Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
TERDAKWA
5
Suka
2,283
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Berdebar, itu yang sedang aku rasakan. Sofa panjang yang menjadi tempat tumpuan tubuhku, nyaris tak terasa kelembutannya. Hatiku bahkan semakin cemas menyaksikan siaran langsung persidangan yang kian alot demi memutuskan keadilan bagi lelaki itu.

"Saya tidak melakukan sesuatu yang sudah mereka tuduhkan pada saya, saya difitnah!" teriaknya, frustasi.

Keadaan ruang sidang semakin riuh. Sejak dua hari lalu pengadilan akhirnya mengijinkan persidangan untuk dilakukan secara terbuka dan disiarkan langsung melalui media elektronik.

"Saudara, semakin berbelit-belit, bukti sudah jelas dan saudara bahkan sudah menyaksikan semua tayangan video yang sudah dikirimkan sebagai barang bukti. Apakah akan terus mengelak? Sekali lagi, saya pastikan kepada saudara, apakah saudara melakukan tindak pidana yang dituduhkan terlapor? Jawab dengan jujur dan tanpa ditutup-tutupi?" tanya Hakim.

Aku memainkan bibirku dengan tangan, menanti kebenaran yang akan segera menyeruak ke permukaan. Layar televisi menyorot kembali lelaki yang terduduk dengan wajah dingin itu. Loma, nama yang tertulis di layar televisi, tak terlihat merasa bersalah.

"Saya difitnah! Sudah berapa kali saya katakan! Saya difitnah!" elaknya lagi.

Raut wajah hakim semakin tegas, lembaran-lembaran dakwaan kembali dibuka, pengacara yang mendampingi lelaki itu siap mengajukan banding dengan menyerahkan beberapa berkas sebagai bahan bandingan untuk membela kliennya.

Hakim menerima berkas-berkas pendukung itu, kening yang mengerut dalam itu menyorot perhatian media. Peluhku semakin bercucuran menyaksikan hakim yang terus membuka lembaran banding dari lelaki itu. Aku panik, aku takut dan semakin gelisah.

Setelah hakim mempelajari dan menelaah berkas banding yang diberikan lelaki itu, mereka terlihat kembali berdiskusi. Aku gugup, hingga tak sadar bibirku berdarah akibat tarikan kasar pada kulit mati yang kuperbuat.

Semua orang yang berada di ruang sidang terlihat begitu fokus dan penuh amarah, berbeda denganku yang terus saja menahan risau di atas sofa, dengan kaki yang aku mainkan.

Hakim selesai berdiskusi, dan kembali menghadap ke depan, mempertemukan mata mereka. "Apakah semua yang saudara serahkan ini benar adanya? Ini bukan alibi yang sengaja saudara buat?" tanya Hakim.

"Banding yang saya ajukan tidak dibuat-buat dan bukan rekaan, itu kejadian sesungguhnya," jawab Loma dengan pasti dan penuh percaya diri.

Kemudian hakim membisikkan sesuatu pada seseorang yang menghampirinya, aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, gerak bibirnya tidak terbaca olehku. Menyaksikan itu, napasku kian memburu, keringat dingin mulai kurasakan membasahi punggungku.

Di tengah sidang yang semakin panas itu, tiba-tiba saja pintu apartemenku diketuk. Aku semakin gemetar, bahkan kini bel pun ditekan terus menerus. Dengan tubuh lemah, aku beranjak dari sofa, melangkah dengan penuh keraguan, meskipun begitu aku akhirnya sampai di depan pintu dan membukanya.

"Saudari Lina, kami tangkap atas tuduhan pembunuhan berencanan," ucapnya, kemudian tanpa menunggu jawaban dariku, mereka segera memborgol kedua tanganku.

Aku tertawa terbahak-bahak ketika polisi berpakaian lengkap dengan senjata, menggiringku keluar dari apartemen. "Bajingan durhaka itu tidak bisa diandalkan."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@carsun18106 : Iya, akhirnya... Terima kasih sudah mampir, Kak🙏
Fyuuh syukurlah pelaku sesungguhnya tertangkap
@Yutanis. iya. sama-sama. mampir juga di ceritaku, ya. Adel Tersayang lagi free 5 hari. 🤗
@egidperdana89 : Aaaaaa, thank you, Kak.. Terima kasih sudah mampir di ceritaku, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
great. twist nya keren. aku kiranya malah si protagonis itu yang lagi disidang dan kursi sidangnya itu kayak sofa, tapi ternyata orang yang beda dan si protagonis itu mastermind. Mantap. 🤗🙏 🌟🌟🌟🌟🌟/🌟🌟🌟🌟🌟
@darmalooooo : Memang 😔
Rekomendasi dari Misteri
Flash
TERDAKWA
Yutanis
Novel
Freak Out
Poetry Alexandria
Novel
Gold
Sang Peramal
Noura Publishing
Novel
The Winter's Hunter
Wuri
Novel
Khubbun Zafa
Mufidah Mubarokah
Novel
Gold
Disorder
Bentang Pustaka
Novel
Not Everything is As It Seems
Erika Angelina
Novel
Bronze
Wentira "Another Story of the Invisible City"
Etzar Diasz
Flash
Sis, She Died In Vain
Kata tanpa suara
Flash
Dia Seharusnya Mau Melihatku
Rimadian
Novel
Bronze
Detektif Madison
Glorizna Riza
Cerpen
Bronze
Dua Perempuan
Venny P.
Flash
PRIA MISTERIUS
Arthur William R
Flash
Dukun
Mahmud
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Rekomendasi
Flash
TERDAKWA
Yutanis
Cerpen
Bronze
REKAM
Yutanis
Flash
Hukuman Paling Berat
Yutanis
Cerpen
Bronze
I Have Nothing
Yutanis
Novel
Bronze
EGOIS
Yutanis
Flash
Kejar Woi, Kejar!
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Laras Hebat!
Yutanis
Flash
Tolong Lihat Aku
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Novel
BANDUNG TERUNGKAP
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Cerpen
Bronze
Balada Tempat Sampah
Yutanis