Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
SINIS
5
Suka
2,408
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sebenci itukah dunia membenci diriku? bukankah seseorang dipandang melalui kebaikan hatinya? aku terus merasa bahwa dunia tidak berpihak padaku. Bahkan disaat aku berkumpul bersama teman-temanku aku merasa pandangan tajam yang mengarah ke diriku. Disaat aku berjalan sendiri aku merasa bisikan-bisikan yang sudah pasti membicarakanku.

Saat umurku genap 10 tahun aku merasa bahwa teman mainku perlahan menjauhiku. Dengan tangan yang memengang erat bola aku terus memikirkan betapa menyenangkannya andaikan aku dapat bermain bersama-sama mereka. Melintasi taman yang sudah menjadi lokasi favorit bermain bola, kulihat ada beberapa teman sebayaku bermain dengan senangnya.

“Hei itukan dia, kamu gak panggil dia main kesini.” Tanya seorang perempuan berbaju putih dengan rambut yang diikat dua kepada teman disampingnya.

“Kecilin suaramu, awas aja ya kalau dia kesini. Dia gak akan bermain dengan kita lagi.”

Melihat raut muka mereka dari kejauhan aku sudah merasakan bahwa keberadaanku tetap tak diterima meskipun aku menghampiri mereka. Aku lebih memilih bermain sendiri dan membantu ibuku dirumah sejak hari itu. Kini aku tinggal berdua ibuku disebuah rumah, dan bahkan mungkin tak layak disebut rumah. Karena disatu ruangan itulah kami memasak, makan dan tidur.

Sesaat ibuku tertidur aku memandangi wajah ibuku, terlihat wajah yang setiap harinya harus bekerja. Pendapatan kami pun terkadang hanya cukup untuk makan 2 hari saja. Ibuku tak mengenal lelah saat bekerja, pekerjaan apapun akan ia lakukan sekalipun upah yang didapat tak cukup layak untuk diterima. Penyakit yang diderita ibuku membuatnya tak bisa bekerja terlalu lama. Wajah yang memulai memucat menandakan ibuku sudah pada batasnya dan memilih untuk istirahat. Dengan tenaga seorang perempuan dan penyakit yang sering hilang dan datang cukup untuk menyambung hidup dengan upah seadanya.

Hingga pada akhirnya ibuku sudah tak dapat bekerja lagi, untuk berjalan jauhpun ibuku sudah tak sanggup. Pada akhirnya aku menggantikan ibu untuk bekerja serabutan. Disaat teman-temanku bersekolah dengan riangnya. Aku mengucurkan keringat demi menyambung hidupku. Aku tak pernah menyalahkan keadaan diriku sekarang, aku merasa inilah jalan hidup yang harus kulalui dan kurubah. Ibuku selalu berpesan, sekalipun dirimu dibenci dan dijahati oleh orang lain balaslah perbuatan jahatnya dengan kebaikan kita.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Jejak Umbu di Tanah Bertuah
Sika Indry
Novel
TAKSA
aksarabercerita
Flash
SINIS
Dian N Khan
Flash
Bronze
Istri Pengarang
Sulistiyo Suparno
Novel
Coronavirus Love Story in 'Desa Lele'
Gloria Morgen
Novel
Bronze
HARIMAU IPS 1
Wafiul Adhi
Novel
unbroken
Hadley
Novel
Bronze
Gone
jingria_jk
Novel
Bronze
Marriage Agreement
Sofia Grace
Cerpen
Bronze
ORANG-ORANG YANG KELUAR DARI BOTOL
Rian Widagdo
Flash
Gadis Yang Tak Bisa Menangis
Yan Arya
Novel
Bukan Cuma Hujan, Langit Pun Menghujam Malam Ini
Annisa Adinda
Novel
Gold
KKPK Love Music
Mizan Publishing
Novel
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Flash
Punggung Kecil dan Nasi Menangis
Ari S. Effendy
Rekomendasi
Flash
SINIS
Dian N Khan
Flash
Twenty Five Hours
Dian N Khan
Flash
Derita Diri
Dian N Khan
Cerpen
Bayangan Hitam
Dian N Khan