Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Gadis bermata coklat gelap itu menghembuskan napas dalam gerakan samar. Kemudian bangkit dari kursi tunggu untuk segera menuju lambung burung besi.
Langkahnya memang ringan. Sembari bercanda dengan rekan-rekan seperjalanan. Namun hatinya, tak seringan tawa yang tercetak jelas di bibirnya.
Ada raga yang harus dia tinggalkan. Pun hati yang selalu dia rindukan. Tapi titah surat tugas surga atas dirinya tak bisa dibantah. Dia harus memenuhi takdirnya untuk terus melangkah, berjuang dan bertahan demi hidup yang pantang redup.
Bandara memang bukan hal yang baru baginya. Tapi setelah burung besi ini mengantarnya dengan selamat sampai ke negeri di seberang sana, tentu saja semua ini tak lagi sama.
Setelah melihatnya makin menjauh. Aku kembali pada diriku. Yang juga berstatus sebagai penumpang tapi beda tujuan. Aku pergi ke salah satu kota di negeri benua Selatan bersama seperangkat kamera.
Sementara dia, ke tempat Burj Khalifa berada dengan visi masa depan yang lebih cerah.
"Dubai."
Jawabnya saat kubertanya, tadi.
Sembari tersenyum tulus dari hati.
Ya, kami sempat berbincang, sebelum saling meninggalkan.