Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Tatapanmu pada saat itu kuyakini penuh cinta. Harapanmu akan masa-masa indah bersamanya pasti pernah mengelabui seluruh jiwa dan pikiranmu.
Aku dapat melihatmu bahagia di sana.
Kau terus melihat kenangan manismu pada beberapa tahun lalu, yang aku tak ada di sana.
Apakah masuk akal marah akan ketidakhadiranku pada hidupmu?
Aku tak mengenalmu kala itu. Dan kau melihatnya. Melihat mereka lalu lalang dalam hidupmu, yang tak pernah terbesit dalam dirimu akan ada aku yang menggantikan semuanya.
Apakah pantas hanya aku? Pikiranku kalut. Aku membiarkanmu bernostalgia pada kenangan hidupmu. Mau bersikap bagaimana lagi? Aku, kan, tidak ada di sana.
Kupejamkan kedua mataku. Berantaknya isi hatiku tak kubiarkan kalut pada bisikkan-bisikkan tak mengenakkan.
Aku cemburu.
Dan kau tau itu.
Mulutmu terkatup namun binar matamu seolah berbicara pada rentetan foto-foto lama itu. Kau rindu, kan?
Aku cemburu.
Pikiranku berkecamuk. Aku iri, aku tak suka, aku sedih. Seolah lebih baik aku tak ada di situ. Mungkin harusnya kita tak bertemu.
Pikirku, kau kehilangan mereka karena akan bersama denganku di kemudian hari. Pikirku, sakit hatimu disebabkan oleh aku yang di masa depan tiba-tiba datang dalam hidupmu. Aku merasa tak pantas. Masa hanya aku hadiah dari sakit hatimu?
Bodoh, ya, aku? Mengapa pikiran-pikiran jahat itu menghantuiku.
Aku lelah dengan jalan pikirku.
Tapi, Tuan, aku juga tak mengerti mengapa aku cemburu dan mengapa aku sesedih itu, juga mengapa aku berpikir begitu. Memangnya ini artinya rasa sayang ya?