Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
Bersalah
9
Suka
2,179
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Dia merunduk dalam setelah menghentikan tampilan video yang aku perlihatkan. Tentu saja! Penyesalan menggelayut berat di tengkuknya, karena apa yang dia lihat adalah beberapa menit sebelum dia membunuh istrinya.

Dia melihat tampilan ruang makan dan istrinya sedang menyeduh kopi--tentu saja untuk suami tercinta.Bah! Aku ingin tertawa! Tapi memang kakakku ini memang mencintai perempuan itu.ย 

"Aku sudah mengaku, Wan .... Aku memang membunuhnya. Untuk apa aku melihat ini?"

Aku tidak menjawab. Dia benar. Meski tidak mengaku, semua bukti tertuju pada dirinya yang bersalah. Dalam tampilan video itu memang memperlihatkan bagaimana mereka adu mulut dan dia menyambar pisau dapur, menusuk diafragma istrinya. Fatal, meski tidak segera mati. Menyadari perbuatannya kakakku ini langsung melarikannya ke rumah sakit.

Ya. Kalap. Amarah sesaat. Itu motifnya. Sebelum menusuk istrinya, dia sempat membanting meja makan dengan lembaran print foto yang menunjukkan istrinya sedang bermesraan dengan pria lain. Footage foto yang cukup vulgar. Aku tahu karena aku yang mengirimkannya. Aku sudah menduga arah dinamika rumah tangga kakakku ini, bahkan sebelum mereka menikah. Tidak hanya aku saja, sebenarnya.

"Sungguh Ummi berat hati lihat mas-mu itu menikahi perempuan itu." Begitu kata ibu kami.ย 

"Tapi Mas Ardi sudah dewasa, Mi. Keputusannya biar dia yang tanggung sendiri," tanggapku kala itu, sekedar menetralisir cemas di hati Ummi. Namun, perhatianku agak menajam ke arah Ummi, karena Ummi saat itu memilin-milin ujung kerudungnya. Sekilas bagi orang lain mungkin tampak seperti kebiasan bocah, tapi bagiku yang dekat dengan beliau hanya sekali citra Ummi memilin-milin ujung kerudungnya yang hinggap di benakku; kala Ummi melepas Abbi berangkat ke Australia tapi pesawatnya merapat di lepas pantai. Yah, bisa dikatakan, Ummi punya firasat soal rumah tangga kakakku ini, tapi tidak aku sangka sefatal ini. Aku pikir, paling parah hanya bercerai.

"Lihat saja dulu," ucapku akhirnya sambil menyentuhkan jariku ke layar tablet itu.ย 

Dan tak lama kemudian, matanya mengerenyit menangkap kejanggalan dalam tampilan video itu. Ya, dia telah sampai pada istrinya yang mengaduk kopi, menyimpan sendoknya ke kantung plastik, lalu melepas sarung tangan berbahan latex dan juga menyimpannya ke kantung plastik yang sama. Dia gulung kantung itu dan menyimpannya ke saku dasternya.

"Di kopi itu terdapat potasium sianida," ujarku. "Istrimu berniat membunuhmu dan memfitnah pembantumu. Di kantung plastik itu adalah barang bukti yang hendak ia tanam."

Matanya terbelalak menatapku.

"Semua itu akan meringankan masa hukuman kamu. Sekarang jangan lihat ke belakang. Untuk sementara, biar putrimu aku yang urus."

Dia kembali merunduk dan tangannya yang terikat borgol menutupi wajahnya.

"Nissa," gumamnya menyebut nama putrinya.

"Soal Nissa, seharusnya kamu bangga. Meski masih dua belas tahun dia sangat dewasa," ucapku sambil mengambil ponsel dan menyodorkannya di meja interogasi. Memperdengarkan sebuah rekaman suara.

"Gimana perasaanmu, Nis?" Suaraku terdengar lembut dalam rekaman itu.

