Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Aku Bungkam
0
Suka
20,195
Dibaca

Jika ada kata yang bisa kuucapkan kali ini mungkin saja air mata pasti ikut meluruh juga. Hatiku sesak. Dada terus tersayat rasanya. Pikiranku penat sekali, seakan beban terpikul hanya olehku. Tapi, apa boleh buat saat mulut membisu. Tak ada sepatah kata bisa ku jelaskan kali ini. Semua runyam, amarah terus membuncah menjadi gumpalan yang kian hari menyulutkan diriku ketika berhadapan sosok itu.

"Durhaka kamu!! Semakin hari anak tidak tau sopan kepada orangtua!" Rasanya, aku ingin berteriak kalau semua yang kulakukan karnanya. Karena semua tindakan dirinya yang sama sekali tak ingin disalahkan.

Aku ini anak. Setiap anak tak ingin melihat ibunya menderita, bahkan tak tega juga melihat sang pahlawannya hidup sendirian. Namun, dia, kebohongannya harus sudah diselesaikan. Tindakannya dahulu harus dihentikan. Asusila yang dilakukannya benar-benar tidak dapat dibiarkan.

Terkadang aku bertanya, mengapa kejadian delapan belas tahun lalu masih teringat jelas di kepalaku? Kenapa juga aku mengingat detail kejadian itu? Aku tak suka, jika teringat itu setelah mengetahui apa saja yang diperbuat pahlawanku membuatku selalu ingin marah. Bahkan untuk mempercayainya lagi sulit bagiku.

Jika ada yang bilang, seseorang itu bisa berubah saat menemukan titik hidayahnya. Lagi, apakah ia bisa? untuk saat ini saja hubungan diriku dengannya malah semakin mengerucut kepada titik selesai. Harusnya.

Tapi apalah dayaku. Hati nuraniku masih tak tega ketika melihatnya sakit, tubuh yang kian renta, kerutan keriput semakin jelas tergambarkan, juga rambut berwarna putih kini sangat jelas sekali, tak tega lagi ketika melihat dirinya kesulitan memakan sesuatu saat gigi kuatnya telah habis termakan usia. Bagaimana bisa aku membiarkannya jika melihat kondisi seperti itu? Jasanya pasti melekat dalam perjalanan hidupku.

Lagi-lagi, kesalahannya pasti membuatku kecewa. Tapi hati ibu, alangkah besar sekali. Dua puluh lima tahun dirinya bertahan menutupi luka yang tak ada sembuhnya akibat terus tergores hingga detik ini, aku memintanya cukup. Cukup sampai sini atas seluruh kesakitan yang dia derita.

Jika pergi adalah kebaikan untuk kewarasannya, maka pergilah. Tenangkan dirimu juga damaikan hatimu. Walau sesak rasanya berada jauh darimu tapi aku lega, tak melihat air matamu terus jatuh setiap harinya

Tak ada rumah yang sempurna, pastinya ada celah kecil hingga mengakibatkan kebanjiran ketika hujan lebat. Seperti kehidupan rumah tangga tak sepenuhnya sempurna walaupun telah menemukan orang yang tepat, akan ada masalah yang datang untuk menguji sampai mana kapal ini mengarungi kehidupan. Jika yakin semua bisa dijalani perlahan maka setiap kapal itu akan sampai pada tujuannya namun semua akan berbalik saat ego menguasi penumpang kapal itu. Antara masalah yang tak kunjung terpisahkan hingga menyudahinya atau tak memilih berangkat dalam kapal yang sama dari awal.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (3)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bintang untuk Andini
Dinar sen
Flash
Bronze
Nyaris
Gia Oro
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Flash
KECEWA
Yutanis
Novel
Pelangi Ku Berbeda
Indah Budiarti
Novel
Kita di Masa Depan
Mahestha Rastha Andaara
Novel
Gold
Frederica
Noura Publishing
Skrip Film
Katakan (Script)
Siji Getih
Novel
MESSY VE
Canes
Novel
Bronze
Imperfection : Fight to Be Fine
Andieran
Novel
Stasiun Baru
Topan We
Flash
Bronze
Haji tanpa Gelar
Sulistiyo Suparno
Novel
RIFAYYA
Humairoh
Flash
Senandika: Di Antara Sunyi yang Menyebut Namamu
Ika nurpitasari
Skrip Film
Beauty Of Mercy
Jordi Dharmawan Wijaya
Rekomendasi
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Skrip Film
Satu Cara Untuk Pergi
Lisnawati
Flash
Bronze
KEBETULAN
Lisnawati
Flash
ZONA NYAMAN BUKAN ZONA AMAN
Lisnawati
Cerpen
Bronze
Setelah Kematianku
Lisnawati
Flash
Di Kafe Kala Ini
Lisnawati
Flash
Titik Nadir
Lisnawati
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Flash
Bronze
Menunggu Moment
Lisnawati
Flash
Bronze
Tentangmu
Lisnawati
Cerpen
Buku Berbeda
Lisnawati
Novel
Bronze
25 TAHUN PERNIKAHAN
Lisnawati
Novel
Bronze
You Are Too LATE
Lisnawati
Flash
Bronze
Kata orang, jangan berhenti di satu titik.
Lisnawati
Flash
Setahun berlalu
Lisnawati