang aku sodorkan, itu adalah gelas keempat yang ia minum. Aneh, itu yang aku rasakan, laki laki itu seperti malu saat ku tatap balik matanya. Aku yang tak pernah merasakan cinta hanya merasakan hal biasa saat bertemu dengan laki laki.

"Waduhh dah malem nih, pulang yu". Akhirnya wanita yang bernama gladia itu membuka suara.

" Iya, emang malem, lagian gabaik kan perempuan pulang larut malam apalagi bersama laki-laki". Ucapku menyindir. Ada rasa tak suka saat pertama kali melihatnya. Wajahnya sangat tak ramah saat aku berusaha mengajaknya mengobrol tak seperti bersama Zack dan Roy.

" Vin". Ucap Zack. Aku hanya terdiam saat Zack menunjukan ekspresi tak suka. Namun aku tak peduli bukankah benar apa yang aku ucapkan?.

Usai berpamitan pada orangtuaku, aku mengantarkan mereka pulang ke jalanan. Karena rumahku memasuki gang gang kecil perumahan. Posisiku bersampingan dengan Roy sedangkan Zack bergandengan tangan dengan Gladi. Aku membuang muka muak, melihat Gladi bergelayut manja di bahu Zack.

" Sayang aku haus, beli minum dulu ya di depan sana". Rengek Gladi.

" Didepan ada Toko kan Vin?". Tanya Zack. Aku hanya mengangukan kepala.

" Kalian tunggu dulu disini". Ucap Gladi. Dengan terpaksa aku dan Roy harus menunggu mereka berdua. Rasa canggung yang di rasakan antara kami tak ada yang memulai pembicaraan sepatah katapun, hanya kesunyian saat masing masing berbicara dengan pikirannya sendiri, hingga akhirnya sekitar 10 menit Roy membuka topik pembicaraan.

" Namamu Vina kan?". Ucapnya. Aku menjawab dengan anggukan kepala.

"Euhhh, anu itu kamu dulu suka ke rumahnya Zack ya".

" Jelas, kami saudara aku sering main, malahan kita seperti adik kakak". Jelasku. Roy hanya termangut mangut mendengar penjelasan ku. Menyimak dengan baik inti demi inti perkataan ku. Hingga akhirnya waktu memisahkan kami mereka pulang. Tiga hari setelah pertemuan itu sebuah pesan masuk di WhatsApp ku. Nomor baru yang tentunya tak aku kenali siapa pemilik nomor itu hanya saja satu pesan yang ia lontarkan

" Hay Vin". Belum ku jawab sama sekali namun pesan kedua membuatku tahu siapa ia.

" Ini aku Roy, yang kemarin datang ke rumahmu dengan Zack". Ah rupannya pria itu. Mengapa tiba tiba ia menghubungiku kembali, padahal pertemuan kami hanya sekilas. Hari hari selanjutnya pun sama kami sering bertukar kabar dan bercerita lewat telepon sesingkat itu pertemuan membuat rasa seakrab ini. Waktu satu Minggu ia sudah bisa membuatku terpana akan suaranya, walaupun hanya lewat sambungan telepon namun tak menutup kemungkinan kami tetap tukar kabar. Pada akhirnya pada tanggal 5 Oktober ia menyatakan cinta padaku, yang kebetulan juga aku memiliki rasa padannya.

Mungkin karena kami sering menghabiskan waktu bersama. Percaya tak percaya ini terjadi hingga kami menjalankan hubungan selama satu tahun. Kesabarannya yang membuatku jatuh cinta, dan kelembutannya saat berbicara padaku. Saking larutnya aku dalam hubungan itu hingga akhirnya aku 100% percaya pada nya, bahwa ia laki laki terakhirku. Tetapi dugaanku salah. Ia yang kukenal sebagai laki laki penyabar dan lembut memiliki sisi gelap yang jahat, setelah satu tahun denganku ia pun menjalin hubungan dengan mantan kekasih nya. Luka terberat dalam hidupku adalah melupakannya.

Sulit, namun aku berusaha untuk tegar dan bangkit. Cinta yang ku pupuk dengan baik musnahlah sudah. Ia telah kembali dengan masalalu nya. Orang yang ia cintai selama 5 tahun. Hingga akhirnya aku yang kau buat terluka, dan aku yang harus mati Matian melupakanmu. Tidak adil bukan? Dan benar juga kata orang bahwa cinta tak datang secepat itu, yang ada hanyalah Kita dijadikan sebuah pelampiasan untuk memperbaiki hubungan orang lain.

-Selesai-

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
ANALOGI GARIS WAKTU
Evi Octavia Setiani
Novel
Bronze
Oh My First Love
Dea Avisca
Flash
Sebatas Kenangan
Ismawati
Cerpen
DI ANTARA DUA MENTARI
Adam rusali
Novel
ANHEDONIA
Nesya Endah Rahayu
Novel
Bronze
UNBELIEVABLE; Is Yourself
rossewoodz
Novel
Bronze
Aku, Kau, Dia dan Cinta
Anggun Kartika
Novel
Universe's Fate
aditya souza tardelli
Novel
Gold
Replace
Falcon Publishing
Novel
Bronze
Gengsi karena Cinta
LSAYWONG
Novel
Gold
A Tale of Two Cities
Mizan Publishing
Novel
Gold
Pangeran Bumi, Kesatria Bulan
Mizan Publishing
Novel
Cinta Rahasia Sang Dokter
Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Novel
Gold
Sorry, Tryphosa!
Bentang Pustaka
Novel
Mata Coklat Amira
Khuswatul Kholifah
Rekomendasi
Flash
Sebatas Kenangan
Ismawati
Cerpen
Sehimpun Cerita Masalalu
Ismawati
Flash
𝑯𝑰𝑳𝑨𝑵𝑮
Ismawati
Flash
DUNIA MALAM
Ismawati
Flash
SIAPAKAH DIRIKU?
Ismawati
Flash
Sumi Arwah penasaran
Ismawati
Novel
GADIS SENJA
Ismawati