Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Laras Hebat!
5
Suka
7,313
Dibaca

Aku melihat dia berlari, tak seperti biasanya, dia berlari begitu kencang, bahkan tidak mempedulikan kakinya yang sedang cedera. Mau ke mana dia? Ada apa dengan dia sebenarnya? Ini tidak bisa dibiarkan, hujan deras seperti ini tidak baik untuknya, dia sangat ringkih.

"Laras, mau ke mana lu?"

Dia tidak menjawab, bahkan menoleh pun tidak, apa hujan menyamarkan teriakanku?

"Laras...!" panggilku lagi, kali ini lebih keras dari yang pertama.

Dia masih berlari, bahkan tidak mempedulikanku yang jelas-jelas mengejarnya. Hei, dia pergi ke arah gedung, mau apa dia?

"Laras, lu nggak boleh ke sana, bahaya!"

Gedung itu sedang ada perbaikan, sangat berbahaya jika dia pergi ke sana, hujan-hujan pula.

"Berhenti lu, nggak usah ikutin gua!" teriaknya, tanpa menoleh ke belakang.

Aku masih mengikutinya, sekarang kami sama-sama sudah berada di tangga darurat. Aku sepertinya tau tempat yang menjadi tujuannya, tapi semoga bukan melakukan apa yang aku takutkan.

"Laras, berhenti! Bahaya, jangan gegabah, ini masih perbaikan, Laras!"

"Gua nggak peduli!"

Tak terasa, kami sudah berada di ujung tangga terakhir, dia berhenti tepat di depan pintu dengan tulisan "EXIT" berwarna hijau.

Dia membukanya, dan berlari keluar, aku buru-buru mengikutinya.

"Laras!"

Dia sudah berdiri di ujung pembatas gedung, kami berada di ketinggian, dia melirik ke bawah. Aku dengar dia menangis, air matanya menyatu dengan derasnya hujan.

"Berisik, lu! Udah gua bilang, jangan ikutin gua! Keluar lu dari sini! Gua mau mati!"

"Nggak, Laras, lu jangan bodoh, ini bukan diri lu. Turun, Laras!"

"Tau apa lu tentang gua?! Dari mana lu nyimpulin ini bukan gua?! Lu nggak tau apa-apa, nggak usah sok peduli!"

"Gua tau segalanya tentang lu, gua peduli sama lu!"

"Bohong! Lu sama aja kayak mereka, lu sama aja kayak orang-orang munafik itu, cuman nerima gua kalo ada maunya! Tapi, ketika gua seperti ini, kalian ninggalin gua! Kalian nggak mau anggap gua!"

"Astaga! Laras, gua peduli sama lu, mau lu kayak dulu atau pun sekarang, di mata gua, lu masih sama, lu pelari yang hebat, peraih medali emas, membanggakan keluarga. Lu masih sama, Laras!"

"Gua bukan lagi pelari! Gua cacat!"

"Nggak, lu masih pelari! Buktinya lu masih sanggup lari kenceng dan sampe ke atas sini!

"Lu bohong! Lu cuman mengasihani gua aja, nggak ada lagi yang tulus sama gua! Gua mau mati aja! Gua nggak butuh sama kaki ini lagi! Gua nggak butuh sama hidup ini lagi!"

"Nggak ada yang bakal berubah meskipun lu mati! Lu malah akan lebih kesiksa!"

"Dari mana lu tau, gua akan lebih tersiksa?"

"Terus, lu emangnya tau apa yang akan terjadi setelah lu lompat dari sini?"

"Gua akan mati, Bram! Mati! Ujungnya ke sana, gua tau itu!"

"Emang lu sanggup? Lu sanggup sendirian di sana? Kalo lu sanggup, silakan lu loncat aja, mumpung masih hujan, biar darah lu cepet bersih dibawa hujan."

Dia terlihat bimbang, mengintip ke bawah gedung, yang kupastikan sudah banyak genangan air. Hujan kali ini sangat deras, aku juga tak menyangka akan turun hujan di tengah kemarau panjang.

"Kenapa malah diem? Lu ragu?"

"Lu berisik, Bram!"

"Lu nggak anggap gua, Laras? Lu nggak anggap orang-orang yang masih dukung lu? Kenapa lu malah peduliin mereka yang hujat lu, Laras? Apa mereka lebih penting dari gua? Apa mereka lebih penting dari orang-orang yang dukung lu, Laras?"

Hatiku sakit mengatakannya, aku tau pasti lebih pelik hidup Laras setelah kejadian nahas waktu itu. Tapi, tak seharusnya dia berpikir pendek seperti itu.

