Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku Bungkam
0
Suka
2,608
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Jika ada kata yang bisa kuucapkan kali ini mungkin saja air mata pasti ikut meluruh juga. Hatiku sesak. Dada terus tersayat rasanya. Pikiranku penat sekali, seakan beban terpikul hanya olehku. Tapi, apa boleh buat saat mulut membisu. Tak ada sepatah kata bisa ku jelaskan kali ini. Semua runyam, amarah terus membuncah menjadi gumpalan yang kian hari menyulutkan diriku ketika berhadapan sosok itu.

"Durhaka kamu!! Semakin hari anak tidak tau sopan kepada orangtua!" Rasanya, aku ingin berteriak kalau semua yang kulakukan karnanya. Karena semua tindakan dirinya yang sama sekali tak ingin disalahkan.

Aku ini anak. Setiap anak tak ingin melihat ibunya menderita, bahkan tak tega juga melihat sang pahlawannya hidup sendirian. Namun, dia, kebohongannya harus sudah diselesaikan. Tindakannya dahulu harus dihentikan. Asusila yang dilakukannya benar-benar tidak dapat dibiarkan.

Terkadang aku bertanya, mengapa kejadian delapan belas tahun lalu masih teringat jelas di kepalaku? Kenapa juga aku mengingat detail kejadian itu? Aku tak suka, jika teringat itu setelah mengetahui apa saja yang diperbuat pahlawanku membuatku selalu ingin marah. Bahkan untuk mempercayainya lagi sulit bagiku.

Jika ada yang bilang, seseorang itu bisa berubah saat menemukan titik hidayahnya. Lagi, apakah ia bisa? untuk saat ini saja hubungan diriku dengannya malah semakin mengerucut kepada titik selesai. Harusnya.

Tapi apalah dayaku. Hati nuraniku masih tak tega ketika melihatnya sakit, tubuh yang kian renta, kerutan keriput semakin jelas tergambarkan, juga rambut berwarna putih kini sangat jelas sekali, tak tega lagi ketika melihat dirinya kesulitan memakan sesuatu saat gigi kuatnya telah habis termakan usia. Bagaimana bisa aku membiarkannya jika melihat kondisi seperti itu? Jasanya pasti melekat dalam perjalanan hidupku.

Lagi-lagi, kesalahannya pasti membuatku kecewa. Tapi hati ibu, alangkah besar sekali. Dua puluh lima tahun dirinya bertahan menutupi luka yang tak ada sembuhnya akibat terus tergores hingga detik ini, aku memintanya cukup. Cukup sampai sini atas seluruh kesakitan yang dia derita.

Jika pergi adalah kebaikan untuk kewarasannya, maka pergilah. Tenangkan dirimu juga damaikan hatimu. Walau sesak rasanya berada jauh darimu tapi aku lega, tak melihat air matamu terus jatuh setiap harinya

Tak ada rumah yang sempurna, pastinya ada celah kecil hingga mengakibatkan kebanjiran ketika hujan lebat. Seperti kehidupan rumah tangga tak sepenuhnya sempurna walaupun telah menemukan orang yang tepat, akan ada masalah yang datang untuk menguji sampai mana kapal ini mengarungi kehidupan. Jika yakin semua bisa dijalani perlahan maka setiap kapal itu akan sampai pada tujuannya namun semua akan berbalik saat ego menguasi penumpang kapal itu. Antara masalah yang tak kunjung terpisahkan hingga menyudahinya atau tak memilih berangkat dalam kapal yang sama dari awal.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@Lisna sip. 😁
@egidperdana89 : Iya kak betul hanya satu paragraf.
Mohon maaf. 🙏 ini sengaja hanya satu paragraf? Dari ceritanya sendiri bagi saya dalam.
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Burung dan Awan
Eko Hartono
Skrip Film
WOMANS
I | N
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Novel
Kopi Semalam
archavlio
Novel
Bronze
DURHAKA (KUTUK dan SENGSARA)
KUMARA
Novel
Awan Tanpa Rupa
ANCALASENJA
Novel
Bronze
MENUNGGU: Akhir Kisah Kita
Nurita
Novel
Dear AS[Abun Sungkar]
Nur Fitriani
Novel
Bronze
Dunia Alina
Prasanti Ayuningtyas
Novel
Bronze
Saranghaeyo
Karin dan Arum
Novel
Bronze
We Need Shelter
winda aprillia
Flash
Bronze
Bye-Bye Suami Miskinku
silvi budiyanti
Flash
Diculik Jodoh
Binar Bestari
Novel
Bronze
Half of Lemon
Sinta Yudisia
Novel
Bronze
Catatan Harian Para Pembohong
hidayatullah
Rekomendasi
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Flash
Bronze
Tentangmu
Lisnawati
Novel
Bronze
25 TAHUN PERNIKAHAN
Lisnawati
Flash
Kata orang, jangan berhenti di satu titik.
Lisnawati
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Novel
Bronze
You Are Too LATE
Lisnawati
Cerpen
Buku Berbeda
Lisnawati
Flash
Bronze
KEBETULAN
Lisnawati
Cerpen
Bronze
Pulang
Lisnawati
Novel
PERPANJANG KONTRAK
Lisnawati
Novel
Aku sepi setelahmu
Lisnawati
Flash
ZONA NYAMAN BUKAN ZONA AMAN
Lisnawati
Flash
Setahun berlalu
Lisnawati
Flash
Hai, Apa kabarmu?
Lisnawati