Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Sang Pemanggil
0
Suka
6,845
Dibaca

Boleh jadi kalian anggap aku hanyalah benda mati. Tak apa, asalkan aku dapat memberi manfaat bagi kalian. Sebuah manfaat hikmah dari kisahku ini bersama sang sorban.

Aku bagai anak kecil yang girang sungguh, di kala pagi menjelang subuh, tatkala jemari tangan kanan yang sudah keriput seorang bapak tua meraihku dan menggendongnya di bahu. Ini artinya aku dan sang sorban akan diajak berjalan-jalan oleh Pak Tua menuju masjid.

"Hai, assalamu'alaykum." Sang sorban menyapaku saat aku sudah berada di bahu Pak Tua. Sang sorban sudah meliputi leher Pak Tua, melindungi Pak Tua dari hawa dingin jelang subuh yang menyelusup.

"Wa'alaykumussalam," jawabku dihiasi senyum kepada sang sorban. Dalam balutan sang sorban, Pak Tua terlihat begitu qona’ah. Mengapa? Sebab sang sorban itu sudah lebih lama dariku menemani hari-hari Pak Tua. Sang sorban terlihat tetap bersih meski sudah berumur.

“Semoga salat berjama’ah subuh kali ini banyak dihadiri oleh warga sekitar masjid, ya.” Aku berkata kepada sang sorban saat Pak Tua sedang melangkahkan kakinya menuju masjid.

“Ya, semoga. Aamiin.” Sang sorban menanggapi singkat.

Sudah lebih dari sepuluh tahun Pak Tua “memanggil” warga untuk datang ke masjid setiap lima waktu dalam sehari: bermula dari tempat itu belum disebut masjid hingga tempat itu menjadi masjid megah bertingkat satu, tak jemu Pak Tua melakukannya.

Aku yang masih menggelendot di bahu Pak Tua dan sang sorban menjadi begitu sejuk saat Pak Tua mengumandangkan lafaz-lafaz panggilan. Bersama udara, lafaz-lafaz syahdu itu menghampiri dan membangunkan warga yang telinga hatinya memang terpaut dengan masjid. Satu per satu warga berdatangan masuk ke masjid saat dan setelah Pak Tua mengumandangkan lafaz-lafaz agung. Dua puluh menit kemudian, Salat Subuh pun didirikan dengan iqomah dari Pak Tua.

Alhamdulillaahshaaf bertambah satu.” Aku bergumam sesaat sebelum Pak Tua ber-takbiratul ihram. Kami semua lalu berusaha menghadirkan khusyuk hati selama salat.

***

Tapi, sudah beberapa hari ini sang sorban bersedih, ia tergantung di gantungan pakaian yang menempel di dinding. Aku juga bersedih dan hanya bisa menatapnya dari ujung tempat tidur Pak Tua biasa meletakkanku.

Kami bersedih sebab tak lagi menjadi penyaksi bagi Pak Tua. Tahukah kalian semua? Bahwa tiap-tiap satu amalan kalian selalu ada penyaksi-nya. Dan, sungguh, kami berdua rela menjadi penyaksi atas ketulusan Pak Tua selama puluhan tahun “memanggil” warga sekitar masjid dengan suaranya.

Dalam kesedihan kami, tersisip doa untuk kesembuhan Pak Tua yang kini sedang diuji dengan penyakit di masa tuanya.

“Semoga Allah rida atas engkau, yaa Pak Tua.” (©)

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Sang Pemanggil
Andriyana
Novel
Gold
Para Penentang Muhammad Saw
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Kesempatan ke dua utk jaeho
Corelitho
Novel
Socha, Penolong Tuhan.
Rizky Brawijaya
Novel
SAYAP-SAYAP DOA
Fendi Hamid
Novel
Bronze
Untukmu Imamku
Ardita
Novel
Bronze
Jingga Ambang
Gia Oro
Novel
Hijab Pelacur
Donto Hade
Novel
DATASOUL : RESONANCE OF THE OLD WORLD
Zayyem Myue
Novel
Gold
Love, Peace, and Respect
Mizan Publishing
Novel
ADAPTASI
Wirda Nissa
Novel
Bronze
Ajari Aku Syahadat Cinta
Imajinasiku
Novel
Bronze
Di Bawah Langit Granada
Noficha Priyamsari
Flash
Bronze
Kisah-Kisah Di Tanah Suci
Anjrah Lelono Broto
Novel
Faith
Aque Sara
Rekomendasi
Flash
Sang Pemanggil
Andriyana
Flash
Bronze
Monyet Bersayap Kupu-kupu
Andriyana
Flash
Pilot
Andriyana
Flash
Bronze
Humor Narendra
Andriyana
Flash
Bronze
Sosok Bapak
Andriyana
Cerpen
Bronze
Berlari dari Kematian
Andriyana
Cerpen
Mati Itu Pasti; Lapar Itu Setiap Hari
Andriyana
Flash
Riketing Si Jawara
Andriyana
Cerpen
Bronze
Ini tentang Cinta; Mati
Andriyana
Skrip Film
Cahaya Diani
Andriyana
Cerpen
Bronze
Cegukan
Andriyana
Flash
Bronze
Microwife
Andriyana
Flash
Bronze
Apa Makna Hujan Bagimu?
Andriyana
Flash
Di Mana?
Andriyana
Cerpen
Bronze
Hal Ini Bisa Saja Terjadi
Andriyana