Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Penjaga Gawang
15
Suka
7,726
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Semasa kecil, Ruben sering dicemooh karena selalu meminta untuk menjadi penjaga gawang tiap kali bocah-bocah komplek perumahan itu berkumpul di lapangan voli untuk bermain sepak bola. Berbagai macam gestur hinaan hingga bentuk perundungan secara verbal ditujukan kepada bocah yang memang kurang proporsional jika hendak menjadi goal keeper itu. Yang paling sering menghina secara implisit adalah Tanto dengan gaya menirukan banci yang lemah gemulai; mengindikasikan bahwa menjadi kiper adalah pilihan pengecut. Namun Ruben tak peduli. Ia dengan percaya diri memasang kuda-kuda layaknya Francesco Toldo di bawah mistar gawang stadion Giussepe Meazza, meski telinganya panas dan batinnya menahan untuk tidak menimpuk bocah-bocah dengan tingkah macam beruk itu.

Hari ini, Ruben Ari Wijaya resmi satu tahun menyandang nomor punggung 1 untuk klub divisi utama Liga Jepang, Kawasaki Frontale. Ia berdiri sama gagahnya dengan saat masih berusia sembilan tahun, 14 tahun silam. Tak main-main, rata-rata penyelamatannya tak kurang dari empat di setiap pertandingan. Ia bahkan menyumbang assist sebanyak lima kali sepanjang karirnya di klub papan atas itu. Di bawah komandonya pula, Kawasaki Frontale kebobolan hanya 12 kali sepanjang musim sebelumnya. Filosofi dan visi bermainnya sebagai penjaga gawang amat brilian hingga julukan Genius Goal Keeper disematkan kepadanya. Timnas sudah memberinya hak penuh atas seragam bernomor punggung 1, bahkan lengkap dengan ban kaptennya. Berkat dirinya pula, J-League kembali tayang di stasiun televisi tanah air.

"Lihat. Dia yang kau olok-olok dulu, kan? Coba lihat dirimu, pengangguran tak tahu diri," maki seorang ibu sambil menunjuk-nunjuk televisi butut yang tengah menyiarkan pertandingan Kawasaki Frontale melawan Sagan Tosu. Omelannya tak berhenti sampai di sana. Sumpah serapah menyusul hingga suaranya kian meninggi.

Pemuda kurus berambut awut-awutan yang jadi bulan-bulanan sang ibu mendengus kesal, sibuk menghalau lalat. Matanya nanar menyaksikan Ruben melakukan penyelamatan gemilang dengan tubuh lenturnya. Dalam hati, ia menyesali perbuatannya dulu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@Lirin Kartini hahaha benar.
Penyesalan selalu datang belakangan, kalau di depan berarti pendaftaran 😁
Rekomendasi dari Drama
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R
Novel
Bronze
For My Twin
Zcwch9
Novel
Hujan dan Kenangan
Kaia Sari
Flash
Senyuman Hana
Eri Fin
Novel
Tetaplah di Sampingku
Raden Maesaroh
Flash
Tidak Sah
Dwi Kurnialis
Novel
Cakrawala Senja
Mirani Novenka Pramitasari
Flash
Bronze
DUTTON LANE
Onet Adithia Rizlan
Novel
VIDE
Savira Aulia Putri Ardini
Novel
Kanekes dan Peliput Seba
Sarah Nurul Khotimah
Novel
Dunia untuk Arland
Rika Kurnia
Novel
Bronze
Kutitipkan Wajahmu Pada Bulan (Edisi Cerbung)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Tumbal Mustika Pengasihan Panji Anom
Efi supiyah
Novel
Gold
KKPK The Giant Cat
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Perilaku Aneh Paman Go
Sulistiyo Suparno
Rekomendasi
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R
Novel
The Playmaking Defender
Fajar R
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Flash
Ghostwing
Fajar R
Flash
Anomali
Fajar R
Flash
Gelap
Fajar R
Novel
Bronze
TERRAFORMERS
Fajar R
Flash
Sarjana Pandemi
Fajar R
Flash
Sembilan
Fajar R
Flash
Pulang
Fajar R