Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Is It My Fault?
0
Suka
1,788
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku melihat ke bawah, pada lantai café yang hanya diiringi alunan gitar lembut yang memenuhi indra pendengaranku, berusaha agar tidak menangis atas ucapan yang kamu lontarkan padaku. Namun kamu masih asik dengan gawai di tangan. Seolah aku tak berada di sana.

“Kamu kenapa?” tanyamu begitu hening menyelimuti kita. Aku menggeleng. Lagi-lagi tak bisa mengutarakan apa yang aku rasakan.

“Sedih karena aku? Karena kata-kata aku di tongkrongan tadi? Kan bercanda, sayang.” Kamu melihat lekat pada wajahku yang masih mengindahkan lantai di bawah, dan mencoba membelai pipi kiriku.

Aku menarik napas dan menghembuskannya panjang. “Nggak lucu, Adrian. Candaan kamu sama sekali nggak lucu.”

Kamu mengernyit. Ekspresi yang paling kubenci tiap kali kuutarakan perasaanku.

“Aku nggak ngerti, deh. Kenapa kamu bisa marah perihal kecil kayak gitu? Sensitif banget.”

Hatiku mencelos mendengarnya. Kurasa buliran air mata berusaha keluar dari kantung mataku.

“Maaf.”

Lagi-lagi, mengapa aku yang meminta maaf?

“Kelewat sensitif ya, aku?”

Mengapa harus aku yang terus mengerti?

“Udahlah, nggak usah dipikirin. Capek mikirin hal nggak penting kayak gitu.” Kamu menghentikan percakapan kita dengan kembali fokus pada gawaimu. Kamu menghentikan air mataku yang malu keluar begitu mendapat respon tak mengenakkan darimu.

“Lain kali, boleh nggak kamu nggak usah bercanda kayak gitu?”

“Apalagi, sih?”

Aku terenyuh. Setetes air mata kini tak terbendung lagi.

“Kenapa nangis? Aku kan udah bilang nggak usah dipikirin! Kamu tuh ngada-ngadain beban pikiran aja! Perihal aku bilang mulut kamu bau, kan? Cuma karna aku nyuruh kamu untuk sikat gigi, kan? Itu tuh bercanda! Biar nggak kaku di tongkrongan!”

“Tapi itu nggak lucu, Adrian! Masa aku lagi ngomong ke kamu terus kamu nyuruh aku sikat gigi? Mereka ngetawain itu nggak sebentar, loh! Temen-temenmu bakal mikir aku beneran bau mulut!”

“Ya coba sekarang kasih tau aku siapa yang mikir gitu? Ada? Coba, siapa? Hah?”

Aku menatapmu lama. Kaget, bingung, kecewa. Mengapa kata-kata itu yang terlontar dari bibirmu? Mengapa perasaanku tak bisa kamu pahami sama sekali?

“Nggak ada, kan? Kamu itu berlebihan,” pungkasmu, amat sangat diselingi amarah yang nampak pada matamu. Aku lagi, kah, yang salah?

“ … Maaf,” lirihku. Kembali menunduk dan hanya bisa menatap sepatumu.

Kamu perlahan berdiri dari kursi, entah pergi kemana tidak kamu sampaikan padaku. Mungkin toilet, mungkin wastafel, mungkin kasir. Mungkin perasaanku tidak terlalu penting bagimu.

Lima menit setelah kamu beranjak pergi, tidak kutemukan ragamu mencoba kembali. Apakah sesalah itu aku di matamu? Kali ini, aku pun harus mengerti jalan pikirmu, ya? Tapi, aku merasa terus direndahkan olehmu.

Kamu terlihat berjalan dari ruang kasir yang memang terpisah gedung dari tempat kita tadi berada, dengan sebotol air mineral di tangan.

Air mukamu masih sama. Aku yakin masih tersimpan amarah pada batinmu.

“Ayo, pulang,” ajakmu yang lebih terdengar seperti suruhan. Kamu mengambil semua barangmu di atas meja; korek, rokok, kunci motor, dan dompet –karena gawaimu tak pernah lepas dari genggaman.

“Adrian …” lirihku.

Ternyata bukan hanya perasaanku yang kamu abaikan, kamu bahkan tak mengubris ucapanku kali ini. Kamu berjalan pergi meninggalkanku yang masih terduduk. Entah aku pulang denganmu atau naik kendaraan umum. Kamu tak melirikku walau sebentar.

Ini bukan kejadian pertama kali atas sikapmu yang seenaknya padaku. Aku tidak mengerti harus bersikap bagaimana lagi agar kamu bisa mengerti perasaanku. Sinyal apalagi yang harus kukirimkan padamu?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
BINAR ANGAN
Claudia Lazuardy
Flash
Is It My Fault?
Nurulina Hakim
Novel
Bronze
Jodoh Oh Jodoh
Farah Salma Putriani
Novel
Siapa Tau?
Airlangga Kusuma
Novel
Semesta
langitabu
Novel
Bronze
Euforia
Varenyni
Novel
Bronze
Terungku Amblas
White Blossom
Novel
Bronze
When You Believe
Mell Shaliha
Novel
Bronze
Orang Orang Tangguh (Antologi Cerpen Pilihan Ketiga)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Kembali
Selvi Diana Paramitha
Novel
Bronze
Tuhan Yesus Menyembuhkan Luka Batinku
Asti Pravitasari
Novel
Bronze
ANGEL WITHOUT WING
Angie Wiyaniputri
Novel
Bronze
Kerinci 1995
m.alkahfi
Novel
A Piece of Puzzle
Yovi Eviani Chandra
Novel
Gold
PCPK Dance Dance Dance
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Is It My Fault?
Nurulina Hakim
Flash
Fatamorgana
Nurulina Hakim
Flash
Putus
Nurulina Hakim
Flash
You're The One I Wish Healed
Nurulina Hakim
Flash
Ramadhan 2021
Nurulina Hakim
Flash
Berusaha untuk Tidak Mati
Nurulina Hakim
Flash
Make A Wish
Nurulina Hakim
Flash
Pelangi
Nurulina Hakim
Flash
Hurt
Nurulina Hakim
Flash
Cemburu? Siapa? Aku?
Nurulina Hakim
Flash
Bronze
Grateful
Nurulina Hakim
Flash
Bronze
I Choose You
Nurulina Hakim
Flash
Guilty
Nurulina Hakim
Flash
Confusion
Nurulina Hakim
Flash
The Middle Child
Nurulina Hakim