Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cinta di Ujung Lidah
1
Suka
1,882
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Selalu begini. Bila Vinca mengirim WA agar aku cepat-cepat menemuinya, pasti ada masalah padanya. Pesan elektronik itu berubah menjadi magnet bagiku. Kusambar kunci Satria hitamku, lalu dalam sekejap aku telah larut di kepadatan jalanan kota.

Kutemukan Vinca duduk di pondok bambu mungil di sebuah pantai. Gadis berambut sebahu itu merokok! Aku menggeleng dan mendesah. Sigap, kucabut rokok mentol dari bibirnya yang merah merekah.

“Berikan padaku, Benny!” protesnya.

“Nggak! Aku nggak mau dunia kehilangan seorang gadis cantik karena sebatang rokok!”

“Berikan! Kamu nggak berhak melarang apa yang aku lakukan!”

Aku tertegun. Vinca benar. Apa hakku melarang? Apa aku pacarnya?

“Aku temanmu. Nggak bolehkah teman menasehati teman?” kataku.

Gantian Vinca yang tertegun. Bibirnya terlipat. Ah, namanya gadis cantik, walau cemberut pun tetap menawan. Aku terpesona beberapa saat.

“Ya, sudah. Kamu ambil saja. Aku masih punya banyak!” Vinca mengeluarkan bungkus rokok dari kemeja kotak-kotaknya, mengambil sebatang, lalu menyulutnya.

“Kamu memintaku ke sini. Ada masalah apa lagi?” tanyaku sambil membuang rokok yang tadi kusambar dari bibir ranum Vinca.

“Aku putus!” Vinca mengembuskan kuat-kuat asap rokok barunya.

Hatiku tersentak mendengar kabar itu. Namun, mengapa muncul pula sepotong bahagia di hatiku mendengar kabar Vinca putus? Seingatku, ini kali ketiga Vinca patah hati. Seingatku, ini kali ketiga aku mencabut rokok mentol dari bibir Vinca yang mungil.

“Kamu nggak sedih aku putus?” tanya Vinca seakan menggugat.

Aku tergeragap. “Aku ikut sedih,” kataku. Ah, benarkah aku sedih? Bukankah aku selalu berharap Vinca putus dengan siapapun cowok yang memacarinya?

“Aku nggak mau jatuh cinta lagi!” kata Vinca.

Aku terhenyak. Mengapa ucapan-ucapan Vinca hari ini menghentak-hentak dadaku?

“Mereka, para mantan cowokku itu, menganggap aku nggak bisa dimengerti. Apa nggak sebaliknya? Aku nggak mengerti apa mau mereka. Bagaimana menurutmu, Benny?”

“Bagaimana apanya?”

“Semua cowok egois!”

“Nggak semua cowok, kok,” kataku. “Masih ada cowok yang baik.”

“Tunjukkan padaku, di mana aku bisa menemukan cowok yang baik?” desaknya.

Di sini, di depanmu. Tetapi, kalimat itu tersangkut di ujung lidahku. Aku hanya mampu menelan ludah. Pahit!

“Aku percaya sama kamu. Trims atas saran kamu,” Vinca melakukan isapan terakhir, lalu membuang rokoknya.

“Saran?” tanyaku.

“Bahwa nggak semua cowok egois. Bahwa masih ada cowok yang baik,” sahut Vinca. “Baiklah. Bila kutemukan cowok yang baik itu, aku mau jatuh cinta lagi.”

Aku lega mendengarnya. Harapanku terbuka lagi. Aku yakin Vinca sedang melempar sinyal, tetapi mengapa aku nggak juga menangkapnya? Aku ingin menyuarakan hatiku, tetapi, lagi-lagi, suaraku tersangkut di ujung lidah.

“Mengapa bengong?” sentaknya.

“Apa?”

“Sebal!” sungutnya. “Yuk, cabut saja. Cari bakso!”

Vinca sigap duduk di boncengan Satria hitamku. Memakai helm cadangan yang sengaja kubawa.

Kami segera meluncur tanpa tujuan. Di belakangku, kudengar Vinca menggumam kesal. “Cowok bodoh!”

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
yah gak jadi ngungkapin dong😁
mirip kisah asmara saya, pak. padahal udah jalan sejak 2015 😭 meski LDR, sih. 😂
Rekomendasi dari Drama
Novel
Harusnya Kita
Revia
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Dia Tentang Cinta
febriani nuraizah
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Novel
Bronze
CHRISTABEL QUEENZA
Basmalahku
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Novel
GURU
Di Pindho Bismoko
Flash
Hilang di Kota Virtual
lidia afrianti
Novel
Gold
Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Mizan Publishing
Novel
Sad Girl
Neng Jihan
Flash
Ibuku Ingin Menantu Bisu, Buta, dan Lumpuh
Mario Matutu
Novel
Bronze
Euphoria
Fitri Lailyah
Novel
Bronze
Denaya : Tahanan Masa Lalu
Dhebby Soru
Novel
Bronze
Catatan 20 Tahun
Chin Pradigta
Novel
Bronze
Ada Cinta di Rinjani (Buku Pertama)
Khairul Azzam El Maliky
Rekomendasi
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Flash
Nyonya Gerda dan Sepasang Rusa
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Potong Tangan
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Pisau
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Penjaga Musala Tak Mau Salat
Sulistiyo Suparno
Flash
Sekali Saja Aku Mencintaimu
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Perilaku Aneh Paman Go
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Demit Berambut Api
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Martin, Penyanyi yang Hilang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Bandit Cilik
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Malam Jumat
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Pangeran di Bus Kota
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Membelah Televisi
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Sampul
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kecupan Rere
Sulistiyo Suparno