"Kalo lu masih mau bertahan, sebentar aja, lu akan dapetin lagi semua perhatian orang-orang. Kalo lu mau bertahan, setidaknya lu nggak perlu mati sendirian. Lu masih bisa bergantung sama gua, lu masih bisa repotin gua."

Dia mundur satu langkah, hatiku lega melihat pergerakannya. Bukan hanya mundur, bahkan dia juga membalikkan tubuhnya, dan kami saling adu tatap. Dia mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata dan air hujan.

"Lu yakin, gua akan kembali diterima lagi?"

Aku mengangguk cepat, meyakinkan dirinya dengan sangat antusias. "Bahkan, kalo yang lain nggak peduli eksistensi lu, setidaknya masih ada gua, yang akan tunggu lu siap buat kembali ke puncak lagi."

"Laras! Ya Tuhan, anakku! Anak ibu, turun, Nak!"

Suara parau seorang wanita paruh baya, mengejutkan kami. Aku tidak sadar dengan kedatangan banyak orang di belakangku.

"Laras! Kamu hebat, Nak! Ayo kembali, Nak, pulang dengan ibu. Ibu bangga padamu, kamu berbakat. Ayo pulang, Nak."

"Lu liat, Laras? Masih banyak yang peduli sama lu, lu nggak pernah sendirian, masih banyak orang yang butuh kehadiran lu. Ayo, Ras, ikut gua, kita pulang sama-sama, berjuang lagi, gua temenin."

Laras tak banyak berkata, ia berjalan menghampiriku, aku sigap memeluknya. Ibunya berlari membawa kursi roda.

Dalam hidup kita itu, pasti akan menemui titik paling rendah, pasti juga sempat hilang arah, bahkan ingin menyerah. Tapi, menurutku itu wajar, karena itulah hidup. Makna yang kita cari-cari, sedikit demi sedikit akan terbentuk dengan perjuangan dan kesempatan yang kita dapat.

Laras bukan tidak tau akan konsekuensinya, dia amat tau, dia juga bukan haus akan validasi, hanya saja, sejatinya sebagai seorang manusia, kita tentu ingin merasakan bahwa kehadiran kita di dunia, dibutuhkan dan diharapkan.

Dukungan dan harapan orang banyak, merupakan hal yang paling lumrah dibutuhkan oleh Laras, mungkin juga oleh mereka-mereka yang sedang terpuruk hidupnya.

Nanti, ketika kita mendapati orang terdekat kita mengalami hal yang serupa, tolong rangkul dia, dan pastikan jika dirimu masih membutuhkan kehadiran dirinya.

Laras kembali ke pelukanku, bukan karena teriakan-teriakanku, tapi karena tekadnya yang dulu kembali lagi, kepercayaannya yang dulu ia raih lagi, dan bukan tanpa konsekuensi dia memilih untuk kembali kepadaku.

Laras hebat!

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@iramadan : ❤❤❤
@semangat123 : Terima kasih, Kak🙏 Terima kasih banyak sudah mampir❤
Bagus. Suka dengan endingnya :)
@darmalooooo : Hallo, Akak.. Terima kasih sudah berkunjung.. 🤗🤗🤗
😍😍😍
Rekomendasi dari Drama
Novel
Maya Laiden
S. Po Singki
Flash
Laras Hebat!
Yutanis
Flash
Mantan yang tak Pernah Pergi
Mario Matutu
Novel
Bronze
Love Scalpel
Shigeyuki Zero
Novel
Bronze
MEMOAR SANG PENULIS
Ratna Ning
Cerpen
Rumah Kedua
Dede Yusuf Iskandar
Novel
Bipolar Buddha
Kirana Aisyah
Novel
SBMPTN
zae_suk
Novel
Jalan Setapak Menuju Rumah
Rafael Yanuar
Novel
Rumah yang Tak sempurna
Yulian Juli
Flash
Cito
Desy Andriyani
Cerpen
Bronze
OUR LAST STORY
Mell Shaliha
Novel
GENOSIDA
My Lady
Novel
Portal-Portal Menuju Patah
Firdhaniaty Rachmania
Skrip Film
Persona (Script)
Imajiner
Rekomendasi
Flash
Laras Hebat!
Yutanis
Novel
Bronze
EGOIS
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Cerpen
Belenggu yang Memudar Dimakan Zaman
Yutanis
Novel
Musang Betina Berbulu Ayam
Yutanis
Cerpen
Tidak Ada Doa Panjang Umur
Yutanis
Cerpen
Balada Tempat Sampah
Yutanis
Flash
Hukuman Paling Berat
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan (End)
Yutanis
Flash
Kejar Woi, Kejar!
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Cerpen
ELIZA: Ups, Aku Ketahuan!
Yutanis
Flash
Tolong Lihat Aku
Yutanis
Flash
KECEWA
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis