Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Penjaga Gawang
15
Suka
7,668
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Semasa kecil, Ruben sering dicemooh karena selalu meminta untuk menjadi penjaga gawang tiap kali bocah-bocah komplek perumahan itu berkumpul di lapangan voli untuk bermain sepak bola. Berbagai macam gestur hinaan hingga bentuk perundungan secara verbal ditujukan kepada bocah yang memang kurang proporsional jika hendak menjadi goal keeper itu. Yang paling sering menghina secara implisit adalah Tanto dengan gaya menirukan banci yang lemah gemulai; mengindikasikan bahwa menjadi kiper adalah pilihan pengecut. Namun Ruben tak peduli. Ia dengan percaya diri memasang kuda-kuda layaknya Francesco Toldo di bawah mistar gawang stadion Giussepe Meazza, meski telinganya panas dan batinnya menahan untuk tidak menimpuk bocah-bocah dengan tingkah macam beruk itu.

Hari ini, Ruben Ari Wijaya resmi satu tahun menyandang nomor punggung 1 untuk klub divisi utama Liga Jepang, Kawasaki Frontale. Ia berdiri sama gagahnya dengan saat masih berusia sembilan tahun, 14 tahun silam. Tak main-main, rata-rata penyelamatannya tak kurang dari empat di setiap pertandingan. Ia bahkan menyumbang assist sebanyak lima kali sepanjang karirnya di klub papan atas itu. Di bawah komandonya pula, Kawasaki Frontale kebobolan hanya 12 kali sepanjang musim sebelumnya. Filosofi dan visi bermainnya sebagai penjaga gawang amat brilian hingga julukan Genius Goal Keeper disematkan kepadanya. Timnas sudah memberinya hak penuh atas seragam bernomor punggung 1, bahkan lengkap dengan ban kaptennya. Berkat dirinya pula, J-League kembali tayang di stasiun televisi tanah air.

"Lihat. Dia yang kau olok-olok dulu, kan? Coba lihat dirimu, pengangguran tak tahu diri," maki seorang ibu sambil menunjuk-nunjuk televisi butut yang tengah menyiarkan pertandingan Kawasaki Frontale melawan Sagan Tosu. Omelannya tak berhenti sampai di sana. Sumpah serapah menyusul hingga suaranya kian meninggi.

Pemuda kurus berambut awut-awutan yang jadi bulan-bulanan sang ibu mendengus kesal, sibuk menghalau lalat. Matanya nanar menyaksikan Ruben melakukan penyelamatan gemilang dengan tubuh lenturnya. Dalam hati, ia menyesali perbuatannya dulu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@Lirin Kartini hahaha benar.
Penyesalan selalu datang belakangan, kalau di depan berarti pendaftaran 😁
Rekomendasi dari Drama
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R
Novel
Awas Jatuh Cinta
AyundaFransisOctavia
Novel
Nona Yang Ingin Ditemukan & Tuan Yang Lelah Mencari
Talu Bumi
Novel
Bronze
Muara Rindu
Amaliaafaraa
Cerpen
Bronze
Bintang Sinetron
Sulistiyo Suparno
Novel
Toni's Secret
Yurlian
Novel
Gold
Alang
Republika Penerbit
Novel
Bronze
Among 1998
Ira Madan
Novel
Bronze
Mr. Melancholic dan Subscriber-nya
Lady Mia Hasneni
Novel
HELP
Kismin
Cerpen
Bronze
SOP AYAM AYAH
Ani Hamida
Novel
Landak yang Tenggelam
Arief Pramudya
Novel
AYU SITA (Sepupuku Tercinta)
Dinda Angelica
Cerpen
Bronze
Seorang Lelaki Tergeletak di Jalan
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Peluit Angin Sang Adiwira
Nuha Azizah
Rekomendasi
Flash
Penjaga Gawang
Fajar R
Novel
Bronze
TERRAFORMERS
Fajar R
Flash
Pulang
Fajar R
Flash
Mati Lebih Baik
Fajar R
Flash
Gelap
Fajar R
Flash
Anomali
Fajar R
Flash
Sarjana Pandemi
Fajar R
Flash
Sembilan
Fajar R
Novel
The Playmaking Defender
Fajar R
Flash
Ghostwing
Fajar R