Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cinta di Ujung Lidah
1
Suka
15,012
Dibaca

Selalu begini. Bila Vinca mengirim WA agar aku cepat-cepat menemuinya, pasti ada masalah padanya. Pesan elektronik itu berubah menjadi magnet bagiku. Kusambar kunci Satria hitamku, lalu dalam sekejap aku telah larut di kepadatan jalanan kota.

Kutemukan Vinca duduk di pondok bambu mungil di sebuah pantai. Gadis berambut sebahu itu merokok! Aku menggeleng dan mendesah. Sigap, kucabut rokok mentol dari bibirnya yang merah merekah.

“Berikan padaku, Benny!” protesnya.

“Nggak! Aku nggak mau dunia kehilangan seorang gadis cantik karena sebatang rokok!”

“Berikan! Kamu nggak berhak melarang apa yang aku lakukan!”

Aku tertegun. Vinca benar. Apa hakku melarang? Apa aku pacarnya?

“Aku temanmu. Nggak bolehkah teman menasehati teman?” kataku.

Gantian Vinca yang tertegun. Bibirnya terlipat. Ah, namanya gadis cantik, walau cemberut pun tetap menawan. Aku terpesona beberapa saat.

“Ya, sudah. Kamu ambil saja. Aku masih punya banyak!” Vinca mengeluarkan bungkus rokok dari kemeja kotak-kotaknya, mengambil sebatang, lalu menyulutnya.

“Kamu memintaku ke sini. Ada masalah apa lagi?” tanyaku sambil membuang rokok yang tadi kusambar dari bibir ranum Vinca.

“Aku putus!” Vinca mengembuskan kuat-kuat asap rokok barunya.

Hatiku tersentak mendengar kabar itu. Namun, mengapa muncul pula sepotong bahagia di hatiku mendengar kabar Vinca putus? Seingatku, ini kali ketiga Vinca patah hati. Seingatku, ini kali ketiga aku mencabut rokok mentol dari bibir Vinca yang mungil.

“Kamu nggak sedih aku putus?” tanya Vinca seakan menggugat.

Aku tergeragap. “Aku ikut sedih,” kataku. Ah, benarkah aku sedih? Bukankah aku selalu berharap Vinca putus dengan siapapun cowok yang memacarinya?

“Aku nggak mau jatuh cinta lagi!” kata Vinca.

Aku terhenyak. Mengapa ucapan-ucapan Vinca hari ini menghentak-hentak dadaku?

“Mereka, para mantan cowokku itu, menganggap aku nggak bisa dimengerti. Apa nggak sebaliknya? Aku nggak mengerti apa mau mereka. Bagaimana menurutmu, Benny?”

“Bagaimana apanya?”

“Semua cowok egois!”

“Nggak semua cowok, kok,” kataku. “Masih ada cowok yang baik.”

“Tunjukkan padaku, di mana aku bisa menemukan cowok yang baik?” desaknya.

Di sini, di depanmu. Tetapi, kalimat itu tersangkut di ujung lidahku. Aku hanya mampu menelan ludah. Pahit!

“Aku percaya sama kamu. Trims atas saran kamu,” Vinca melakukan isapan terakhir, lalu membuang rokoknya.

“Saran?” tanyaku.

“Bahwa nggak semua cowok egois. Bahwa masih ada cowok yang baik,” sahut Vinca. “Baiklah. Bila kutemukan cowok yang baik itu, aku mau jatuh cinta lagi.”

Aku lega mendengarnya. Harapanku terbuka lagi. Aku yakin Vinca sedang melempar sinyal, tetapi mengapa aku nggak juga menangkapnya? Aku ingin menyuarakan hatiku, tetapi, lagi-lagi, suaraku tersangkut di ujung lidah.

“Mengapa bengong?” sentaknya.

“Apa?”

“Sebal!” sungutnya. “Yuk, cabut saja. Cari bakso!”

Vinca sigap duduk di boncengan Satria hitamku. Memakai helm cadangan yang sengaja kubawa.

Kami segera meluncur tanpa tujuan. Di belakangku, kudengar Vinca menggumam kesal. “Cowok bodoh!”

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
For My Twin
Zcwch9
Novel
Bronze
A Piece of Memory
Jennifer Flo
Novel
Aisha
Ulumiah
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Apa Boleh Aku Memilih?
Fataya
Cerpen
Bronze
Janji yang Tak Dibayar, Tak Bisa Digoreng
Renaldy wiratama
Novel
Gold
OTHER HALF OF ME
Bentang Pustaka
Novel
With You I'm Okay
Nadia Amalia
Komik
my SUPERMODEL lover
Ulivia Kartika
Flash
FACE RECOGNITION
Xianli Sun
Novel
Bronze
Four of us
yelartcreation
Novel
The Symphonies
Ratu Bidak
Novel
TERKA
Tetes Sedan
Novel
Tepian Zaman
Nur Cholish Majid
Novel
TANPA TAPI
Rahma Pangestuti
Rekomendasi
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Jangan Tebang Pohon Sawo Itu
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Sampul
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Semua Rumah Ada Tikus
Sulistiyo Suparno
Flash
Wanita Terhormat Vs Perempuan Jalang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Dua Cerita dalam 15 Menit
Sulistiyo Suparno
Flash
Sahabat Pena
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Audrey
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Sebutir Peluru Menembus Keningnya
Sulistiyo Suparno
Flash
Menggambar Matahari
Sulistiyo Suparno
Flash
Gadis Payung
Sulistiyo Suparno
Flash
Aku Akan Menunggumu
Sulistiyo Suparno
Flash
Melupakan Lucky
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Ramalan Bintang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Keluarga Pendiam
Sulistiyo Suparno