"Sedih. Tapi ... tapi apa Nissa jahat, Om? Kalo Nissa merasa lega?"ย Suara gadis itu terdengar parau dan membuat wajah ayahnya menekuk sedih.

"Lega?"

"Iya. Nissa sudah tahu Mama ... bukan mama yang baik. Selama ini Nissa ingin lepas dari perasaan ini ... perasaan bersalah karena tidak memberi tahu Papa. Tapi sekarang Nissa merasa lega seolah ... seolah Nissa telah sampai di lembaran baru."

Aku ingat setelah gadis itu mengucapkan itu, aku memeluknya. Ya, akan aku jaga dia sementara ayahnya di penjara.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Gaskeun, kang!!!!
@carsun18106 : Yup, bener banget. Yang artinya perlu wadah yang lebih besar dari flashfiction. Cerpen, mungkin, atau malah novel. Aiiih, jadi menginspirasi ini! ๐Ÿ˜‚
Kalau misalkan si adik bukan pulisi, moga2 pulisi penyidik sama teliti nya
@carsun18106 : Hehe, makasih dah mampir. Tapi kepikiran nggak kalau misal adiknya (si aku) bukan pulisi ... alur ceritanya bakal lain ....
Fyuuh syukurlah ada bukti
@donnymr sama-sama. ๐Ÿ˜๐Ÿ™
@egidperdana89 : Salam kenal juga. ๐Ÿ™๐Ÿป hehehe sebenarnya ada pesan tersembunyi di cerita itu soal relasi antar lawan jenis (menikah, maksudnya๐Ÿคญ) yakni, libatkan orang tua dalam memilih, tidak mutlak tapi esensial; khususnya anak laki kepada ibunya dan anak gadis terhadap ayahnya. Atau minimal libatkan keluarga yg paling bisa dipercaya. Terima kasih loh udah baca dan komen.
Great job. ๐Ÿ‘jadi takut berumah tangga meski usia udah hampir 35. ๐Ÿ˜ artinya tulisan mas Donny bisa mempengaruhi pembaca karena relate dengan kehidupan sehari-hari. Salam kenal dari saya. ๐Ÿ™
@linjaee : Hahaha, anggap weh bala-bala. ๐Ÿคฃ
@donnymr Iya betul Kang. Tapi keren euy Kang Donny mah mamayu teh kena nulis ๐Ÿ˜
Rekomendasi dari Misteri
Flash
Bersalah
DMRamdhan
Cerpen
Lelaki Bibliokas
Mufida Namsa
Novel
Bronze
Susuk Jaipong
silvi budiyanti
Novel
Gold
Rahasia Nenek Piju
Mizan Publishing
Novel
Gold
Sang Peramal
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Cinta Terpaut Waktu
Lian lubis
Cerpen
Bronze
Orang-orang yang Diburu
brobin
Flash
TERDAKWA
Yutanis
Novel
Bronze
Sate Gosong
Ariny Nurul haq
Flash
ROH
DENI WIJAYA
Novel
Gold
Not in Worderland
Bentang Pustaka
Flash
Tebak Parasitnya
Jessica Laureen.C
Novel
Bronze
Tuju
EZAZ QI
Flash
HARA
Sofia Rahman
Flash
Bronze
Penjaga Mata Air
Lirin Kartini
Rekomendasi
Flash
Bersalah
DMRamdhan
Novel
Flight of Birds
DMRamdhan
Novel
Bronze
FATEBENDER
DMRamdhan
Flash
Cermin Waktu
DMRamdhan
Novel
Bronze
My Fair Rebelle
DMRamdhan
Novel
Bronze
Adolescent Crash
DMRamdhan
Novel
Bronze
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Flash
Resiko
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
History of A City
DMRamdhan
Cerpen
Akhir Sebuah Perang
DMRamdhan
Novel
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Flash
Sepadan
DMRamdhan
Flash
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Cerpen
Sang Pembisik
DMRamdhan