Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kepalamu diisi kebisingan akan hal-hal yang tak mau kau urusi.
Terbesit dalam benakmu bahwa hilangnya mereka didahului dari hilangnya dirimu terlebih dahulu.
Dan kedatanganku yang tak kau jemput hadir dalam benakmu.
Menyapa duka, seolah membuka luka lama.
Kau tanya aku, apa aku nyata atau hanya bualan fana yang dibuat oleh fatamorgana yang kau harap hilang dari benak ramaimu.
Aku bingung pada umpama kata-katamu.
Aku? Fana?
Kau tau aku menyentuh pipimu, yang kau temukan benci pada lapisan luarnya.
"Jangan."
Tolakmu. Loh, memang kenapa? Aku tak mengerti goresan luka yang tak kau timbulkan sendiri mengapa menjadi salahmu?
Ku belai lembut pipimu. Aku tak peduli bagaimana kau memandangku. Aku hanya ingin menunjukkan eksistensiku.
Maka, dari kepala bisingmu, atau bisik yang memenuhi seluruh benakmu.
Izinkan aku menyelinap masuk, mengibas kuat kabut yang menutupi dirimu.
Biarkan belaian kasihku memenuhi relung hatimu
Maka, Tuan, jangan kau anggap aku bagian fana layak bising pada pikirmu.
Jangan kau samakan suaraku seakan jeritan pada telingamu.
Aku nyata adanya
Lihatlah keberadaanku
Rasakan kehadiranku
Aku di sini, tidak dalam kepalamu
Aku di depanmu, bersamamu.