Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Hukuman Paling Berat
3
Suka
2,310
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Menurutmu, apa hukuman paling berat untuk seorang manusia hidup?"

Tiba-tiba saja, Rumi berkata seperti itu, aku tahu dia sedang merasa rendah diri lagi.

"Wah, apa ya? Kok tiba-tiba pertanyaannya kayak begini? Kamu nggak papa, 'kan?"

Aku berusaha mendinginkan pikirannya, berbahaya jika dia sudah seperti ini. Aku diam-diam menyembunyikan benda-benda tajam.

"Bisa dibilang iya, bisa dibilang juga tidak. Hhmm ...."

Perkiraanku sepertinya tidak melenceng kali ini.

"Sepertinya terlalu sulit, ya? Hidup sepertinya terlalu menekan kamu, tapi kamu tidak sendirian, kok. Bahkan orang yang kita kira baik-baik saja, dia sedang menyembunyikan luka yang berusaha dia sembuhkan. Jadi jangan terus menempatkan diri kamu untuk orang lain salahkan, aku sayang kamu, tolong hanya ingat itu saja."

Aku memegang tangan Rumi, dia harus tau, aku akan selalu ada.

"Aku tidak apa-apa, Abi. Aku hanya berpikir ... aku hanya merasa bersalah, dan itu sudah menjadi salah satu hukuman terberat dari segala jenis bentuk hukuman yang ada di dunia ini," ucapnya penuh duka.

"Kenapa hanya kamu yang merasa bersalah? Memangnya mereka juga tak membuat hal yang sama terhadapmu. Dengan membuat mata cantikmu bengkak seperti saat ini." Aku mengusap kelopak matanya lembut, matanya terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. "Mereka juga patut untuk meminta maaf terhadapmu, mereka tidak tau kamu seperti apa, berjuangnya seperti apa, hidupmu seperti apa, mereka juga tidak tau, kamu sedang berusaha menyembuhkan diri. Jadi, kenapa hanya perasaan mereka yang kamu pedulikan, mereka tak seharusnya menempatkan diri sebagai korban atas masa lalu mereka, kemudian menyalahkan orang lain, hanya karena satu kesalahan kita."

"Huh, aku tidak tau, semua itu masih abu-abu, dan betul rasa sakitnya ...."

Air matanya kembali lagi menetes.

"Sudah, kamu tidak sadar, mereka pengaruhi hal buruk sama kamu. Kamu padahal sudah berusaha bersikap baik, kamu juga berusaha berbicara dengan banyak orang, padahal kamu takut dengan mereka. Kamu tidak sadar ya, mereka yang membuat kamu terlihat jahat, mereka yang menggiring kamu untuk berselisih paham, padahal kamu hanya coba mencairkan suasana dan hanya ingin menyuarakan pendapat. Mereka sendiri yang sudah gertak kamu untuk berhenti dan abaikan yang lain."

Aku terlalu tau dirinya, dia selalu membagi apa pun kepadaku, dan aku ingin dia terus membaginya denganku.

"Benar, tapi aku tetap jahat," ujarnya, pilu.

"Jika kamu yang hanya melakukan sekali kesalahan, dianggap jahat, lalu apa jabatan yang pantas untuk mereka yang menghakimi kamu tanpa mereka tahu alasannya? Aku tidak paham, kenapa ketidaktahuan seseorang bisa membuat mereka menjatuhkan orang lain. Kamu boleh merutuki nasib, tapi cukup sampai di sini, ayo bangkit lagi, sia-sia saja usahamu selama ini, jika kamu membiarkan orang lain menekanmu seperti ini. Bangkit lagi, meskipun orang lain tak peduli dengan usahamu, setidaknya orang yang diam-diam mendukungmu tanpa sepengetahuan kamu, merasa sedikit lega dan bangga padamu. Ayo bangkit, ada aku di sini."

Aku tersenyum, mendekap dirinya yang sedang kalut karena perasaan bersalahnya. Aku harap dia bisa tenang kembali, Rumi terlalu mencemaskan orang lain, tanpa mempedulikan hatinya yang hancur.

"Tetaplah berpikir positif, meskipun orang lain menjatuhkan rasa percaya dirimu," kataku.

"Mereka tetap yang paling berharga untukku, jadi ketika aku membuat salah terhadap mereka, aku merasa sudah keterlaluan. Aku harap ada hati lapang, dan mereka membuka pintu maaf untukku. Aku hanya ingin meminta maaf, tanpa harus dijatuhkan lagi. Semoga mereka berbesar hati dan memberi pengertian terhadapku. Nasihat dan peringatannya sudah menyadarkanku, tapi mudah-mudahan mereka juga mengerti, aku juga butuh waktu untuk menyendiri."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Hukuman Paling Berat
Yutanis
Flash
Harmonika Tua
Sugiadi Azhar
Novel
Bronze
SYEMA WEGARI
Elisabeth Purba
Novel
Bronze
Sabda Sabda Cinta (Buku Pertama)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Twenty Five Hours
Dian N Khan
Novel
Bronze
HABROMANIA
Haniā¤
Novel
Mauliate Gendis
Fitri Handayani Siregar
Novel
Bronze
Ankle Breaker Origin
Dhimas Ardhio
Flash
Cinta di Negeri 1001 Malam
annastasia
Flash
Memories
Rahara Meraki
Flash
Bronze
Jejak Kaki Kecil di Tanah Haram
CICIAIRA
Flash
One Day
Azmi1410
Novel
Bronze
Garis Hitam
Ryo Meta Olympia
Flash
Surat Misterius
Diba Tesi Zalziyati
Novel
Antara Kamu dan Guru BK
Mustofa P
Rekomendasi
Flash
Hukuman Paling Berat
Yutanis
Cerpen
Bronze
I Have Nothing
Yutanis
Novel
Bronze
EGOIS
Yutanis
Flash
Kejar Woi, Kejar!
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Laras Hebat!
Yutanis
Cerpen
Bronze
REKAM
Yutanis
Flash
TERDAKWA
Yutanis
Flash
Tolong Lihat Aku
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Novel
BANDUNG TERUNGKAP
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Cerpen
Bronze
Balada Tempat Sampah
Yutanis